Sutradara Upie Bicara Teknologi dalam Mendukung Realisasi Imajinasi Para Sinematografer

Dunia kian bertumpu pada teknologi. Tidak hanya kebutuhan hiburan, teknologi juga mendukung para kreator berkreasi hingga mencari cuan. Dalam dunia sinematografer, imajinasi memang menjadi hal penting. Namun, pengimplementasian imajinasi kreator bisa sangat terdukung dengan pemanfaatan teknologi yang makin mendukung.

Hal itu dirasakan oleh Upie Guava, sutradara dan sinematografer yang terkenal dengan hobinya pada dunia sci-fi. Menurut Upie, era industri kreatif saat ini sudah kian melebur, di mana sinematografer, film maker, YouTuber, animator, dan lainnya sudah bersaing nyata dalam kategori profesional dan amatir. Peleburan tidak hanya terjadi pada konteks profesi, tetapi juga industri hiburan yang kian bersentuhan.

Baca juga: Profil Sinematografer Ical Tanjung tentang Film, Proses Berkarya, dan Keluarga

“Teknologi game dalam dunia film saat ini sudah sangat terasa. Teknologi tidak hanya terpakai di dalam dunia game, begitu pun film-film yang suka saya buat. Membuat industri kreatif kita sudah sangat sehat karena kehadiran akses yang sama dengan  orang di berbagai belahan dunia,” ungkap Upie dalam Peluncuran NVIDIA GeForce RTX 40 Series pada 8 Februari 2023.

Semangat dari berbagai industri dan profesi ini semakin maksimal didukung dengan kehadiran teknologi yang semakin cepat dan imersif. Upie menyebutl, teknologi sangat mendukung ide-ide liar dalam industri kreatif. Tantangannya saat ini adalah perang gagasan.

Perkembangan teknologi Artficial Intelegence (AI) semakin mudah diakses membuat adu kreatif tidak terletak pada persoalan teknis lagi, tetapi lebih jauh tentang beradu imajinasi dengan perangkat teknologi yang mumpuni.

Misalnya, film maker tak perlu jauh-jauh datang ke lokasi syuting yang jauh demi satu atau dua scene. Teknologi mixed reality bisa membuat segalanya jauh lebih mudah, tinggal bagaimana kreator mengkreasikan wujud idenya tersebut.

“Sudah banyak teknologi yang mendukung, saatnya kita menghadapi tantangan imajinasi dan kreasi di antara kreator,” kata Upie.
 
Selain soal imajinasi, Upie menyebut tantangan lain bagi pembuat film sci-fi adalah tuntutan spesifikasi teknologi software dan hardware dengan performa stabil, tidak memiliki banyak risiko, dengan daya tahan yang baik. Menariknya, kecanggihan teknologi ini hanya menyentuh profesional, tetapi juga kreator amatir.

Dukungan pun dihadirkan banyak perusahaan teknologi. Salah satunya NVIDIA yang baru saja meluncurkan NVIDIA GeForce RTX 40 Series, VGA yang mendukung performa komputer lebih cepat dan kompatibel. Misalnya, fitur NVIDIA Broadcast untuk streamer dan YouTuber, NVIDIA Canvas untuk para illustrator, NVIDIA Studio yang mendukung para film maker, hingga Omniverse sebagai platform kerja virtual penggiat industri kreatif di berbagai tempat.

NVIDIA mencoba menyamaratakan akses kreasi lewat sebuah akses PC. Khusus mendukung kerja industri periflman,  fitur-fitur dibuat agar kreatornya mampu mendapatkan fasilitas setara dengan film-film Hollywood, meski hanya dengan PC rumahan. Dengan spesifikasi yang cukup, keterbatasan film maker menggarap film-film sci-fi setara karya di Hollywood tak lagi menjadi hambatan.

Baca juga: Seram, Nope Hadirkan Sinematografi Horor yang Nyata

“Teknologi XR misalnya, itu sangat membantu film maker merealisasikan imajinasinya. Secara perangkat juga teknologinya sudah layak dan efisien termasuk dalam persoalan waktu. Tantangannya tinggal bagaimana membuat film dengan metode mirip  game, tapi harus meet expectation dengan ekspektasi visual yang berbeda,” jelas Upie.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)