Ilustrasi Amartya NFT (Sumber gambar: Amartya NFT)

Amartya NFT, Angkat Elemen Batik keDalam Ekosistem Seni Digital

14 December 2022   |   13:42 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Like
Ada satu cara unik yang dilakukan oleh seorang seniman ilustrator Indonesia, Antonio Wisesa untuk menduniakan keindahan seni batik yaitu dengan mengangkat elemen batik ke dalam ekosistem seni baru yakni ranah digital art NFT (Non-Fungible Token) dan mencakup Market Web3.

Dalam proyek bertajuk Amartya NFT tersebut, Antonio menggandeng perusahaan peluncuran NFT Gaspack, dan exchange cryptocurrency Indonesia Vonix serta melibatkan rumah batik Iwan Tirta selaku advisor dalam proses kreatifnya.

Proyek karya seni kripto yang diluncurkan ke pasar seni digital per 15 Desember 2022 ini, terinspirasi dari pola sakral batik asli Indonesia dan diperkenalkan dalam wujud seni digital serta terdiri atas 999 NFT sebagai satu kesatuan koleksi.

Pria yang akrab disapa Toni ini bertindak sebagai ilustrator yang menangani penggambaran, penulisan, animasi aset, karakter, dan keseluruhan dunia penceritaan Amartya.

Baca jugaEra Soekamto Rilis 111.111 NFT Batik

Toni menjelaskan, nama Amartya itu sendiri berarti Immortal atau abadi, menggambarkan sembilan tokoh dewa dengan sifat dan elemen istimewanya masing-masing. Penuangan sembilan karakter tersebut ke dalam media visual menggunakan pola batik dan tema yang jarang ditemui, sehingga semakin memperkuat keunikan koleksi ini.

Filosofi pola dan pemilihan kesembilan karakter dewa tersebut juga merepresentasikan kalender tradisional Jawa, menunjukkan betapa kentalnya kultur Jawa yang diusung dalam koleksi seni visual ini.

Dalam proses penggarapan Amartya, seluruh tim berkonsultasi dengan batik house, Iwan Tirta Private Collection untuk mengembangkan karakter dan memilih nama untuk setiap Amartya, berdasarkan nama-nama dalam bahasa Sansekerta.

 “Batik adalah salah satu warisan luhur budaya bangsa yang harus kita jaga kelestariannya. Menyadari hal ini, kami ingin mengusung batik ke dalam ranah seni baru, yakni seni digital NFT. Dengan terobosan masuknya batik ke ranah seni dunia meta ini, kami berharap batik lebih mendunia dan dikenal lebih banyak kalangan,” tuturnya.

Gagasan seputar muatan budaya Jawa, unsur batik, serta elemen alam semesta, merupakan alasan kuat keseriusan Toni menggarap koleksi seni digital ini, selain konsep Amartya secara keseluruhan sebagai seni digital dan tim yang terlibat.

Toni juga menyampaikan apresiasi atas dukungan rumah batik Iwan Tirta Private Collection, yang bertindak selaku advisor Amartya NFT. “Dengan dukungan dari berbagai pihak, semoga kehadiran Amartya NFT dapat menjadi salah satu upaya agar batik menyentuh lebih banyak penikmat seni. Kami berharap langkah ini juga menularkan inspirasi dan membuka peluang baru dimunculkannya batik dalam berbagai bentuk media seni, tidak hanya tertuang dalam wujud kain,” ujarnya.

Tak hanya dalam hal penggambaran karakter, keseluruhan visualisasi Amartya juga dikembangkan berdasarkan budaya Indonesia, seperti pendhapa Jawa untuk latar belakangnya. Penggunaan citra Thangka (lukisan di atas kain melambangkan sosok suci atau mandala) dan pengalaman Toni berkreasi dalam kebudayaan Asia Tenggara juga menjadi salah satu hal yang membantu proses penciptaannya.

Diluncurkan ke dalam pasar NFT pertengahan bulan ini, informasi terbaru dan perkembangan Amartya NFT dapat diikuti melalui situs amartya.io dan akun Twitter @AmartyaNFT, yang mudah diakses para penikmat seni digital, kolektor NFT, serta masyarakat umum.


Antonio Wisesa

Antonio Wisesa, atau biasa dipanggil Toni, adalah seorang ilustrator yang berfokus pada pembuatan ilustrasi untuk buku anak-anak. Beberapa karyanya yang terkenal seperti 70+ Motivational Stories for Children, Sutasoma, dan Legacy of Love. Ia juga pernah melakukan publikasi karya secara independen berjudul Project Mutja.

Sementara pencapaian Toni sebagai seniman, di antaranya adalah termasuk dalam IBBY Honor List 2019 untuk Sutasoma, serta pernah berpartisipasi pada ajang Biennale of Illustration Bratislava Workshop 2019 dan Frankfurt Book Fair 2019.

Artist dalam proyek Amartya NFT ini sering kali memasukkan elemen Indonesia ke dalam karya-karyanya. Cenderung memiliki unsur “horor” dengan sentuhan khas seniman Indonesia, karya-karya Toni disertai tekstur dan unsur gerakan yang mengandung banyak folosofi tersembunyi.

Dengan kombinasi komposisi kompleks dan penggunaan ruang negatif, ia menciptakan karya seni yang penuh detail juga referensi di setiap sudut. Dalam proses kreatifnya, Toni berusaha mempertahankan konsep dan tema yang sejak awal ia usung.

Baca jugaKreator NFT Punya Prospek Cerah pada Masa Depan                                                                                                   

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla            

SEBELUMNYA

Jangan Asal, Begini Tips Memilih Jenis Sepatu Agar Tidak Cedera

BERIKUTNYA

Mondo Gascaro Duet bareng Agatha Pricilla Merilis Double Single bertema Pandemi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: