Menyingkap Imaji Sejarah Lewat Visual Fotografi di Matawaktu
07 February 2023 |
11:00 WIB
Pembukaan Pameran 3 Menguak Tabir
Selain menyediakan kebutuhan riset, Matawaktu juga memiliki galeri bernama Tabir Mata Waktu yang berlokasi di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan. Galeri tersebut berfungsi untuk mengakomodasi karya-karya visual agar dapat diapresiasi langsung oleh publik.Adapun, untuk peresmian galeri tersebut digelarlah pameran foto jurnalistik dengan tajuk 3 Menguak Tabir dari 13 Januari hingga 13 Februari 2023. Pameran tersebut menampilkan foto karya jurnalis Amerika Serikat, John "Johnny" Florea yang merekam perjalanan sejumlah tokoh pendiri bangsa saat melakukan lawatan ke berbagai daerah di Jawa pasca kemerdekaan.
John Florea bukanlah fotografer baru di dunia jurnalistik. Dia sebelumnya dikenal sebagai fotografer selebritas seperti Jane Russel dan Marilyn Monroe. Saat pecah perang dunia (PD) II lelaki asal Ohio itu bahkan turut meliput perang di Pasifik dan Eropa di majalah Life. Pengalamannya inilah yang yang membuat perdana Menteri Sjahrir mengizinkannya meliput pemerintahan baru Republik Indonesia.
Kolase arsip foto karya John Florea. (Sumber foto: Hypeabis.id/ Prasetyo Agung)
Uniknya, foto-foto yang dipamerkan merupakan cetakan asli karya Johnny yang menjadi koleksi Eka Putra Bhuwana. Arsip foto tersebut sebelumnya disimpan oleh ayah Eka yang pernah bertugas sebagai staf di Istana Kepresidenan semasa pemerintahan Presiden Soekarno. Total terdapat 20 foto yang menggambarkan imaji peristiwa kemerdekaan di tanah air.
Adapun, salah satu karya foto Johnny yang terkenal adalah saat tiga serangkai itu duduk di sebuah bangku rotan di halaman belakang rumah Presiden Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No 56. Foto tersebut diambil sekitar tiga bulan pasca kemerdekaan RI saat mereka sedang duduk membicarakan sesuatu dengan posisi tubuh yang cukup santai.
Imaji revolusi itu, oleh publik sebelumnya ditengarai hasil karya Mendur bersaudara,. Namun, setelah dilakukan kajian mendalam ternyata karya tersebut merupakan buah tangan Johnny. Pengungkapan fakta baru inilah yang juga menjadi contoh hasil riset dari yayasan Matawaktu untuk memberikan data sejarah baru pada publik.
Selain pameran foto, di Matawaktu pengunjung pun bisa menikmati berbagai arsip, pustaka, memorabilia, dan hasil penelitian yang dilakukan oleh organisasi tersebut mengenai riset terkait peristiwa sejarah visual dan fotografi di Indonesia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.