Cegah Zoonosis, Kesejahteraan Hewan Ternak Menjadi Langkah Penting
16 July 2023 |
21:00 WIB
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak seluruh pihak untuk lebih perhatian terhadap kesejahteraan hewan ternak. Hal ini sebagai upaya krusial dalam mencegah zoonosis, yakni penyakit menular dari hewan kepada manusia.
Sekretaris YLKI Sri Wahyuni mengatakan bahwa standar kesejahteraan hewan yang rendah dapat memberikan lingkungan yang ideal terhadap perkembangan dan penyebaran penyakit zoonosis. Standar rendah itu termasuk praktik intensif dan pencegahan yang tidak memadai terhadap penyakit.
Baca juga: Awas, Zoonosis Kini Jadi Biang Keladi Penyakit Infeksi Utama
“Zoonosis akan memengaruhi sistem pangan kita yang sudah rentan, hampir 80 persen asupan protein berasal dari hewan, oleh karena itu kita harus mendorong upaya penerapan standard kesejahteraan hewan yang tinggi untuk dapat mencegah timbulnya zoonosis tersebut,” katanya dalam rilis.
Dengan begitu, maka penting untuk penerapan standard kesejahteraan hewan ternak yang tinggi termasuk yang tercantum dalam PP No 95/2012 tentang Kesehatan Veteriner dan Kesejahteraan Hewan dalam mengatasi risiko zoonosis.
Menurutnya, langkah-langkah yang dianjurkan seperti meningkatkan persyaratan kandang dan kondisi hidup hewan ternak. Kemudian, membatasi penggunaan antibiotik pada hewan ternak dan mengadopsi praktik pengobatan yang bertanggung jawab.
Selain itu, semua pihak juga perlu memastikan kebersihan dan keamanan dalam rantai pasokan pangan, termasuk pengolahan yang tepat dan pemantauan penyakit yang efektif.
Pemerintah juga perlu mendorong praktik peternakan berkelanjutan yang mempromosikan keseimbangan ekologi dan kesehatan hewan ternak. “Pelaku usaha bidang pangan dan produsen daging serta bahan pangan hewani memiliki peran penting dalam mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan standar kesejahteraan hewan ternak,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa adopsi praktik yang lebih baik, seperti memberikan lingkungan hidup yang sehat, mengurangi stres, memberikan akses ke air bersih dan pakan berkualitas, serta mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan, dapat membantu memperbaiki kondisi kesejahteraan hewan dan mengurangi risiko zoonosis.
Selain itu, pemerintah juga harus terlibat aktif dalam mendukung peningkatan standar kesejahteraan hewan ternak melalui pengawasan, regulasi, dan penyuluhan kepada peternak.
Menurutnya, pemantauan yang ketat terhadap praktik pemeliharaan hewan dan penegakan hukum yang tegas terhadap kegiatan yang melanggar standar kesejahteraan hewan ternak perlu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari risiko zoonosis.
Dia menambahkan, peningkatan standar kesejahteraan hewan ternak adalah investasi jangka panjang dalam kesehatan manusia dan lingkungan. “Dengan adopsi praktik yang lebih baik dalam industri pertanian, kita dapat mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis dan melindungi konsumen secara keseluruhan,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa YLKI juga mendorong pemerintah, industri peternakan, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam melindungi kesehatan manusia dan mengurangi risiko zoonosis. Langkah-langkah pencegahan yang proaktif dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan hewan ternak dapat membantu mengurangi ancaman yang dihadapi oleh masyarakat global.
Dalam rilis yang sama, Pengurus Besar (PB) Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Dokter Wiwiek Bagja menuturkan kesejahteraan hewan ternak yang buruk dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap penyakit menular.
Menurutnya, praktik intensif, penggunaan antibiotik secara berlebihan, dan kondisi hidup yang tidak memadai pada hewan ternak dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan mutasi yang berbahaya yang menimbulkan potensi bencana baru, yaitu bakteri kebal antibiotik.
Untuk diketahui, Zoonosis yang dikenal sebagai penyakit menular dari hewan ke manusia merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global. Penyakit-penyakit seperti flu burung, virus Nipah, SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19), dan banyak lainnya telah menunjukkan potensi yang mengerikan penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.
Baca juga: Ancaman Zoonosis, Dokter di China Meninggal Terinfeksi Virus Monkey B
Editor: Dika Irawan
Sekretaris YLKI Sri Wahyuni mengatakan bahwa standar kesejahteraan hewan yang rendah dapat memberikan lingkungan yang ideal terhadap perkembangan dan penyebaran penyakit zoonosis. Standar rendah itu termasuk praktik intensif dan pencegahan yang tidak memadai terhadap penyakit.
Baca juga: Awas, Zoonosis Kini Jadi Biang Keladi Penyakit Infeksi Utama
“Zoonosis akan memengaruhi sistem pangan kita yang sudah rentan, hampir 80 persen asupan protein berasal dari hewan, oleh karena itu kita harus mendorong upaya penerapan standard kesejahteraan hewan yang tinggi untuk dapat mencegah timbulnya zoonosis tersebut,” katanya dalam rilis.
Dengan begitu, maka penting untuk penerapan standard kesejahteraan hewan ternak yang tinggi termasuk yang tercantum dalam PP No 95/2012 tentang Kesehatan Veteriner dan Kesejahteraan Hewan dalam mengatasi risiko zoonosis.
Menurutnya, langkah-langkah yang dianjurkan seperti meningkatkan persyaratan kandang dan kondisi hidup hewan ternak. Kemudian, membatasi penggunaan antibiotik pada hewan ternak dan mengadopsi praktik pengobatan yang bertanggung jawab.
Selain itu, semua pihak juga perlu memastikan kebersihan dan keamanan dalam rantai pasokan pangan, termasuk pengolahan yang tepat dan pemantauan penyakit yang efektif.
Pemerintah juga perlu mendorong praktik peternakan berkelanjutan yang mempromosikan keseimbangan ekologi dan kesehatan hewan ternak. “Pelaku usaha bidang pangan dan produsen daging serta bahan pangan hewani memiliki peran penting dalam mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan standar kesejahteraan hewan ternak,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa adopsi praktik yang lebih baik, seperti memberikan lingkungan hidup yang sehat, mengurangi stres, memberikan akses ke air bersih dan pakan berkualitas, serta mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan, dapat membantu memperbaiki kondisi kesejahteraan hewan dan mengurangi risiko zoonosis.
Selain itu, pemerintah juga harus terlibat aktif dalam mendukung peningkatan standar kesejahteraan hewan ternak melalui pengawasan, regulasi, dan penyuluhan kepada peternak.
Menurutnya, pemantauan yang ketat terhadap praktik pemeliharaan hewan dan penegakan hukum yang tegas terhadap kegiatan yang melanggar standar kesejahteraan hewan ternak perlu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari risiko zoonosis.
Dia menambahkan, peningkatan standar kesejahteraan hewan ternak adalah investasi jangka panjang dalam kesehatan manusia dan lingkungan. “Dengan adopsi praktik yang lebih baik dalam industri pertanian, kita dapat mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis dan melindungi konsumen secara keseluruhan,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa YLKI juga mendorong pemerintah, industri peternakan, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam melindungi kesehatan manusia dan mengurangi risiko zoonosis. Langkah-langkah pencegahan yang proaktif dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan hewan ternak dapat membantu mengurangi ancaman yang dihadapi oleh masyarakat global.
Dalam rilis yang sama, Pengurus Besar (PB) Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Dokter Wiwiek Bagja menuturkan kesejahteraan hewan ternak yang buruk dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap penyakit menular.
Menurutnya, praktik intensif, penggunaan antibiotik secara berlebihan, dan kondisi hidup yang tidak memadai pada hewan ternak dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan mutasi yang berbahaya yang menimbulkan potensi bencana baru, yaitu bakteri kebal antibiotik.
Untuk diketahui, Zoonosis yang dikenal sebagai penyakit menular dari hewan ke manusia merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global. Penyakit-penyakit seperti flu burung, virus Nipah, SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19), dan banyak lainnya telah menunjukkan potensi yang mengerikan penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.
Baca juga: Ancaman Zoonosis, Dokter di China Meninggal Terinfeksi Virus Monkey B
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.