Cobain Wisata Ekstrem Rope Jump dari Jembatan Rajamandala Yuk! Segini Biayanya
07 December 2022 |
16:14 WIB
Bagi kalian yang ingin mencari alternatif wisata saat libur Natal dan Tahun Baru, bisa nyobain wisata petualangan ekstrem yang menguji adrenalin. Salah satu wisata ekstrem yang cukup menantang adalah melompat dari atas ketinggian atau yang selama ini dikenal dengan nama bungee jumping.
Kegiatan bungee jumping adalah salah satu aktivitas ekstrem umum di banyak negara, tetapi memang tidak demikian dengan Indonesia. Tidak banyak orang yang punya minat tinggi terhadap kegiatan ini. Selain itu, masih belum banyak juga lokasi wisata di Indonesia yang menawarkan pilihan olahraga adrenalin ini.
Destinasi atau wilayah wisata yang punya beberapa spot bungee jumping adalah Bali. Meski demikian beberapa daerah tujuan wisata seperti Yogyakarta, Jakarta, Medan, dan Bandung juga sudah mulai menyediakan wahana wisata ekstrem ini. Salah satunya terdapat di Jembatan Rajamandala, Bandung.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Ekstrem di Indonesia, Cocok untuk Pacu Adrenalin
Spot wisata yang terletak di desa Mandalawangi, Kabupaten Bandung Barat ini menawarkan suasana alam nan asri. Terdapat sejumlah travel agent yang menawarkan paket wisata jumping, satu diantaranya adalah Tripacker.
Angga Heru Pratama, Owner Tripacker mengatakan sebelum masa pandemi, banyak wisatawan yang memilih paket wisata pantai dan pulau. Namun, setelah pandemi tak sedikit yang mulai tertarik dengan wisata semi adventure seperti canyoneering yang menurunin air terjun, tracking, serta yang belakang mulai diminati adalah wisata rope jump.
“Tadinya yang booming itu adalah canyoneering. Namun, beberapa waktu terakhir ini makin banyak wisatawan yang mulai penasaran dan tertarik melakukan petualangan yang menguji adrenalin seperti rope jump ini karena memang tidak banyak daerah wisata yang menawarkan paket wisata ini,” ujarnya.
Angga mengatakan bahwa rope jump sebetulnya hampir sama dengan bungee jumping yakni sama-sama melompat dari ketinggian. Namun bedanya, jika saat melakukan bungee jumping para peserta akan kembali melenting ke atas maka dalam rope jump ini, peserta akan mengayun ke sisi kiri dan kanan jembatan dengan ketinggian sekitar 30 meter.
“Pada rope jump ini, pengaman diikatkan pada bagian pinggang sehingga pada saat melompat maka ada yang posisinya jungkir balik, tegak lurus atau backflip tergantung posisi,” ucapnya.
Nah, jika kalian tertarik untuk mencoba wahana ini, Tripacker menyediakan paket wisata open trip dari rope jump selama satu hari dari Jakarta ke Bandung. Untuk biayanya, tiap peserta dikenai biaya Rp550.000 per orang, sudah termasuk transport dari Jakarta ke Cianjur, perlengkapan dan keamanan, sertifikat, satu kali makan siang, tea break, perijinan kegiatan, asuransi, serta dokumentasi foto.
“Menariknya dari rope jump ini adalah dengan biaya tersebut, peserta bisa melakukan rope jump sepuasnya beda dengan bungee jumping yang hanya satu kali terjun. Rata-rata mereka ada yang melakukan 2 hingga 3 kali,” jelasnya.
Baca juga: Mengenal Bodysurfing, Olahraga Ekstrem yang Menguji Adrenalin
Meski cukup banyak yang mulai tertarik dengan paket wisata rope jump, pihaknya membatasi jumlah peserta maksimal 15 orang setiap kali trip yang secara reguler dilaksanakan pada hari Sabtu. Namun, jika ada yang tertarik mencoba di hari lainnya maka pihaknya mensyaratkan harus ada reservasi minimal 6 orang peserta baru bisa jalan atau dibuka.
Adapun para peserta rope jump sangat beragam, sebagian besar adalah mereka yang berusia di rentang 20 hingga 30 tahun. Meski demikian, ada pula peserta berusia 68 tahun yang pernah mencoba sebagai peserta paling tua dan yang paling muda adalah siswa SMA berusia 16 tahun.
“Syarat untuk mengikuti kegiatan ini adalah berat badan maksimal 120 kg dan pastikan tidak memiliki riwayat jantung. Kapasitas tali yang kami miliki sebetulnya bisa mencapai hingga 1 ton tapi sabuk pengamannya memiliki keterbatasan lingkar pinggang maksimal 120 kg,” ucapnya.
Angga mengatakan bahwa rope jump ini sebetulnya sudah dimulai sejak 2016 lalu, yang semula hanya di kalangan komunitas saja, terutama pada kalangan Mapala. Seiring berjalannya waktu mulai banyak orang awam yang ingin mencoba dan menguji adrenalin melalui aktivitas tersebut.
Dari situ maka kegiatan rope jump ini mulai dikelola secara profesional dengan menyediakan perlengkapan dan peralatan yang lebih safety, perizinan dari pemda setempat, hingga adanya asuransi bagi para peserta.
“Rope jump ini makin diminati sebagai wahana wisata baru yang menantang. Dan banyak peserta tertarik karena kami juga menyediakan dokumentasi dan sertifikat sehingga mereka bisa memasang itu di sosial media sebagai sebuah kebanggaan tersendiri,” ucapnya.
Baca juga: Ini 5 Etika Berwisata yang Perlu Kalian Ketahui & Lakukan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kegiatan bungee jumping adalah salah satu aktivitas ekstrem umum di banyak negara, tetapi memang tidak demikian dengan Indonesia. Tidak banyak orang yang punya minat tinggi terhadap kegiatan ini. Selain itu, masih belum banyak juga lokasi wisata di Indonesia yang menawarkan pilihan olahraga adrenalin ini.
Destinasi atau wilayah wisata yang punya beberapa spot bungee jumping adalah Bali. Meski demikian beberapa daerah tujuan wisata seperti Yogyakarta, Jakarta, Medan, dan Bandung juga sudah mulai menyediakan wahana wisata ekstrem ini. Salah satunya terdapat di Jembatan Rajamandala, Bandung.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Ekstrem di Indonesia, Cocok untuk Pacu Adrenalin
Spot wisata yang terletak di desa Mandalawangi, Kabupaten Bandung Barat ini menawarkan suasana alam nan asri. Terdapat sejumlah travel agent yang menawarkan paket wisata jumping, satu diantaranya adalah Tripacker.
Angga Heru Pratama, Owner Tripacker mengatakan sebelum masa pandemi, banyak wisatawan yang memilih paket wisata pantai dan pulau. Namun, setelah pandemi tak sedikit yang mulai tertarik dengan wisata semi adventure seperti canyoneering yang menurunin air terjun, tracking, serta yang belakang mulai diminati adalah wisata rope jump.
“Tadinya yang booming itu adalah canyoneering. Namun, beberapa waktu terakhir ini makin banyak wisatawan yang mulai penasaran dan tertarik melakukan petualangan yang menguji adrenalin seperti rope jump ini karena memang tidak banyak daerah wisata yang menawarkan paket wisata ini,” ujarnya.
Angga mengatakan bahwa rope jump sebetulnya hampir sama dengan bungee jumping yakni sama-sama melompat dari ketinggian. Namun bedanya, jika saat melakukan bungee jumping para peserta akan kembali melenting ke atas maka dalam rope jump ini, peserta akan mengayun ke sisi kiri dan kanan jembatan dengan ketinggian sekitar 30 meter.
“Pada rope jump ini, pengaman diikatkan pada bagian pinggang sehingga pada saat melompat maka ada yang posisinya jungkir balik, tegak lurus atau backflip tergantung posisi,” ucapnya.
Nah, jika kalian tertarik untuk mencoba wahana ini, Tripacker menyediakan paket wisata open trip dari rope jump selama satu hari dari Jakarta ke Bandung. Untuk biayanya, tiap peserta dikenai biaya Rp550.000 per orang, sudah termasuk transport dari Jakarta ke Cianjur, perlengkapan dan keamanan, sertifikat, satu kali makan siang, tea break, perijinan kegiatan, asuransi, serta dokumentasi foto.
“Menariknya dari rope jump ini adalah dengan biaya tersebut, peserta bisa melakukan rope jump sepuasnya beda dengan bungee jumping yang hanya satu kali terjun. Rata-rata mereka ada yang melakukan 2 hingga 3 kali,” jelasnya.
Baca juga: Mengenal Bodysurfing, Olahraga Ekstrem yang Menguji Adrenalin
Meski cukup banyak yang mulai tertarik dengan paket wisata rope jump, pihaknya membatasi jumlah peserta maksimal 15 orang setiap kali trip yang secara reguler dilaksanakan pada hari Sabtu. Namun, jika ada yang tertarik mencoba di hari lainnya maka pihaknya mensyaratkan harus ada reservasi minimal 6 orang peserta baru bisa jalan atau dibuka.
Adapun para peserta rope jump sangat beragam, sebagian besar adalah mereka yang berusia di rentang 20 hingga 30 tahun. Meski demikian, ada pula peserta berusia 68 tahun yang pernah mencoba sebagai peserta paling tua dan yang paling muda adalah siswa SMA berusia 16 tahun.
“Syarat untuk mengikuti kegiatan ini adalah berat badan maksimal 120 kg dan pastikan tidak memiliki riwayat jantung. Kapasitas tali yang kami miliki sebetulnya bisa mencapai hingga 1 ton tapi sabuk pengamannya memiliki keterbatasan lingkar pinggang maksimal 120 kg,” ucapnya.
Angga mengatakan bahwa rope jump ini sebetulnya sudah dimulai sejak 2016 lalu, yang semula hanya di kalangan komunitas saja, terutama pada kalangan Mapala. Seiring berjalannya waktu mulai banyak orang awam yang ingin mencoba dan menguji adrenalin melalui aktivitas tersebut.
Dari situ maka kegiatan rope jump ini mulai dikelola secara profesional dengan menyediakan perlengkapan dan peralatan yang lebih safety, perizinan dari pemda setempat, hingga adanya asuransi bagi para peserta.
“Rope jump ini makin diminati sebagai wahana wisata baru yang menantang. Dan banyak peserta tertarik karena kami juga menyediakan dokumentasi dan sertifikat sehingga mereka bisa memasang itu di sosial media sebagai sebuah kebanggaan tersendiri,” ucapnya.
Baca juga: Ini 5 Etika Berwisata yang Perlu Kalian Ketahui & Lakukan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.