Ilustrasi (Sumber gambar: BNPB)

Waspada 4 Penyakit Menular Usai Bencana Gempa, Ini Hal-hal yang Perlu Dilakukan

01 December 2022   |   21:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 skala richter yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, mengguncang kehidupan masyarakat di sekitarnya. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, per 30 November 2022, jumlah korban meninggal gempa Cianjur mencapai 328 jiwa dan 12 lainnya dinyatakan hilang.

Bencana alam ini pun merusak rumah warga sebanyak 17.864 unit dengan rincian rumah rusak berat sebanyak 4.376 unit, rusak sedang 5.306 unit, dan rusak ringan 8.182 unit. Hal itu membuat sebanyak 109.386 orang terpaksa mengungsi di posko-posko pengungsian.

Baca jugaAnak-anak Korban Bencana Alam Rentan Alami Trauma

Kondisi ini rupanya menimbulkan risiko berbagai masalah kesehatan terkait penyakit menular. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan setidaknya ada empat jenis penyakit menular yang perlu diwaspadai seusai bencana gempa bumi.

Keempat penyakit tersebut yakni penyakit yang ditularkan melalui air (water-borne disease), penyakit menular lewat makanan (foodborne disease), penyakit paru dan pernapasan, serta penyakit yang menular melalui kontak langsung antar manusia.

"Hari-hari sesudah bencana akan timbul berbagai masalah kesehatan bahkan mungkin sampai terjadinya gagal multi organ atau infeksi berat sampai dapat terjadi sepsis," katanya dalam keterangan resminya.

Tjandra juga mengatakan perburukan beberapa risiko penyakit tersebut perlu kian diwaspadai terutama bagi mereka yang telah memiliki penyakit kronik sebelumnya. 
 

Upaya Pencegahan

Menurut dia, masalah-masalah ini harus diantisipasi sejak sekarang. Upaya pencegahan terhadap dampak kesehatan selanjutnya, sesudah yang terjadi di jam-jam dan hari-hari pertama sesudah gempa perlu dilakukan.

"Segera menerapkan strategi pengendalian penyakit, baik menular maupun tidak menular yang kronik," kata pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Lebih lanjut, langkah kesehatan yang juga perlu dilakukan yakni penilaian cepat apa yang dibutuhkan segera atau rapid needs assessments, dan mengevaluasi sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan.

"Dalam hal ini pengaturan pelayanan di RS di Cianjur dan sekitarnya sebaiknya jadi prioritas utama untuk dilaksanakan," sarannya.

Baca jugaBNPB & Platform Peta Bencana Berkolaborasi Sediakan Informasi untuk Publik

Tjandra juga menekankan pentingnya pihak berwenang untuk selalu melakukan evaluasi terhadap efektivitas strategi yang dilakukan, termasuk melakukan perbaikan atau contingency planning untuk mengantisipasi kemungkinan bencana pada masa datang.

Sementara itu, Tjandra menjelaskan menurut beberapa data ilmiah, beberapa jam sesudah gempa akan banyak ditemukan kasus serius, luka, patah tulang sampai kerusakan organ dalam tubuh akibat berbagai benturan ketika gempa.

"Kasus-kasus berat dapat mengakibatkan gangguan berbagai alat atau sistem tubuh yang memerlukan penanganan segera," ujarnya.

Salah satu penelitian lain menunjukkan dari kasus-kasus yang ada, sekitar 65 persen mengalami luka-luka, 22 persen patah tulang, 6 persen kerusakan jaringan lunak dan persentasi cukup banyak yang mengalami trauma pada tungkai dan lengan.



Editor: Roni Yunianto 

SEBELUMNYA

Kasus Masih Tinggi, Yuk Ketahui Gejala & Cara Penularan HIV

BERIKUTNYA

Cicipi Yuk! Menu Spesial Martabak Lemonilo Mie Pedas Korea

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: