Banyak Gen Z Khawatir dengan Kondisi Keuangan Masa Depannya, Kok Bisa?
29 November 2022 |
20:00 WIB
Keuangan menjadi faktor yang dapat memicu rasa cemas dan khawatir. Survei dari Deloitte pada 2022 mengungkap kondisi keuangan di masa depan menjadi salah satu yang paling dicemaskan oleh generasi Z dan milenial. Kecemasan tersebut kerap menimbulkan rasa stres bagi generasi z.
Berdasarkan laporan tersebut, sebanyak 47 persen responden yang berasal dari kalangan generasi Z menyatakan bahwa masa depan keuangan mereka menjadi penyebab stres saat ini. Faktor tersebut rupanya juga dirasakan oleh 43 persen responden milenial.
Uniknya, faktor kedua stres bagi kalangan mereka masih berkaitan dengan kondisi keuangan. sebanyak 42 persen generasi z dan 39 persen milenial merasa stres dengan kondisi keuangan sehari-hari. Laporan tersebut menjelaskan bahwa meningkatnya biaya hidup di berbagai negara telah menjadi kecemasan dan persoalan bagi generasi z dan milenial.
Sebagai informasi, Deloitte melakukan survei terhadap 14.808 generasi Z dan 8.412 generasi milenial dari 46 negara. Survei dilakukan pada November 2021-April 2022.
Baca juga: 5 Ciri Kondisi Keuanganmu dalam Kondisi Baik, Cek Yuk!
Psikolog dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto mengatakan kenaikan harga untuk segala hal, dari bahan bakar hingga makanan, dapat memunculkan kekhawatiran pada seseorang. Kecemasan finansial yang muncul berasal dari ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada masa depan.
“Kecemasan tentang uang adalah hal yang normal untuk dirasakan oleh semua orang. Namun, hal tersebut dapat disebut sebagai gangguan, apabila kecemasan mulai memengaruhi kehidupan sehari-hari,” ujar Kasandra kepada Hypeabis.id.
Kasandra mengatakan ada beberapa gejala yang timbul dari kecemasan akibat uang. Umumnya, orang akan mengalami kenaikan atau penurunan berat badan secara drastis. Emosi seseorang juga jadi tidak stabil dan membuatnya mudah marah atau tersinggung.
Stres akibat keuangan juga kerap membuat seseorang menarik diri dari lingkungannya. Rasa cemas berlebih makin lama juga merusak kesehatan fisiknya, seperti muncul sakit kepala, masalah pencernaan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Kecemasan finansial juga dapat membuat seseorang sulit menjalin kehidupan sehari-harinya. Kecemasan kerap membuat seseorang mudah kesal dan khawatir. Hal itu dapat memicu konflik antar anggota keluarga maupun pasangan. Selain itu, hubungan sesama rekan kerja dan produktivitas seseorang juga dapat terganggu.
Minimnya edukasi keuangan saat ini membuat kalangan generasi Z dan milenial khawatir terhadap kondisi finansial mereka di masa depan. Padahal, mereka bisa meminimalisir kekhawatiran tersebut dengan menerapkan strategi yang tepat.
Rizqi mengatakan kekhawatiran soal kondisi keuangan pada masa depan bisa diatasi ketika seseorang memiliki rencana yang jelas. Seseorang juga perlu memahami kondisi diri dan menyisihkan untuk masa depan.
Namun, sebelum berbicara menyisihkan uang untuk masa depan, generasi z dan milenial mesti mampu menciptakan cash flow yang sehat terlebih dahulu. Cash flow adalah aliran arus kas yang berisi semua transaksi, baik pemasukan maupun pengeluaran.
Generasi z dan milenial mesti bisa mengatur keuangan mereka secara bulanan dengan baik. Cash flow yang sehat ialah ketika pengeluaran bulanan tidak melebihi pemasukan. Jika cash flow masih belum sehat, cobalah untuk membedah dan memerinci semua pengeluaran dan pemasukan bulanan.
Perhatikan kembali pentingnya perbedaan keinginan dan kebutuhan setiap kali akan membeli sesuatu. Hapuslah beberapa kebiasaan membeli barang yang hanya berdasarkan keinginan semata.
Cash flow yang tidak sehat kerap menimbulkan sederet masalah keuangan turunan. Lantaran pengeluaran lebih besar dari penghasilan, seseorang sering kali jadi tergiur melakukan utang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berdasarkan laporan tersebut, sebanyak 47 persen responden yang berasal dari kalangan generasi Z menyatakan bahwa masa depan keuangan mereka menjadi penyebab stres saat ini. Faktor tersebut rupanya juga dirasakan oleh 43 persen responden milenial.
Uniknya, faktor kedua stres bagi kalangan mereka masih berkaitan dengan kondisi keuangan. sebanyak 42 persen generasi z dan 39 persen milenial merasa stres dengan kondisi keuangan sehari-hari. Laporan tersebut menjelaskan bahwa meningkatnya biaya hidup di berbagai negara telah menjadi kecemasan dan persoalan bagi generasi z dan milenial.
Sebagai informasi, Deloitte melakukan survei terhadap 14.808 generasi Z dan 8.412 generasi milenial dari 46 negara. Survei dilakukan pada November 2021-April 2022.
Baca juga: 5 Ciri Kondisi Keuanganmu dalam Kondisi Baik, Cek Yuk!
Psikolog dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto mengatakan kenaikan harga untuk segala hal, dari bahan bakar hingga makanan, dapat memunculkan kekhawatiran pada seseorang. Kecemasan finansial yang muncul berasal dari ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada masa depan.
“Kecemasan tentang uang adalah hal yang normal untuk dirasakan oleh semua orang. Namun, hal tersebut dapat disebut sebagai gangguan, apabila kecemasan mulai memengaruhi kehidupan sehari-hari,” ujar Kasandra kepada Hypeabis.id.
Kasandra mengatakan ada beberapa gejala yang timbul dari kecemasan akibat uang. Umumnya, orang akan mengalami kenaikan atau penurunan berat badan secara drastis. Emosi seseorang juga jadi tidak stabil dan membuatnya mudah marah atau tersinggung.
Stres akibat keuangan juga kerap membuat seseorang menarik diri dari lingkungannya. Rasa cemas berlebih makin lama juga merusak kesehatan fisiknya, seperti muncul sakit kepala, masalah pencernaan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Kecemasan finansial juga dapat membuat seseorang sulit menjalin kehidupan sehari-harinya. Kecemasan kerap membuat seseorang mudah kesal dan khawatir. Hal itu dapat memicu konflik antar anggota keluarga maupun pasangan. Selain itu, hubungan sesama rekan kerja dan produktivitas seseorang juga dapat terganggu.
Ilustrasi tabungan. (Sumber gambar: Unsplash/Towfiqu barbhuiya)
Minimnya Edukasi Keuangan
Perencana keuangan dari Finansialku, Rizqi Syam, mengatakan sangat wajar jika seseorang mengalami kecemasan terhadap kondisi keuangan masa depan. Umumnya, hal itu terjadi karena seseorang merasa tidak bisa mengontrol kestabilan ekonominya pada masa depan.Minimnya edukasi keuangan saat ini membuat kalangan generasi Z dan milenial khawatir terhadap kondisi finansial mereka di masa depan. Padahal, mereka bisa meminimalisir kekhawatiran tersebut dengan menerapkan strategi yang tepat.
Rizqi mengatakan kekhawatiran soal kondisi keuangan pada masa depan bisa diatasi ketika seseorang memiliki rencana yang jelas. Seseorang juga perlu memahami kondisi diri dan menyisihkan untuk masa depan.
Namun, sebelum berbicara menyisihkan uang untuk masa depan, generasi z dan milenial mesti mampu menciptakan cash flow yang sehat terlebih dahulu. Cash flow adalah aliran arus kas yang berisi semua transaksi, baik pemasukan maupun pengeluaran.
Generasi z dan milenial mesti bisa mengatur keuangan mereka secara bulanan dengan baik. Cash flow yang sehat ialah ketika pengeluaran bulanan tidak melebihi pemasukan. Jika cash flow masih belum sehat, cobalah untuk membedah dan memerinci semua pengeluaran dan pemasukan bulanan.
Perhatikan kembali pentingnya perbedaan keinginan dan kebutuhan setiap kali akan membeli sesuatu. Hapuslah beberapa kebiasaan membeli barang yang hanya berdasarkan keinginan semata.
Cash flow yang tidak sehat kerap menimbulkan sederet masalah keuangan turunan. Lantaran pengeluaran lebih besar dari penghasilan, seseorang sering kali jadi tergiur melakukan utang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.