Pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam Siap Digelar, Silang Media Teater & Film
24 November 2022 |
21:05 WIB
Salah satu karya film legendaris karya Usmar Ismail, Lewat Djam Malam, akan dihadirkan dalam bentuk pertunjukan teater silang-media berjudul Setelah Lewat Djam Malam. Pertunjukan ini akan mempertemukan dan mendialogkan medium film dan seni pertunjukan dalam satu panggung.
Disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin, pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam akan dipentaskan oleh sederet figur publik kenamaan Indonesia dari berbagai latar belakang seperti aktor, penyanyi, penari, hingga model.
Mereka adalah Reza Rahadian, Lukman Sardi, Sal Priadi, Dira Sugandi, Kelly Tandiono, Josh Marcy, serta para penari Dansity. Pertunjukan ini akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 2 & 3 Desember 2022.
Baca juga: Hari Film Nasional, Melihat Peran Usmar Ismail dan Industri Perfilman Hari Ini
Sutradara Yudi Ahmad Tajudin mengatakan bahwa kerangka estetika pertunjukan ini bukan sekadar ‘alih wahana’, yang memindahkan ekspresi seni dari satu wahana ke wahana lain. Melainkan pertunjukan silang-media yang mempertemukan dan mendialogkan wahana, atau media, yang berbeda-beda sebagai satu kesatuan ekspresi.
"Sejauh ini, proses latihan yang telah dilakukan telah membuka dan menciptakan bentuk seni pertunjukan yang segar. Semoga penonton nanti juga bisa mendapatkan pengalaman menonton yang segar dan berbeda," katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Yudi menambahkan, sebagai suatu pertunjukan, Setelah Lewat Djam Malam merupakan suatu dialog antar generasi tentang paham kebangsaan yang terjadi pada era 1950-an seperti dalam film yang dilihat dengan konteks hari ini.
"Bagaimana kami memaknainya dan memantulkannya pada kenyataan hari ini. Pada titik inilah kami berharap banyak penonton muda yang datang sehingga kita bisa membicarakan isu penting ini," tambahnya.
Film Lewat Djam Malam yang diproduksi pada 1954 adalah film klasik yang ditulis oleh Asrul Sani dan disutradarai oleh Usmar Ismail. Film ini meraih penghargaan Film Terbaik pada Festival Film Indonesia pada 1955.
Pada pada 2012, film ini direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Setelah direstorasi selama kurang lebih 2 tahun (2010-2012), film ini ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes, dan kemudian diedarkan kembali secara terbatas di beberapa bioskop Indonesia.
Baca juga: Mengenal Karya Pahlawan Nasional Usmar Ismail yang Melampaui Zamannya
Produser Yulia Evina Bhara menuturkan bahwa film Lewat Djam Malam merupakan suatu perenungan atas tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern. Tema itu, paparnya, disampaikan melalui kisah Iskandar.
Dalam film tersebut, Iskandar adalah seorang mantan pejuang kemerdekaan yang berusaha memasuki dan beradaptasi dengan dunia baru, kehidupan pasca kemerdekaan, yang berbeda dengan yang dia bayangkan sebelumnya.
Pertemuannya dengan kekasihnya, Norma, serta rekan-rekan perjuangannya dahulu, dan sesosok perempuan yang mengesankannya, Laila, tak membuat Iskandar bisa menghindar dari perasaan asing atas dunia baru yang dia masuki.
“Semoga pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam ini dapat mempertemukan penonton film dan teater untuk mengalami sebuah pertunjukan segar, berbeda dan mengesankan untuk akhir tahun mereka," ujarnya.
Baca juga: Perjalanan Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail dari Bangku Sekolah hingga Meraih Gelar Pahlawan Nasional
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, menuturkan bahwa pertunjukan silang-media ini dapat menjadi semacam 'jembatan' bagi generasi muda untuk dapat mengenal sejarah sekaligus pemahaman baru khususnya seputar kebudayaan.
Terlebih lagi, paparnya, film klasik Lewat Djam Malam sarat akan nilai-nilai tentang sejarah, kemanusiaan, sekaligus kebangsaan, sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda.
Adapun, untuk Genhype yang ingin menyaksikan pertunjukan silang media Setelah Lewat Djam Malam, bisa membeli tiketnya melalui layanan aplikasi Gotix dan Loket.com.
Editor: Roni Yunianto
Disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin, pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam akan dipentaskan oleh sederet figur publik kenamaan Indonesia dari berbagai latar belakang seperti aktor, penyanyi, penari, hingga model.
Mereka adalah Reza Rahadian, Lukman Sardi, Sal Priadi, Dira Sugandi, Kelly Tandiono, Josh Marcy, serta para penari Dansity. Pertunjukan ini akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 2 & 3 Desember 2022.
Baca juga: Hari Film Nasional, Melihat Peran Usmar Ismail dan Industri Perfilman Hari Ini
Sutradara Yudi Ahmad Tajudin mengatakan bahwa kerangka estetika pertunjukan ini bukan sekadar ‘alih wahana’, yang memindahkan ekspresi seni dari satu wahana ke wahana lain. Melainkan pertunjukan silang-media yang mempertemukan dan mendialogkan wahana, atau media, yang berbeda-beda sebagai satu kesatuan ekspresi.
"Sejauh ini, proses latihan yang telah dilakukan telah membuka dan menciptakan bentuk seni pertunjukan yang segar. Semoga penonton nanti juga bisa mendapatkan pengalaman menonton yang segar dan berbeda," katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Yudi menambahkan, sebagai suatu pertunjukan, Setelah Lewat Djam Malam merupakan suatu dialog antar generasi tentang paham kebangsaan yang terjadi pada era 1950-an seperti dalam film yang dilihat dengan konteks hari ini.
"Bagaimana kami memaknainya dan memantulkannya pada kenyataan hari ini. Pada titik inilah kami berharap banyak penonton muda yang datang sehingga kita bisa membicarakan isu penting ini," tambahnya.
Film Lewat Djam Malam yang diproduksi pada 1954 adalah film klasik yang ditulis oleh Asrul Sani dan disutradarai oleh Usmar Ismail. Film ini meraih penghargaan Film Terbaik pada Festival Film Indonesia pada 1955.
Pada pada 2012, film ini direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Setelah direstorasi selama kurang lebih 2 tahun (2010-2012), film ini ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes, dan kemudian diedarkan kembali secara terbatas di beberapa bioskop Indonesia.
Baca juga: Mengenal Karya Pahlawan Nasional Usmar Ismail yang Melampaui Zamannya
Produser Yulia Evina Bhara menuturkan bahwa film Lewat Djam Malam merupakan suatu perenungan atas tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern. Tema itu, paparnya, disampaikan melalui kisah Iskandar.
Dalam film tersebut, Iskandar adalah seorang mantan pejuang kemerdekaan yang berusaha memasuki dan beradaptasi dengan dunia baru, kehidupan pasca kemerdekaan, yang berbeda dengan yang dia bayangkan sebelumnya.
Pertemuannya dengan kekasihnya, Norma, serta rekan-rekan perjuangannya dahulu, dan sesosok perempuan yang mengesankannya, Laila, tak membuat Iskandar bisa menghindar dari perasaan asing atas dunia baru yang dia masuki.
“Semoga pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam ini dapat mempertemukan penonton film dan teater untuk mengalami sebuah pertunjukan segar, berbeda dan mengesankan untuk akhir tahun mereka," ujarnya.
Baca juga: Perjalanan Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail dari Bangku Sekolah hingga Meraih Gelar Pahlawan Nasional
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, menuturkan bahwa pertunjukan silang-media ini dapat menjadi semacam 'jembatan' bagi generasi muda untuk dapat mengenal sejarah sekaligus pemahaman baru khususnya seputar kebudayaan.
Terlebih lagi, paparnya, film klasik Lewat Djam Malam sarat akan nilai-nilai tentang sejarah, kemanusiaan, sekaligus kebangsaan, sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda.
Adapun, untuk Genhype yang ingin menyaksikan pertunjukan silang media Setelah Lewat Djam Malam, bisa membeli tiketnya melalui layanan aplikasi Gotix dan Loket.com.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.