Ilustrasi street feeding (Sumber foto: Unsplash/Gema Saputera)

Street Feeding Dianggap Bikin Populasi Kucing Liar Bertambah, Aktivis Punya Pembelaan

23 January 2023   |   19:15 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Belakangan, fenomena street feeding merebak di kalangan pecinta hewan. Tujuan mereka sederhana, memberi makan kepada hewan-hewan lliar di jalanan agar mereka tidak kelaparan. Dari sinilah gerakan street feeding jadi populer. Bak dua sisi mata uang, aksi positif selalu mempunyai sisi yang dipandang buruk.

Tidak sedikit orang yang terganggu dengan aktivitas street feeding ini. Misalnya, sisa makanan kucing jalanan yang mengotori lingkungan, atau kasus over populasi kucing yang kian menuai polemik. Pelaku street feeding pun acap kali dituding jadi biang keladi bertambahnya populasi hewan di jalanan yang semakin tidak terurus.

Baca juga: Aksi Peduli Hewan Liar Lewat Street Feeding, Bukan Hanya Sekedar Memberi Makan

Street feeding adalah inisiatif yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memberi makan kepada hewan jalanan, atau hewan liar yang tidak bertuan. 

Dee, pendiri komunitas Street Feeding BSD beranggapan ada yang salah, sehingga masyarakat berpikir demikian. Menurutnya, jika pelaku street feeding disebut sebagai pendukung penyebaran hama, maka ada pihak yang lebih bertanggungjawab. 

"Oknum yang memilih membuang anak kucing di tempat umumlah pihak yang harusnya paling bertanggungjawab di balik munculnya hama ini,” tegas Dee.

Fenomena street feeding ini pun kian hangat diperbincangkan di kalangan aktivis setidaknya satu tahun terakhir. Tak sedikit yang menegur maksud mulia pelaku street feeding untuk memberi makan para hewan di jalan. Berbagai pandangan muncul dalam sudut pro dan kontra. Banyak yang mendukung aksi mulia para street feeder ini. Namun, banyak juga yang menganggap perlakuan street feeding ini salah kaprah.

Doni Herdaru, Pendiri Animal Defenders Indonesia menyebut teguran pada pelaku street feeding ini dinilai berlebihan. Pria yang dikenal sebagai aktivitis hewan ini berpendapat, street feeding datang dari rasa ingin berbagi dan membantu sesama makhluk hidup. Dengan memberi makanan pada kucing liar, mereka akan tenang dan tidak menganggu masyarakat, sehingga mereka tidak berperilaku mencuri makanan.

“Kucing yang kenyang itu akan tenang, mereka tidak serakah dan punya sifat menimbun makanan. Kalau kenyang, mereka juga enggak akan mengacak-acak sampah, hal yang kerap dikeluhkan sama masyarakat juga kan itu,” jelas Doni kepada Hypeabis.id.

Dalam pandangan Doni, fenomena itu bisa berhenti ketika ada orang-orang yang perhatian kepada hewan jalanan, termasuk memberi makan secara rutin.


Kucing (Sumber gambar: Aleksandar Popovski/Unsplash)

Kucing (Sumber gambar: Aleksandar Popovski/Unsplash)

Menyoal kasus over populasi kucing jalanan, Doni menyebut hal ini menjadi tanggung jawab bersama. Dalam kacamatanya, kucing jalanan ini merupakan korban manusia yang tidak cakap melihat over populasi hewan jalanan sebagai masalah. “Kucing ini kerap dianggap hama, bukannya makhluk hidup yang sebetulnya bisa diajak hidup berdampingan. Ini sangat keliru,” ungkapnya.

Belum lagi salah kaprahnya oknum dalam menangani over populasi hewan jalanan, misalnya dengan dianiaya atau dimusnahkan. Padahal sebetulnya, cara terbaik menekan over populasi ini adalah dengan melakukan steril.

“Saya tegaskan jika steril ini bukan melulu kewajiban street feeder. Tidak semua harus street feeder yang menanggung. Steril apabila sudah menyangkut over populasi, ini tanggung jawab pemerintah dan kita semua,” jelas Doni.

Begitu pun untuk  kebersihan lingkungan, Doni menyarankan agar pelaku street feeding memperhatikan higenitas dan keberlangsungan. Misalnya, dengan tidak mengotori lingkungan, menggunakan alas tempat makan yang ramah lingkungan dan bisa dimakan berulang kali oleh kucing jalanan.

“Melakukan hal baik tidak boleh sembarangan, hal baik dengan cara yang baik dan bertanggung jawab. Ini bisa jadi langkah jangka pendek untuk mengatasi over populasi kucing jalanan. Memang caranya bertahap dimulai dari kesadaran bahwa ini masalah kita bersama,  bukan pecinta hewan saja,” tutup Doni.

Baca juga: Mau Bawa Anabul ke Klinik Hewan? Cek Dulu Jenis Perawatan & Tarifnya

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Film Horor Pesugihan Siap Rilis 23 Februari 2023, Sutradara Janjikan Cerita Seru

BERIKUTNYA

Booster Kedua Dimulai, Cek Stok dan Regimen Vaksin Covid-19 yang Cocok

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: