Ilustrasi tindakan operasi. (Sumber gambar : Unsplash/National Cancer Institute)

Coiling, Tindakan Intensif Cegah Pecahnya Pembuluh Darah Otak

26 December 2022   |   18:52 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Munculnya teknologi mempermudah pekerjaan manusia di segala bidang, salah satunya di sektor kesehatan. Inovasi pun bermunculan mulai dari deteksi hingga terapi untuk penanganan penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia, seperti strok.

Terbaru, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Rumah sakit yang diampu Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) itu melakukan tindakan coiling atau memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah.

Baca juga: Hati-hati, Kaum Mageran Punya Potensi Lebih Besar Terkena Strok

Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami menerangkan secara garis besar penyebab strok ada dua, yakni karena penyumbatan pembuluh darah dan pecahnya pembuluh darah. Sebagian dari yang pecah pembuluh darah itu disebabkan oleh pecahnya aneurisma.

Mursyid menjelaskan aneurisma adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak. Ini memang sudah ada sejak manusia lahir dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tegangan darah tinggi.

“Jadi pada pasien ini tentunya untuk menghindari risiko terjadinya pecah pembuluh darah itu maka harus dilakukan suatu tindakan,” ujarnya dikutip dari siaran pers, Senin (26/12/2022). 

Ada dua tindakan yang bisa dilakukan untuk menangani risiko strok ini. Pertama, tindakan coiling. Kedua, tindakan clipping atau melakukan klip (penjepitan). Adapun untuk melakukan coiling diperlukan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memadai.

“Di RSUP Ngoerah ini alatnya semuanya sudah ada, kamar cath lab nya sudah memenuhi syarat, dan SDM-nya pun sudah ada,” tutur Mursyid.

Nah, hari ini RSUP Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali, melakukan tindakan coiling terhadap pasien dari Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasien dilakukan penyumbatan pembuluh darah yang berpotensi pecah tersebut. 

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan tindakan coiling menunjukkan adanya transformasi sistem layanan rujukan. Dia menyebut strok merupakan penyakit yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk. 

Jumlah kasus meninggal akibat kondisi ini pun bisa mencapai hingga ribuan setiap tahun. Bahkan kasus kecacatan bisa lebih tinggi 2 kali lipat dari kasus kematian.

Oleh karena itu dia meminta RS PON untuk mengaktifkan fungsi pengampuannya dan target 34 provinsi harus bisa bedah otak terbuka bisa direalisasi. “RS PON juga harus memastikan 514 kabupaten/kota bisa melakukan intervensi non bedah seperti coiling,” pinta Budi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan strok adalah satu dari empat penyebab kematian terbanyak di Bali. Dia berharap agar seluruh rumah sakit di Pulau Dewata bisa melakukan tindakan ini. 

Baca juga: Kenali Metode FAST Untuk Deteksi Dini Serangan Stroke

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Avatar 2 Cuan Rp13,7 Triliun Setelah Tayang 10 Hari, Mejeng di Top 5 Box Office 2022

BERIKUTNYA

Sejarah Permainan Latto-latto yang Kini Viral di Medsos

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: