Mom, Yuk Cukupi Mikronutrien untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak
25 January 2023 |
14:36 WIB
Setiap orang tua pasti ingin melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara normal. Hal itu bisa terwujud dengan selalu memberikan anak makanan dan minuman bergizi seimbang. Tanpa gizi seimbang, tumbuh kembang anak bisa terhambat hingga mengalami stunting.
Dalam laporan Status Gizi Indonesia (SSGI) Kemenkes, Indonesia masih menghadapi permasalahan stunting. Sebanyak satu dari empat anak di Indonesia mengalami stunting. Ada beberapa faktor yang mendasarinya, dari buruknya status gizi, anemia, kekurangan zat besi, menjadi penyebab angka stunting masih cukup tinggi.
Pakar Kesehatan Anak Cut Nurul Hafifah mengatakan, dalam masa pertumbuhan anak, orang tua mesti memastikan kecukupan gizi si buah hati. Selain itu, mereka juga perlu memenuhi asupan mikronutrien yang juga berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
Baca juga: Si Kecil Masuk Fase MPASI, Perhatikan 5 Hal Ini ya Moms
Mikronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Zat ini punya peran sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim, serta mengatur fungsi sistem imun.
“Oleh karena itu, jika kebutuhan mikronutrien tidak terpenuhi, anak menjadi rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan kemampuan kognitif yang kurang,” ujar Dokter Cut dalam webinar bertajuk Kombinasi Tepat Zat Besi & Vit C untuk Memaksimalkan Pertumbuhan si Kecil yang diadakan Danone Specialized Nutrition Indonesia dan Tentang Anak yang digelar baru-baru ini.
Dokter Cut mengatakan mikronutrien juga dapat membantu kesehatan anak, baik fisik maupun kognitif. Beberapa mikronutrien yang penting bagi anak ialah zat besi, kalsium, vitamin A, B, C, dan D.
Jika tidak tercukupi dengan baik, anak bisa mengalami masalah kesehatan tertentu yang berkaitan dengan defisiensi mikronutrien. Misalnya, anemia pada anak akibat kekurangan zat besi. Selain itu, risiko stunting juga bisa terjadi.
Dokter Cut mengatakan defisiensi mikronutrien juga biasa disebut hidden hunger, yakni keadaan saat anak kekurangan gizi atau malnutrisi. Kondisi tersebut terjadi saat anak tidak mendapatkan asupan vitamin dan mineral esensial sesuai kebutuhannya.
Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) mengungkap sebanyak 2 miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami defisiensi mikronutrien.
Dengan mengonsumsi protein hewani, orang tua bisa mencegah kekurangan zat besi pada anak sekaligus mencegah anemia. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dari daging merah, ayam, hati, ikan, dan telur.
Dokter Cut menyarankan agar orang tua senantiasa melakukan kombinasi. Jadi, bukan hanya mengandalkan protein hewani. Melainkan, orang tua bisa mengombinasikan dengan makanan lain, seperti yang mengandung vitamin C.
“Kombinasi protein hewani, zat besi, dan vitamin C penting agar penyerapan nutrisi di dalam tubuh, terutama zat besi bisa meningkat hingga dua kali lipat,” imbuhnya.
Dengan penyerapan nutrisi yang maksimal, pertumbuhan otak anak bisa meningkat. Hal inti bisa membantu mereka meningkatkan kemampuan belajar, pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan sensorik, serta daya tahan tubuh.
Baca juga: Benarkah Teh Bisa Menurunkan Berat Badan? Begini Kata Ahli Nutrisi
Editor: Dika Irawan
Dalam laporan Status Gizi Indonesia (SSGI) Kemenkes, Indonesia masih menghadapi permasalahan stunting. Sebanyak satu dari empat anak di Indonesia mengalami stunting. Ada beberapa faktor yang mendasarinya, dari buruknya status gizi, anemia, kekurangan zat besi, menjadi penyebab angka stunting masih cukup tinggi.
Pakar Kesehatan Anak Cut Nurul Hafifah mengatakan, dalam masa pertumbuhan anak, orang tua mesti memastikan kecukupan gizi si buah hati. Selain itu, mereka juga perlu memenuhi asupan mikronutrien yang juga berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
Baca juga: Si Kecil Masuk Fase MPASI, Perhatikan 5 Hal Ini ya Moms
Mikronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Zat ini punya peran sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim, serta mengatur fungsi sistem imun.
“Oleh karena itu, jika kebutuhan mikronutrien tidak terpenuhi, anak menjadi rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan kemampuan kognitif yang kurang,” ujar Dokter Cut dalam webinar bertajuk Kombinasi Tepat Zat Besi & Vit C untuk Memaksimalkan Pertumbuhan si Kecil yang diadakan Danone Specialized Nutrition Indonesia dan Tentang Anak yang digelar baru-baru ini.
Mikronutrien (Sumber gambar: Freepik)
Jika tidak tercukupi dengan baik, anak bisa mengalami masalah kesehatan tertentu yang berkaitan dengan defisiensi mikronutrien. Misalnya, anemia pada anak akibat kekurangan zat besi. Selain itu, risiko stunting juga bisa terjadi.
Dokter Cut mengatakan defisiensi mikronutrien juga biasa disebut hidden hunger, yakni keadaan saat anak kekurangan gizi atau malnutrisi. Kondisi tersebut terjadi saat anak tidak mendapatkan asupan vitamin dan mineral esensial sesuai kebutuhannya.
Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) mengungkap sebanyak 2 miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami defisiensi mikronutrien.
Cukupi Mikronutrien dengan Cara Alami
Ada banyak cara memenuhi kebutuhan mikronutrien pada anak. Untuk mencukupi asupan zat besi, orang tua bisa memberikan anak protein hewani.Dengan mengonsumsi protein hewani, orang tua bisa mencegah kekurangan zat besi pada anak sekaligus mencegah anemia. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dari daging merah, ayam, hati, ikan, dan telur.
Dokter Cut menyarankan agar orang tua senantiasa melakukan kombinasi. Jadi, bukan hanya mengandalkan protein hewani. Melainkan, orang tua bisa mengombinasikan dengan makanan lain, seperti yang mengandung vitamin C.
“Kombinasi protein hewani, zat besi, dan vitamin C penting agar penyerapan nutrisi di dalam tubuh, terutama zat besi bisa meningkat hingga dua kali lipat,” imbuhnya.
Dengan penyerapan nutrisi yang maksimal, pertumbuhan otak anak bisa meningkat. Hal inti bisa membantu mereka meningkatkan kemampuan belajar, pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan sensorik, serta daya tahan tubuh.
Baca juga: Benarkah Teh Bisa Menurunkan Berat Badan? Begini Kata Ahli Nutrisi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.