Enggak Perlu ke Luar Negeri, Indonesia juga Punya Jembatan Kaca Seruni Point
08 January 2023 |
21:01 WIB
Kalian yang ingin menikmati destinasi wisata jembatan kaca menguji adrenalin, kini tidak perlu lagi ke luar negeri lantaran di Indonesia juga ada. Sebab, Jembatan Kaca Seruni Point di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Bromo-Tengger-Semeru telah selesai dibangun dan tengah dilakukan uji beban sebelum digunakan.
Dalam rilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), uji beban atau loading test dilakukan untuk menguhi performa struktur dan keamanan jembatan, sehingga memberikan jembatan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan setelah dioperasikan.
Baca juga: Cobain Wisata Ekstrem Rope Jump dari Jembatan Rajamandala Yuk! Segini Biayanya
Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR, Fahmi Aldiamar, mengatakan uji beban dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 meter dan 3 meter ini.
Salah satu instrumen yang digunakan yaitu Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia.
Dalam uji beban itu, kementerian menggunakan karung berisi pasir seberat 70 kg atau merepresentasikan berat satu orang dewasa. Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak antara satu karung dengan karung lainnya adalah 75 cm.
Secara keseluruhan, total karung yang terdapat di lantai jembatan kaca memiliki berat 7 ton atau setara dengan 100 orang atau hanya sepuluh persen dari desain daya tahan jembatan.
"Siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca, pertama dilakukan dengan berat beban 0 persen. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50 persen, ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100 persen. Selanjutnya pengujian kembali dengan berat beban 50 persen dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 persen," katanya.
Selain, kementerian juga melakukan uji beban untuk mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan. Untuk mengukur frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge.
Sementara itu, guna mengecek kekuatan kaca, pemerintah melakukan uji di laboratorium milik BGTS yang berada di Bandung Jawa Barat. Hasil uji menunjukkan bahwa kaca memiliki kekuatan tinggi.
Kaca tidak akan langsung pecah berkeping-kepin ketika mengalami kerusakan. Kaca hanya akan berbentuk kubus-kubus kaca ketika mengalami kerusakan.
Kehadiran jembatan kaca ini dinilai menjadi destinasi wisata adrenalin yang menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dengan pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.
Dengan demikian, maka pemerintah berharap jembatan ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di setiap KSPN melalui perencanaan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
Untuk diketahui, Jembatan Kaca Seruni Point membentang sepanjang 120 meter dan berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter. Jembatan ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki (suspended cable) dengan struktur lantai/deck berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass) dengan ketebalan 12 mm dan direkatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.
Baca juga: Intip Keindahan & Harga Tiket Masuk Wisata Cimincul di Subang yang Lagi Viral di Medsos
Editor: Dika Irawan
Dalam rilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), uji beban atau loading test dilakukan untuk menguhi performa struktur dan keamanan jembatan, sehingga memberikan jembatan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan setelah dioperasikan.
Baca juga: Cobain Wisata Ekstrem Rope Jump dari Jembatan Rajamandala Yuk! Segini Biayanya
Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR, Fahmi Aldiamar, mengatakan uji beban dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan selebar 1,8 meter dan 3 meter ini.
Salah satu instrumen yang digunakan yaitu Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia.
Dalam uji beban itu, kementerian menggunakan karung berisi pasir seberat 70 kg atau merepresentasikan berat satu orang dewasa. Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak antara satu karung dengan karung lainnya adalah 75 cm.
Secara keseluruhan, total karung yang terdapat di lantai jembatan kaca memiliki berat 7 ton atau setara dengan 100 orang atau hanya sepuluh persen dari desain daya tahan jembatan.
"Siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca, pertama dilakukan dengan berat beban 0 persen. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50 persen, ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100 persen. Selanjutnya pengujian kembali dengan berat beban 50 persen dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 persen," katanya.
Selain, kementerian juga melakukan uji beban untuk mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan. Untuk mengukur frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge.
Sementara itu, guna mengecek kekuatan kaca, pemerintah melakukan uji di laboratorium milik BGTS yang berada di Bandung Jawa Barat. Hasil uji menunjukkan bahwa kaca memiliki kekuatan tinggi.
(Sumber gambar: PUPR)
Kehadiran jembatan kaca ini dinilai menjadi destinasi wisata adrenalin yang menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dengan pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.
Dengan demikian, maka pemerintah berharap jembatan ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di setiap KSPN melalui perencanaan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
Untuk diketahui, Jembatan Kaca Seruni Point membentang sepanjang 120 meter dan berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter. Jembatan ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki (suspended cable) dengan struktur lantai/deck berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass) dengan ketebalan 12 mm dan direkatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.
Baca juga: Intip Keindahan & Harga Tiket Masuk Wisata Cimincul di Subang yang Lagi Viral di Medsos
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.