Tren Kesehatan 2023: Ancaman Deretan Penyakit pada 2023, HIV/AIDS Bisa Outbreak
09 January 2023 |
18:00 WIB
1
Like
Like
Like
Tren penyakit lain yang muncul pada tahun ini yakni hipertensi, jantung, strok, kanker, maupun diabetes. Ari menyebut pemicunya karena selama pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang menjalani gaya hidup tidak aktif atau sedentary seperti terlalu banyak rebahan dan mengkonsumsi makanan instan yang mengandung gula, garam, dan lemak tinggi.
“Hipertensi, diabetes, kegemukan, obesitas sehingga bawa permasalah NCD (Non Communicable Disease atau penyakit tidak menular,” tuturnya.
Dicky pun sependapat. Sedentary lifestyle membuat masyarakat mengalami gangguan metabolisme tubuh hingga banyak orang terkena obesitas. Dari obesitas, masalah lain bisa muncul seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
“Ini meningkat trennya. Pola makan tidak sehat bahkan merambah ke desa seperti minuman instan. Soft drink merusak ginjal selain menimbulkan diabetes atau obesitas,” ulasnya.
Sementara itu, Ari menambahkan bahwa pemerintah juga perlu memberi perhatian khusus terhadap masalah keamanan pangan dan obat-obatan yang memunculkan kasus gagal ginjal akut beberapa waktu lalu. “Ledakan karena keracunan makanan menyebabkan Hepatitis A. Kontaminasi zat berbahaya sebabkan gagal ginjal,” imbaunya.
Tren ini pun didukung dengan langkah pemerintah yang mencabut PPKM pada akhir tahun lalu. ‘Olahraga luar ruang akan menjadi pilihan,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Olahraga luar ruang yang dipilih berupa jalan cepat, jogging, hingga running yang tidak membutuhkan biaya banyak atau modal. Ini tidak lepas dari masyarakat yang sedang memperbaiki keuangannya setelah terdampak pandemi Covid-19 hampir 3 tahun ini.
Jenis olahraga luar ruang lainnya yang akan diminati yakni yang terkait dengan alam seperti tracking hingga panjat tebing. Penggunaan sepeda juga mewarnai tren olahraga berikutnya.
“Tren olahraga di dalam ruang tetap ada namun kalah dengan di luar ruang. Animonya kecil karena orang lebih banyak di luar,”imbuhnya.
Bicara intensitas, dengan infeksi yang terjadi, olahraga memang tidak bisa dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Dahulu mungkin banyak orang yang sanggup berolahraga dengan intensitas tinggi. “Tetapi sekarang, kondisi kita mungkin tidak sebaik dulu. Karena itu mulailah dengan intensitas ringan,” saran Michael.
Ya, olahraga dengan intensitas ringan seperti jalan kaki bisa menjadi opsi terbaik untuk mereka yang ingin memulai kembali olahraga. Ini berlaku bagi kamu yang selama pandemi Covid-19 lebih banyak duduk maupun rebahan.
“Dimulai dari jalan. Kalau sudah bisa jalan, bisa naikkan ke jalan cepat, jogging. Intensitasnya acuan WHO saja. 150 menit per minggu, 3 sampai 5 kali seminggu. Itu bisa tetap dilakukan,” tutur Michael.
Melihat ancaman penyakit di atas, masih mau jadi kaum rebahan enggak nih, Genhype? Yuk mulai gaya hidup sehat dan jangan malas olahraga!
Baca juga: Tak Punya Banyak Waktu? Ini 5 Olahraga Ringan 10 Menit yang Efektif Bugarkan Tubuh
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
“Hipertensi, diabetes, kegemukan, obesitas sehingga bawa permasalah NCD (Non Communicable Disease atau penyakit tidak menular,” tuturnya.
Dicky pun sependapat. Sedentary lifestyle membuat masyarakat mengalami gangguan metabolisme tubuh hingga banyak orang terkena obesitas. Dari obesitas, masalah lain bisa muncul seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.
“Ini meningkat trennya. Pola makan tidak sehat bahkan merambah ke desa seperti minuman instan. Soft drink merusak ginjal selain menimbulkan diabetes atau obesitas,” ulasnya.
Sementara itu, Ari menambahkan bahwa pemerintah juga perlu memberi perhatian khusus terhadap masalah keamanan pangan dan obat-obatan yang memunculkan kasus gagal ginjal akut beberapa waktu lalu. “Ledakan karena keracunan makanan menyebabkan Hepatitis A. Kontaminasi zat berbahaya sebabkan gagal ginjal,” imbaunya.
Tren Olahraga Pasca Pandemi
Spesialis Kedokteran Olahraga di RS Mitra Keluarga Kemayoran, dr. Michael Triangto menerangkan bicara tren 2023, olahraga luar ruangan diprediksi ruang akan mendominasi. Hal ini karena masyarakat sudah bosan berada di dalam rumah dan butuh sosialisasi.Tren ini pun didukung dengan langkah pemerintah yang mencabut PPKM pada akhir tahun lalu. ‘Olahraga luar ruang akan menjadi pilihan,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Olahraga luar ruang yang dipilih berupa jalan cepat, jogging, hingga running yang tidak membutuhkan biaya banyak atau modal. Ini tidak lepas dari masyarakat yang sedang memperbaiki keuangannya setelah terdampak pandemi Covid-19 hampir 3 tahun ini.
Jenis olahraga luar ruang lainnya yang akan diminati yakni yang terkait dengan alam seperti tracking hingga panjat tebing. Penggunaan sepeda juga mewarnai tren olahraga berikutnya.
“Tren olahraga di dalam ruang tetap ada namun kalah dengan di luar ruang. Animonya kecil karena orang lebih banyak di luar,”imbuhnya.
Bicara intensitas, dengan infeksi yang terjadi, olahraga memang tidak bisa dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Dahulu mungkin banyak orang yang sanggup berolahraga dengan intensitas tinggi. “Tetapi sekarang, kondisi kita mungkin tidak sebaik dulu. Karena itu mulailah dengan intensitas ringan,” saran Michael.
Ya, olahraga dengan intensitas ringan seperti jalan kaki bisa menjadi opsi terbaik untuk mereka yang ingin memulai kembali olahraga. Ini berlaku bagi kamu yang selama pandemi Covid-19 lebih banyak duduk maupun rebahan.
“Dimulai dari jalan. Kalau sudah bisa jalan, bisa naikkan ke jalan cepat, jogging. Intensitasnya acuan WHO saja. 150 menit per minggu, 3 sampai 5 kali seminggu. Itu bisa tetap dilakukan,” tutur Michael.
Melihat ancaman penyakit di atas, masih mau jadi kaum rebahan enggak nih, Genhype? Yuk mulai gaya hidup sehat dan jangan malas olahraga!
Baca juga: Tak Punya Banyak Waktu? Ini 5 Olahraga Ringan 10 Menit yang Efektif Bugarkan Tubuh
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.