Hari Kanker Sedunia, Intip Sejarah Hingga Cara Memperingatinya
04 February 2023 |
13:57 WIB
Kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Setiap tahun, sekitar 9,6 juta orang meninggal akibat penyakit yang menginvasi dan merusak organ tubuh ini. Oleh karena itu, penyakit yang menjadi epidemi global ini sebisa mungkin harus dicegah dan pasien perlu mendapat penanganan tepat guna meningatkan harapan hidup.
Untuk mengingatkan kembali bahaya dan pentingnya perang melawan penyakit mematikan ini, maka setiap 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day). Hari ini sekaligus bertujuan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kanker, serta mendesak pemerintah juga individu di seluruh dunia untuk mengambil tindakan terhadap penyakit tersebut.
Baca juga: Ada Metode Baru Deteksi Dini Kanker Gratis dari Kemenkes, DKI Jakarta Jadi Pilot Project
Hari Kanker Sedunia lahir pada 4 Februari 2000 pada acara World Summit Against Cancer for the New Millennium, yang berlangsung di Paris. Diprakarsai The Union for International Cancer Control (UICC), para pemimpin dunia kala itu menandatangani dokumen bernama Piagam Paris.
Dokumen berisi 10 pasal tersebut menguraikan komitmen global untuk meningkatkan penelitian, pencegahan kanker, meningkatkan layanan pasien, meningkatkan kesadaran, dan mobilisasi komunitas global untuk membuat kemajuan melawan kanker. Pada pasal X Piagam Paris, secara resmi mendeklarasikan Hari Kanker Sedunia yang akan diperingati setiap 4 Februari.
Sejak saat itu, beberapa warna pun dipakai sebagai simbol untuk menandai jenis kanker dan mempromosikan perang melawannya. Sebagai contoh, pita oranye dipakai untuk menciptakan kesadaran akan kanker pada anak-anak, sedangkan pita merah muda dikaitkan secara global dengan kesadaran kanker payudara. Sementara itu, pita ungu menandakan pemulihan terhadap semua jenis kanker.
Tema Hari Kanker Sedunia berbeda dalam beberapa tahun. Jika pada 2021 tema yang ditetapkan adalah I Am and I Will, pada 2022-2024 tema yang di angkat adalah Close The care Gap. Tema ini memiliki tujuan mengajak semua pihak terkait menutup kesenjangan dalam perawatan kanker, termasuk skrining, deteksi dini, pengobatan, dan perawatan paliatif.
Ada beberapa jenis kanker. Pada pria, umumnya kanker yang ditemukan yakni kanker paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati. Sedangkan kanker payudara, kolorektal, paru-paru, serviks, dan tiroid paling umum ditemukan pada wanita.
Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab kanker, tetapi yang pasti ada faktor risiko yang dikaitkan. Risiko tersebut diantaranya penggunaan tembakau, penggunaan alkohol, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, hingga polusi udara.
Beberapa infeksi kronis juga disebut-sebut memicu kanker. Sekitar 13 persen kanker yang didiagnosis secara global dikaitkan dengan infeksi karsinogenik, termasuk Helicobacter pylori, human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus Epstein-Barr.
Virus hepatitis B dan C dan beberapa jenis HPV masing-masing meningkatkan risiko kanker hati dan serviks. Infeksi HIV secara substansial meningkatkan risiko kanker serviks.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan terhadap kanker dengan menghindari ragam faktor risiko tersebut. Jangan lupa pula untuk deteksi dini dan skrining agar jika ternyata menderita kanker, bisa ditangani segera dengan tepat, dan meningkatkan harapan hidup.
Buat postingan khusus di media sosial bahwa kamu peduli dan perang melawan kanker. Selipkan pesan pribadi tentang komitmen tersebut dan bagikan dengan dunia.
Baca juga: Peneliti Prancis Temukan Semut Berpotensi Digunakan Pada Deteksi Dini Kanker
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Untuk mengingatkan kembali bahaya dan pentingnya perang melawan penyakit mematikan ini, maka setiap 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day). Hari ini sekaligus bertujuan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kanker, serta mendesak pemerintah juga individu di seluruh dunia untuk mengambil tindakan terhadap penyakit tersebut.
