Ilustrasi Covid-19. (Sumber gambar : Unsplash/Fusion Medical Animation)

Bikin Cemas, 4 Penyakit Ini Jadi Momok Sepanjang 2022

21 December 2022   |   13:02 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

3. Monkeypox

Penyakit lainnya yang sempat membuat heboh yakni Monkeypox. Pada September lalu, ditemukan 22..620 kasus penyakit cacar monyet ini di dunia. Sementara di Indonesia, ditemukan satu orang pria terinfeksi, 2 suspek, dan 63 lainnya discarded. 

Dokter Spesialis Kulit Arini Astasari Widodo menjelaskan cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini merupakan bagian dari genus orthopoxvirus, yang termasuk virus penyebab penyakit cacar. 

Monkeypox merupakan penyakit zoonosis, artinya bisa menular dari hewan ke manusia, dan sebaliknya. Bisa juga menular dari satu manusia ke manusia lainnya. 

Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari, mengatakan  ada gejala khas yang membedakan virus cacar monyet dengan virus cacar air maupun herpes zoster, yang umumnya dialami oleh masyarakat Indonesia. 

“Gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, myalgia (nyeri otot), sakit kepala, ada rasa tidak enak di tenggorokan, limfadenopati (kelenjar getah bening yang membengkak) dan ada kelainan di kulit. Ada lima yang paling dominan,” ujarnya dalam a konferensi pers yang digelar virtual,  Agustus lalu. 

Lebih lanjut dia menjelaskan ruam maupun bintil monkeypox umumnya menyerang wajah, kemudian diikuti dengan kelainan di batang tubuh seperti lengan, perut, dan punggung. Lesi atau bintil juga muncul di telapak tangan, bisa jadi di tangan, mukosa di mata, mulut, atau di dalam mulut. 


4. Gagal ginjal akut

Dua bulan lalu, para ibu di Indonesia cemas dengan munculnya kasus gagal ginjal akut. Fenomena Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) ini disebabkan karena intoksikasi zat etilen glikol dan dietilen glikol. 

Dua zat tersebut ditemukan di obat sirop yang diminum oleh anak-anak. Oleh karena itu, Kemenkes bersama BPOM melakukan penelitian dan menghentikan peredaran serta pemakaian ratusan obat yang diduga tercemar zat berbahaya itu.

Pada November lalu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan sejak 2 sampai 15 November 2022, tercatat tidak ada penambahan kasus baru GGPA di Indonesia. Kondisi tersebut membuat jumlah kasus GPPA di dalam negeri mengalami tren penurunan. 

Selain itu, Syahril juga mengungkap angka kesembuhan pasien terus meningkat. Saat ini, ada 111 pasien yang telah sembuh dari total 324 kasus di Indonesia. Sebanyak 14 pasien hingga kini masih menjalani proses perawatan. Adapun, 199 pasien meninggal dunia. 

Editor: Fajar Sidik
1
2


SEBELUMNYA

4 Langkah Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular King Cobra

BERIKUTNYA

Gara-gara Ini, Dwayne Johnson Umumkan Tak Lagi Perankan Black Adam di DC Studios

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: