Ilustrasi bermain gim (Sumber gambar: Freepik)

Game Play to Earn, Dulu Tenar Sekarang Mulai Ditinggalkan

08 February 2023   |   16:15 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Jenis gim play to earn kerap dianggap sebagai model bisnis gaming masa depan. Melalui gim play to earn, para pemain bisa memainkan gim kesukannya sekaligus mendapatkan pendapatan dari hal tersebut. Sekilas, konsepnya tampak menarik.

Model ini dalam dua tahun terakhir menjadi sangat populer. Namun, hingga kini gim play to earn yang umumnya menggunakan basis ekonomi kripto itu masih belum menjadi mainstream hingga hari ini.

COO Good Games Guild Wilsen Tiomajaya mengatakan bahwa konsep play to earn populer di jenis gim Web3. Namun, salah kaprah bisa semua gim Web3 menerapkan konsep play to earn.

Play to earn merupakan usaha marketing yang digunakan oleh beberapa developer gim Web3 pada fase awal. Hal itu kemudian menciptakan kesan seolah-olah semua gim Web3 menggunakan hal serupa.

Baca juga: Albion Online Luncurkan Server Albion East Khusus Untuk Gamers Asia Pasifik

“Seiring berjalannya waktu, ternyata play to earn tidak terlalu berjalan dengan baik. Terlebih, industri ini sedang berada di bear market,” ujar Wilsen saat ditemui Hypeabis.id seusai Seminar UniPin x PBESI, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat ini, sebagian besar developer kembali beralih ke konsep free to play. Dengan menggratiskan gim, developer bisa mendapatkan jumlah pemain yang lebih banyak.
 

Ilustrasi bermain gim (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi bermain gim (Sumber gambar: Freepik)


Untuk mendapatkan keuntungan, para developer akan mengeluarkan NFT khusus yang bisa dibeli oleh pemain. Dengan memiliki item NFT tertentu, pemain bisa mengakses fitur-fitur premium dan keuntungan lain yang membantunya dalam bermain gim. Proses transaksi tersebut diperkirakan masih akan menggunakan kripto.

Dalam perkembangan Web3, konsep ekonomi memang masih menjadi hal yang sangat diperhatikan. Selain menciptakan gim yang bagus, tetapi harus menyeimbangkan proses ekonomi di dalamnya.

Sebab, Web3 memiliki fitur  aset, seperti token dan NFT. Oleh karena itu, developer mesti menyediakan nilai tertentu agar dua hal ini bisa berharga.

Namun, Wilsen menyarankan agar pemain tidak mengharapkan keuntungan dan pendapatan dari bermain Web3. Sebab, konsep play to earn dalam beberapa terakhir memang masih belum disambut baik oleh masyarakat.

“Ke depan, sebaiknya bermain gim Web3 yang kita suka, bisa karena gameplay yang menarik, grafis, atau tipe. Jangan bermain gim Web3 untuk mendapatkan return,” imbuhnya.

Sebab, bermain gim sebenarnya adalah untuk mencari kesenangan. Jika di awal sudah menghasilkan kebahagiaan, pemain umumnya mau melakukan apa pun untuk mewujudkannya.

Misalnya, untuk mendapatkan fitur premium, pemain akan rela membayar NFT tertentu agar bisa mengakses fitur tersebut. Namun, jika di awal pemikirannya hanya untuk mencari keuntungan, pemain akan sangat berhati-hati dalam membeli NFT atau fitur khusus karena memikirkan untung rugi.

Alasan tersebut kemudian membuat play to earn kurang berkembang. Terlebih, saat ini industri ini sedang berada di fase crypto winter.

Ke depan, fitur play to earn diprediksi akan makin ditinggalkan. Menurut Wilsen, gim free to play masih akan menjadi jenis yang banyak digunakan.

Namun, developer akan mencoba membagi market ke dalam dua kelompok. Selain versi gratis, developer akan menyediakan fitur-fitur khusus hingga turnamen bergengsi dengan hadiah yang lebih besar khusus bagi pemegang NFT di gim tersebut.

Baca juga: Memahami Game NFT, Begini Penjelasan & Contohnya

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Penyakit Terkait Saraf dan Otak Sering Dialami Kaum Millenial dan Gen Z, Ternyata Ini Pemicunya

BERIKUTNYA

NCT Dream Akan Rilis Single Berjudul Best Friend Ever, Liriknya Bercerita tentang Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: