Ilustrasi tren kecantikan (Sumber gambar: Freepik)

Dari Skinimalism Hingga Glow Glazzy, Berikut Prediksi Tren Kecantikan 2023

19 January 2023   |   14:07 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Tren kecantikan selalu berjalan dinamis seiring dengan kian tingginya kebutuhaan orang untuk menjaga penampilannya. Dengan makin meningkatnya kebutuhan untuk tampil maksimal setiap harinya, industri kecantikan memang dituntut untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada.

Pada 2023 ini, ada beberapa tren kecantikan yang diprediksi akan populer dan digemari. Product Development Botanical Essentials Lydia Wiranata mengatakan cantik kini tidak lagi diasosiasikan dengan tampilan fisik saja.

Menurut dia, konsep cantik telah bergeser ke makna yang lebih luas. Cantik merupakan perwujudan dari tubuh yang sehat. Jadi, sebenarnya menjadi cantik adalah bentuk rasa sayang dan nyaman kepada diri sendiri.

Baca juga: 3 Tren Kecantikan yang Bakal Naik Daun pada 2023 Menurut Sociolla

Lydia mengatakan bahwa ke depan wanita akan menjadi selektif dalam memilih produk yang selaras dengan makna cantik yang mereka anut. Oleh karena itu, para pemain industri kecantikan mulai harus memberikan ragam inovasi yang tepat dan dibutuhkan oleh konsumen.
 

Prediksi Tren Kecantikan

Lydia mengatakan kemudahan akses informasi dari berbagai situs kecantikan telah mendorong konsumen makin aktif mengeksplorasi metode skincare. Salah satu yang diprediksi berkembang ialah metode skin-minimalism atau skinimalism.

Metode ini mampu menyederhanakan rejimen perawatan kulit ke dalam tahapan yang lebih esensial. Hal itu akan mendorong pengguna untuk merawat diri dengan cara lebih baik, tetapi sekaligus menerima ketidaksempurnaan kulitnya. Oleh karena itu, produk yang simple, affordable, dan multifungsi akan lebih banyak dicari pada tahun ini.

Skinimalism juga dapat dilakukan dengan mudah. Langkah pertama ialah fokus pada perawatan mendasar. Hal ini penting untuk membuat kulit tetap sehat dan cerah. Fokuslah pada pembersih, toner, pelembab, dan tabir surya.

Cobalah untuk menyingkirkan produk-produk yang tidak dibutuhkan. Intinya, semua skincare rutin yang diaplikasikan harus berdasarkan pada tipe kulitmu sendiri.
 

Ilustrasi skincare (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi skincare (Sumber gambar: Freepik)


Kemudian, intuitive skincare routine juga diprediksi akan kembali menjadi tren tahun ini. Metode skincare yang terdiri dari empat tahapan, yakni exfoliation, retinoid, first recovery, dan second recovery, masih akan diminati.

Menurut Lydia, respons positif masyarakat terhadap tren ini membuktikan bahwa skincare routine kini menjadi kebutuhan yang bersifat intuitif dan tak terpisahkan dengan kesehatan.

Untuk look-trend tahun ini, konsep glow glazzy diprediksi akan makin digemari. Sebab, tren ini lebih menonjolkan warna kulit natural yang sehat terawat. Selain penggunaan glitter untuk memberi kesan sparkles and shimmers, penggunaan body oil sebagai salah satu essentials body care treatment diprediksi kian digandrungi.

Namun, tren kecantikan tidak hanya melulu soal diri sendiri. Dengan makin banyaknya orang menggunakan produk perawatan kulit, potensi sampah yang dihasilkan industri ini juga akan bertambah.

Hal itu yang kemudian mendorong tren sustainable beauty. Tren ini mengedepankan penggunaan produk perawatan kulit  yang ikut mempedulikan kesehatan makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.

Untuk menerapkan tren ini cukup mudah. Kamu hanya perlu berkomitmen pada produk perawatan kulit yang sudah dibeli. Pastikan kamu menggunakan produk tersebut sampai habis sebelum membeli lagi yang baru.

Setelah produk perawatan kulit digunakan, kamu dapat mencari komunitas atau badan terkait yang bisa mendaur ulang produk bekas. Beberapa merek  skincare juga ada yang bermitra dengan lembaga daur ulang.

Selain itu, kamu juga harus mulai memperhatikan bahan-bahan yang digunakan di dalam produk perawatan kulit. Umumnya, penganut tren ini lebih mengedepankan jenama yang menggunakan bahan-bahan alami dan tidak berbahaya bagi tubuh jika digunakan dalam jangka panjang.



Editor: Indyah Sutriningrum

SEBELUMNYA

Bagaimana sih Cara Mengapresiasi Karya Seni? Simak Penjelasan Kurator Ini

BERIKUTNYA

Muncul Virus Demam Babi Afrika, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: