Ilustrasi belajar mengelola keuangan (Sumber gambar: Freepik)

7 Langkah Mudah Belajar Mengelola Keuangan Bagi Milenial & Gen Z

29 December 2022   |   07:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Mengelola keuangan bukan hal yang gampang dilakukan. Banyak orang yang sudah memiliki penghasilan sendiri dan masih kesulitan mengelola pengeluaran bulanannya. Hal itu membuat sebagian orang merasa pemasukannya hanya numpang lewat di rekening saja.

Financial Planner Mimien Susanto mengatakan belajar mengelola keuangan memang harus dilakukan sedini mungkin. Bahkan, proses belajar idealnya sudah dilakukan sejak duduk di bangku kuliah. Anak-anak sekolah bisa belajar mengatur keuangan meski pemasukannya masih dari uang saku orang tua.

Mimien mengatakan uang saku tersebut bisa dianggap sebagai penghasilan bulanan mereka. Dengan demikian, anak-anak sekolah bisa belajar tentang cara menerima, menyimpan, dan menggunakan uang.

Mimien menyebut perencanaan keuangan adalah perencanaan hidup. Ya, sebegitu pentingnya perencanaan keuangan dalam kehidupan setiap orang. Perencanaan keuangan yang salah akan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari, termasuk soal kebiasaan dalam menggunakan uang.

Baca jugaBanyak Gen Z Khawatir dengan Kondisi Keuangan Masa Depannya, Kok Bisa?

Oleh karena itu, dirinya menilai belajar soal mengelola keuangan sangat penting bagi generasi milenial dan generasi Z. Terlebih, saat ini generasi muda akan lebih susah memiliki rumah. Alasannya, pengeluaran mereka untuk konsumsi cenderung cukup tinggi, yakni bisa sampai lebih dari 50 persen.
 

Ilustrasi belajar kelola keuangan (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi belajar kelola keuangan (Sumber gambar: Freepik)


Mimien mengungkapkan ada 7 langkah awal yang bisa diambil generasi muda untuk merencanakan keuangan mereka.

Pertama, generasi muda harus memiliki sumber penghasilan. Namun, perlu diketahui sumber penghasilan tidak hanya bisa diraih dari bekerja di kantor atau menjadi wirausaha.

Saat ini penghasilan bisa didapat dari berbagai sumber, seperti pendapatan sewa, pendapatan bunga, pendapatan modal, pendapatan penjualan kembali, pendapatan dividen, pendapatan royalti, dan sebagainya.

Kedua, mengatur pengeluaran. Mimien mengadakan ada beberapa cara yang umum dipakai untuk mengatur keuangan, seperti pola 10-20-30-40. Pengaturannya ialah 10 persen digunakan untuk amal dan sosial, 20 persen untuk tabungan dan investasi,30 persen untuk cicilan dan utang, serta 40 persen untuk biaya hidup.

Ketiga, bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Ciri kebutuhan biasanya ditandai dengan barang tersebut harus dibeli, tidak tergantikan, tanpa pertimbangan, serta penting dan darurat. Namun, dalam praktiknya sering terjadi irisan yang tipis antara kebutuhan dan keinginan.

“Misalnya, paling gampang itu pakaian. Pakaian ini sebenarnya kebutuhan karena harus dibeli, penting, dan tidak tergantikan. Akan tetapi, kemudian akan muncul keinginan, yakni membeli pakaian yang bermerek,” ujar Mimien.

Keempat, buatlah tujuan keuangan. Tujuan keuangan ini seperti mimpi atau harapan, disertai jangka waktu kapan akan dicapai, dan sekaligus berapa biaya yang dibutuhkan untuk sampai ke goal tersebut.

Kelima, memiliki dana darurat. Dana darurat sangat penting disiapkan oleh generasi muda. Sebab, bisa saja pada masa depan ada keadaan yang benar-benar di luar rencana yang telah disusun. Dengan adanya dana darurat, seseorang bisa mencairkan uang tersebut tanpa mengganggu pos investasi atau tabungan. Besarnya dana darurat bagi yang masih single minimal 3 kali pengeluaran per bulan.

Keenam, punya proteksi itu penting. Proteksi yang dimaksud ialah asuransi, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Dengan asuransi kesehatan, kita bisa mengalihkan biaya yang timbul kalau kita mengalami sakit. Adapun asuransi jiwa dapat mengganti nilai ekonomis pencari nafkah utama apabila mengalami risiko meninggal dunia.

Ketujuh, belajar investasi dengan benar. Kunci dari investasi ialah waktu. Untuk jangka pendek (1-2 tahun), seseorang bisa menabung di bank, deposito, atau reksadana pasar uang. Jangka menengah (2-5 tahun) bisa memilih obligasi, reksadana pendapatan tetap, dan logam mulia. Jangka panjang (lebih dari 5 tahun) bisa memilih saham, reksadana saham, dan reksadana campuran.

Baca juga5 Kiat Praktis Mengelola Keuangan untuk Milenial Parents

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Mampu Prediksi Cuaca Ekstrem, Apa itu SADEWA BRIN?

BERIKUTNYA

Profil Musisi Jo Mersa Marley, Cucu Bob Marley yang Meninggal Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: