Beberapa karya instalasi Daniel Kho. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Daniel Kho, Kemarahan yang Manis dan Virus Berbagi Kebahagiaan Lewat Karya Seni

21 January 2023   |   07:35 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Like
Bagi Daniel Kho, hidup hanyalah soal membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Menjalaninya dengan kritis tapi dilandasi sikap gembira, atau mengungkapkannya dalam warna-warni yang semarak lewat karyanya yang unik. Penuh daya dan bahagia, itulah kalimat yang pas untuk menggambarkan seniman asal Solo, Jawa Tengah Itu.
 
Bagaimana tidak, dalam diskusi dan pameran karyanya yang bertajuk Owalah di Bentara Budaya Jakarta, Daniel Kho hanya berkaos oblong dan memakai celana kolor. Sikap kesederhanaannya itu tercermin dalam lontaran kalimat-kalimatnya yang terdengar bersahaja tapi kontemplatif, ndugal tapi penuh daya dobrak.

Caranya memandang hidup yang kadang filosofis itu juga dapat dilihat dari deretan bentuk karya-karyanya yang transformatif. Tapi, alih-alih menggunakan figur manusia Daniel lebih banyak menggunakan makhluk mitologi, wayang kulit, hingga sosok alien yang dinamai sebagai makhluk ethno-extraterrestrial-pop

Baca jugaWarna-warni Kritik Sosial Seniman Daniel Kho dalam Pameran bertajuk Owalah

"Kenapa saya tidak banyak menggunakan figur manusia karena mereka ini binatang paling bodoh di dunia. Manusia telah merusak habitatnya demi keinginannya sendiri tanpa memikirkan [kehidupan] yang lain," papar Daniel Khoe saat ditemui Hypeabis.id.

Namun, sikap kemarahan Daniel terhadap manusia selalu disampaikan dengan cara yang manis dan gembira. Alih-alih menggunakan bentuk kemarahan verbal, dia melah memplesetkannya menjadi karya-karya dengan judul yang lucu untuk mentransfer kebahagiaan pada khalayak.
 

Karya Daniel Kho (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Karya Daniel Kho berjudul Konslet (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Misalnya, dalam lukisan berjudul Le Pet (50 X 40 cm) yang menggambarkan sosok transformasi seperti alien dengan kepala yang besar. Karya dengan molotow akrilik di atas kanvas ini juga menampilkan figur berbentuk seperti burung, dan deformasi makhluk seperti nyamuk dan octopus.

Kemudian ada juga karya bertajuk Konslet, (150 X 130 cm)  yang menampilkan bentuk mahluk mitologi naga dengan tulisan-tulisan seperti Mbelgedesh, Konslet Maning, Pye KBR Mu, hingga Mini Kopet, alias kotoran manusia yang kecil. Ada kemarahan yang manis dan lucu di sana 

"Penggunaan kata-kata ndobos, kopet, dan yang lain itu kan bukan pelecehan atau bentuk penipuan aja, karena dengan kata-kata sederhana ini orang bakal terus ingat, dan ini juga mengandung kedalaman tersendiri jika dicermati," papar Daniel.


Paradoks Manusia & Kembali ke Akar

Menurut kurator Asmudjo Jono Irianto, dalam proses pengkaryaan, Daniel Kho merupakan sosok yang mengalir tanpa meributkan wacana dan konsep. Karena sikap skeptisnya pada manusia, sang seniman pun mencoba mencari jawaban pada genre science fiction, asal-usul penciptaan manusia dengan melibatkan alien,  hingga mahluk-mahluk mitologi.

"karya Mas Daniel itu sebenarnya paradoks, seperti bergembira tapi juga tragis. Tidak menggambarkan manusia, tapi mengambil inspirasi dari persoalan manusia di bumi," papar Asmudjo.

Selain itu, pengalamannya tinggal lama di Eropa, menurut Asmudjo juga turut memengaruhi pandangan sang seniman pada benturan budaya Barat dan Timur. Daniel kritis pada kebudayaan Barat, demikian pula pada situasi kebudayaan Timur tapi, dia tetap memilih untuk kembali ke akarnya, sebagai manusia Jawa.

"Karya Daniel ini juga akhirnya kembali pada kenangan-kenangan masa kecilnya yang hidup dalam tradisi jawa yang kental. Nah itu semua secara subconscious muncul kembali dalam karyanya, tentang wayang, warna, kearifan tradisi jawa, itu semua tercampur di situ," ungkap Dosen Institut Teknologi Bandung itu.

Baca juga: Menelusuri Imaji Seniman Jepang Chiharu Shiota dalam Pameran The Soul Trembles

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla
 

SEBELUMNYA

55 Daerah di Indonesia Umumkan KLB Campak, Apa Pemicunya?

BERIKUTNYA

Jung_E, Film Tentara Kloning di Tengah Bencana Iklim yang Lagi Tayang di Netflix

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: