Tengok 5 Hal Ini Sebelum Mengubah Portofolio Investasi pada Tahun Resesi
23 January 2023 |
15:26 WIB
Investor kerap merombak ulang susunan portofolio investasinya secara berkala. Strategi tersebut diterapkan secara selektif terhadap sektor tertentu yang diproyeksikan berkinerja lebih baik. Dengan cara ini, investor bisa tetap menyeimbangkan portofolio investasi mereka dalam menghadapi kondisi ekonomi kekinian.
Agenda meninjau dan mengubah susunan portofolio merupakan hal yang wajar. Namun, perubahan tersebut mesti didasarkan pada pertimbangan yang matang serta dimaksudkan agar tujuan keuangan seseorang bisa segera tercapai.
Baca juga: Kiat Mengotak-atik Portofolio Investasi Hadapi Tahun Resesi
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan, investasi adalah aktivitas yang sangat dinamis sehingga kinerja aset di dalamnya selalu mengalami perubahan setiap harinya. Perubahan yang cepat itu membuat peninjauan investasi merupakan agenda berkala yang mesti dilakukan investor.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan sebelum memutuskan untuk meninjau ulang portofolio investasi. Setidaknya, ada dua faktor besar yang harus diperhatikan sebelum investor mengubah susunan portofolionya.
Investor melihat adanya potensi risiko sistematis yang akan terjadi ke depan. Risiko ini umumnya timbul secara simultan karena dipengaruhi oleh pasar. Misalnya, adanya perubahan suku bunga acuan bank sentral, tekanan politik, resesi, dan inflasi. Tipe risiko ini terjadi secara menyeluruh dan dirasakan oleh semua investor.
Selanjutnya, telah terjadi risiko tidak sistematis. Risiko ini adalah hal yang melekat di dalam produk investasi. Misalnya, investor atau manajemen investasi tidak lihai dalam mengatur strategi, sehingga aset portofolionya mengalami penurunan atau obligasi swasta yang gagal bayar. Oleh karena itu, risiko ini biasanya dirasakan perorangan atau sebagian investor saja.
“Dua faktor tersebut sangat penting dalam proses meninjau portofolio investasi. Sebagai investor yang disiplin, tentu kita harus sigap merespons perubahan tersebut.” ujar Rini kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Tahun ini dunia investasi sedikit bernapas lega setelah aturan PPKM dari pemerintah dicabut. Namun, tantangan selanjutnya yang tak kalah besar masih menanti, seperti inflasi, perang, dan sebagainya.
Baca juga: Meramu Pilihan Investasi 2023, Begini Kiat dari Financial Planner
Dengan adanya ancaman resesi pada tahun ini, Rini menyarankan investor untuk segera pasang kuda-kuda dan bersiap diri. Mulailah dengan melihat kondisi pasar terkini sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan aset portofolio.
Rini menyarankan agar investor tetap tenang dan mengedepankan kehati-hatian. Meski kondisi portofolionya berpotensi bergejolak, jangan pernah mengandalkan emosi dalam setiap keputusan investasi.
Investor pemula kerap terjebak dengan emosi dan langsung menjual saham-saham yang dimiliki ketika nilainya turun. Padahal, tidak semua penurunan aset harus direspons dengan penjualan.
Dalam hal ini, memiliki strategi investasi jadi hal yang penting bagi investor. Dengan memiliki strategi investasi pribadi, investor jadi punya tujuan dan tidak mudah terombang-ambing oleh pasar. “Anda harus punya strategi investasi pribadi yang mengacu pada profil risiko investor,” imbuhnya.
Kemudian, Rini menyarankan agar investor tidak gegabah saat mengambil keputusan. Pengaturan waktu terkait kapan menunggu dan kapan mengubah portofolio sangat penting dalam strategi investasi.
Perubahan portofolio seharusnya dilakukan saat harganya dinilai telah dirasa optimal. Hal ini untuk memaksimalkan potensi keuntungan yang didapat saat melakukan perubahan portofolio.
Namun, jika investor merasa tidak terlalu lihai mengatur timing yang tepat, sebaiknya proses perubahan portofolio dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan investasi.
Selain itu, faktor yang tak kalah penting ialah mempertimbangkan aset apa yang akan dibeli. Investor perlu melakukan riset untuk memprediksi aset-aset mana saja yang akan berkinerja baik pada tahun ini. Hasil riset tersebut bisa menjadi acuan dalam pengubahan portofolio investasi.
Dengan cara ini, investor bisa memaksimalkan potensi keuntungan. Namun, investor juga perlu berhati-hati karena perubahan portofolio investasi juga memiliki risiko kerugian jika strategi yang diterapkan tidak tepat.
Baca juga: Investasi Saham? Cek Sektor yang Berpotensi Cuan Tahun Kelinci Air
Editor: Dika Irawan
Agenda meninjau dan mengubah susunan portofolio merupakan hal yang wajar. Namun, perubahan tersebut mesti didasarkan pada pertimbangan yang matang serta dimaksudkan agar tujuan keuangan seseorang bisa segera tercapai.
Baca juga: Kiat Mengotak-atik Portofolio Investasi Hadapi Tahun Resesi
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan, investasi adalah aktivitas yang sangat dinamis sehingga kinerja aset di dalamnya selalu mengalami perubahan setiap harinya. Perubahan yang cepat itu membuat peninjauan investasi merupakan agenda berkala yang mesti dilakukan investor.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan sebelum memutuskan untuk meninjau ulang portofolio investasi. Setidaknya, ada dua faktor besar yang harus diperhatikan sebelum investor mengubah susunan portofolionya.
1. Potensi Risiko Sistematis
Investor melihat adanya potensi risiko sistematis yang akan terjadi ke depan. Risiko ini umumnya timbul secara simultan karena dipengaruhi oleh pasar. Misalnya, adanya perubahan suku bunga acuan bank sentral, tekanan politik, resesi, dan inflasi. Tipe risiko ini terjadi secara menyeluruh dan dirasakan oleh semua investor.
2. Risiko Tidak Sistematis
Selanjutnya, telah terjadi risiko tidak sistematis. Risiko ini adalah hal yang melekat di dalam produk investasi. Misalnya, investor atau manajemen investasi tidak lihai dalam mengatur strategi, sehingga aset portofolionya mengalami penurunan atau obligasi swasta yang gagal bayar. Oleh karena itu, risiko ini biasanya dirasakan perorangan atau sebagian investor saja.“Dua faktor tersebut sangat penting dalam proses meninjau portofolio investasi. Sebagai investor yang disiplin, tentu kita harus sigap merespons perubahan tersebut.” ujar Rini kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Tahun ini dunia investasi sedikit bernapas lega setelah aturan PPKM dari pemerintah dicabut. Namun, tantangan selanjutnya yang tak kalah besar masih menanti, seperti inflasi, perang, dan sebagainya.
Baca juga: Meramu Pilihan Investasi 2023, Begini Kiat dari Financial Planner
3. Cek Kondisi Pasar Dahulu
Dengan adanya ancaman resesi pada tahun ini, Rini menyarankan investor untuk segera pasang kuda-kuda dan bersiap diri. Mulailah dengan melihat kondisi pasar terkini sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan aset portofolio.Rini menyarankan agar investor tetap tenang dan mengedepankan kehati-hatian. Meski kondisi portofolionya berpotensi bergejolak, jangan pernah mengandalkan emosi dalam setiap keputusan investasi.
Investor pemula kerap terjebak dengan emosi dan langsung menjual saham-saham yang dimiliki ketika nilainya turun. Padahal, tidak semua penurunan aset harus direspons dengan penjualan.
4. Gunakan Strategi
Dalam hal ini, memiliki strategi investasi jadi hal yang penting bagi investor. Dengan memiliki strategi investasi pribadi, investor jadi punya tujuan dan tidak mudah terombang-ambing oleh pasar. “Anda harus punya strategi investasi pribadi yang mengacu pada profil risiko investor,” imbuhnya.Kemudian, Rini menyarankan agar investor tidak gegabah saat mengambil keputusan. Pengaturan waktu terkait kapan menunggu dan kapan mengubah portofolio sangat penting dalam strategi investasi.
Perubahan portofolio seharusnya dilakukan saat harganya dinilai telah dirasa optimal. Hal ini untuk memaksimalkan potensi keuntungan yang didapat saat melakukan perubahan portofolio.
Namun, jika investor merasa tidak terlalu lihai mengatur timing yang tepat, sebaiknya proses perubahan portofolio dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan investasi.
5. Perhatikan Aset yang Akan Dibeli
Selain itu, faktor yang tak kalah penting ialah mempertimbangkan aset apa yang akan dibeli. Investor perlu melakukan riset untuk memprediksi aset-aset mana saja yang akan berkinerja baik pada tahun ini. Hasil riset tersebut bisa menjadi acuan dalam pengubahan portofolio investasi.Dengan cara ini, investor bisa memaksimalkan potensi keuntungan. Namun, investor juga perlu berhati-hati karena perubahan portofolio investasi juga memiliki risiko kerugian jika strategi yang diterapkan tidak tepat.
Baca juga: Investasi Saham? Cek Sektor yang Berpotensi Cuan Tahun Kelinci Air
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.