Baca juga: Ada Metode Baru Deteksi Dini Kanker Gratis dari Kemenkes, DKI Jakarta Jadi Pilot Project
Sejarah Hari Kanker
Hari Kanker Sedunia lahir pada 4 Februari 2000 pada acara World Summit Against Cancer for the New Millennium, yang berlangsung di Paris. Diprakarsai The Union for International Cancer Control (UICC), para pemimpin dunia kala itu menandatangani dokumen bernama Piagam Paris. Dokumen berisi 10 pasal tersebut menguraikan komitmen global untuk meningkatkan penelitian, pencegahan kanker, meningkatkan layanan pasien, meningkatkan kesadaran, dan mobilisasi komunitas global untuk membuat kemajuan melawan kanker. Pada pasal X Piagam Paris, secara resmi mendeklarasikan Hari Kanker Sedunia yang akan diperingati setiap 4 Februari.
Sejak saat itu, beberapa warna pun dipakai sebagai simbol untuk menandai jenis kanker dan mempromosikan perang melawannya. Sebagai contoh, pita oranye dipakai untuk menciptakan kesadaran akan kanker pada anak-anak, sedangkan pita merah muda dikaitkan secara global dengan kesadaran kanker payudara. Sementara itu, pita ungu menandakan pemulihan terhadap semua jenis kanker.
Tema Hari Kanker Sedunia berbeda dalam beberapa tahun. Jika pada 2021 tema yang ditetapkan adalah I Am and I Will, pada 2022-2024 tema yang di angkat adalah Close The care Gap. Tema ini memiliki tujuan mengajak semua pihak terkait menutup kesenjangan dalam perawatan kanker, termasuk skrining, deteksi dini, pengobatan, dan perawatan paliatif.
Mengenal Kanker
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan kanker sebagai sekelompok besar penyakit yang bermula ketika sel abnormal tumbuh tak terkendali dan menyerang bagian tubuh yang berdampingan atau menyebar ke organ lain. Ketika sudah menyebar, risiko kematian akibat kanker sangat tinggi.Ada beberapa jenis kanker. Pada pria, umumnya kanker yang ditemukan yakni kanker paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati. Sedangkan kanker payudara, kolorektal, paru-paru, serviks, dan tiroid paling umum ditemukan pada wanita.
Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab kanker, tetapi yang pasti ada faktor risiko yang dikaitkan. Risiko tersebut diantaranya penggunaan tembakau, penggunaan alkohol, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, hingga polusi udara.
Beberapa infeksi kronis juga disebut-sebut memicu kanker. Sekitar 13 persen kanker yang didiagnosis secara global dikaitkan dengan infeksi karsinogenik, termasuk Helicobacter pylori, human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus Epstein-Barr.
Virus hepatitis B dan C dan beberapa jenis HPV masing-masing meningkatkan risiko kanker hati dan serviks. Infeksi HIV secara substansial meningkatkan risiko kanker serviks.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan terhadap kanker dengan menghindari ragam faktor risiko tersebut. Jangan lupa pula untuk deteksi dini dan skrining agar jika ternyata menderita kanker, bisa ditangani segera dengan tepat, dan meningkatkan harapan hidup.
Cara Memperingati Hari Kanker Sedunia
1. Tunjukkan Komitmen di Media Sosial
Buat postingan khusus di media sosial bahwa kamu peduli dan perang melawan kanker. Selipkan pesan pribadi tentang komitmen tersebut dan bagikan dengan dunia.2. Tantangan 5 K
Kamu bisa menjalani tantangan sepanjang 5 kilometer dengan berlari, bersepeda, berenang, berjalan kaki, dan hiking.3. Terangi Dunia
Terangi tempat, bangunan, atau monumen yang berkaitan dengan Hari Kanker Sedunia, dengan lilin dan pita simbol peduli dan melawan kanker. Kamu juga bisa berpartisipasi dalam kegaitan maupun kampanye terkait Hari Kanker.4. Advokasi untuk Tindakan
Tulis surat kepada partai politik atau pejabat untuk meminta mereka komitmen mereka, meningkatkan kesadaran publik, dan mengambil tindakan pada Hari Kanker Sedunia ini.5. Cari Tahu dan Sebarkan Informasi
Cari tahu lebih lanjut tentang kanker, bagaimana Anda dapat mengurangi risiko kanker, dan dampaknya terhadap orang yang kamu cintai, komunitas, dan dunia. Mulailah percakapan tentang kanker dengan keluarga, teman, maupun kolega untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker.Baca juga: Peneliti Prancis Temukan Semut Berpotensi Digunakan Pada Deteksi Dini Kanker
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.