Giri Wijaya, Pusat Kepemimpinan Wikasatrian (Dok. Wikasatrian)

Giri Wijaya, Kampus Megah Calon Leader yang Terapkan Arsitektur Nusantara

03 July 2021   |   20:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, pusat pelatihan kepemimpinan Wikasatrian yang berlokasi di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, ternyata tidak hanya menerapkan kearifan lokal dalam model pembelajarannya, tetapi juga menyerap filosofi dalam wujud bangunan berkonsep arsitektur yang sarat makna nilai-nilai budaya Nusantara.

Bangunan yang menjadi fasilitas pembelajaran bagi para calon pemimpin yang diberi nama Giri Wijaya ini dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek simbol keindonesiaan, baik dari luar maupun di dalam gedung. Dilihat dari sisi barat luar, bangunan itu tampak seperti gunung. Hal itu merepresentasikan citra Indonesia sebagai kawasan yang dikelilingi oleh cincin api atau ring of fire.
 

Tampak atas bangunan Giri Jaya (Dok. Wikasatrian)

 

Tampak atas bangunan Giri Wijaya (Dok. Tangkapan layar presentasi narasumber Tonny Warsono)

Bukan hanya diartikan sebagai wilayah yang rawan bencana seperti letusan gunung api, gempa, dan tsunami, itu juga merepresentasikan Indonesia sebagai wilayah yang subur dan kaya akan secara hayati.

Pamong Utama Pusat Kepemimpinan Wikasatrian Tonny Warsono mengatakan, bila dilihat dari sisi atas, gedung itu tampak seperti bentuk raga tokoh Semar, sosok pemimpin dalam rombongan empat sekawan Punakawan dalam pewayangan, yang bentuknya tidak jelas atau disebut amorf.

Sosok Semar dipilih karena merepresentasikan seorang pamong atau pemimpin yang sosoknya arif bijaksana serta  tidak menggurui. Namun, dia dihormati oleh kawan-kawannya sebagai seorang pamong. Sementara itu, puluhan anak tangga di luar bangunan difilosofikan sebagai konsep terasering yang banyak digunakan di Tanah Air.

 

Interior Gedung Giri Wijaya (Dok Wikasatrian)

Interior Gedung Giri Wijaya (Dok Wikasatrian)

 

“Kalau kita masuk ke dalam, bentuk ruangannya itu asimetri yang bisa membuat pikiran atau otak kiri dan kanan kita saling harmoni,” paparnya dalam diskusi virtual bertajuk Jawa dan Dunia Industri  yang digelar Program Studi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Jumat (2/7/2021).


 
1
2


SEBELUMNYA

Genhype, Ini Loh Rahasianya Supaya Olahan Kambing Enggak Bau Prengus

BERIKUTNYA

Hidupkan Geliat Seni Bali, Seniman Berkolaborasi Gelar Taksu Ubud

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: