Sandra Oh Kuak Drama & Politik Kampus dalam Serial Netflix The Chair
23 August 2021 |
20:52 WIB
Dalam budaya pop, kita terlalu sering melihat gambaran kehidupan kampus dari sudut pandang mahasiswa yang menyesuaikan diri dengan perubahan drastis di dunia akademis. Keberadaan pengajar jarang atau hampir tidak pernah menjadi sorotan dan hanya diperlihatkan sesekali sebagai cameo atau filler.
Serial terbaru produksi Netflix, The Chair, mengubah skenario itu agar penonton dapat fokus pada kehidupan emosional beberapa anggota fakultas yang masing-masing berlomba untuk mendapatkan kekuasaan, rasa hormat, kantor yang paling bagus, sambil menanamkan kecintaan terhadap sastra kepada para generasi muda.
Dibuat oleh aktor Amanda Peet dan penulis skenario, yang juga seorang akademisi Annie Wyman, serial berjumlah enam episode ini berpusat pada kisah Dr. Ji-Yoon Kim (Sandra Oh) seorang profesor tetap yang merupakan perempuan non-kulit putih pertama yang dipromosikan menjadi ketua Departemen Bahasa Inggris yang dilanda krisis di Universitas Pembroke.
Peluang ini disambut dengan gembira namun pada saat yang sama, Ji-yoon diliputi oleh tekanan karena dia menemukan dirinya terlibat dalam berbagai drama yang mungkin familiar bagi sebagian orang yang pernah terlibat di dunia akademisi.
Di balik setting kampus fiksi Universitas Pembroke yang megah, penonton diajak untuk melihat tekanan yang membebani para anggota fakultas, yang bersaing antara satu sama lain daripada menjadi rekan kerja yang saling mendukung.
Ji-yoon sadar bahwa dia sedang menerima warisan kekacauan dari pendahulunya.
Pendaftaran menyusut, anggaran terus dipotong dan demografi rasial departemennya menentang syarat disparitas: 87 persen profesor berkulit putih, dan hampir semuanya adalah adalah laki-laki.
"Saya merasa seperti seseorang memberi saya bom waktu karena mereka ingin memastikan seorang wanita memegangnya ketika bom itu meledak," ujar karakter Ji-yoon Kim.
Melalui The Chair, Peet dan Wyman mempresentasikan studi kasus dalam politik gender di tempat kerja, dicampur dengan satir gelap tentang dua isu sosial yang banyak diperbincangkan sekarang: political correctness dan cancel culture.
The Chair adalah sebuah gambaran realita dari kiprah terakhir para akademisi baby boomer yang mengambil alih kampus pada 1970-an.
Meskipun tampak serius, The Chair memiliki skrip yang lucu, padat dengan wawasan dan sangat out of the box.
Editor: Fajar Sidik
Serial terbaru produksi Netflix, The Chair, mengubah skenario itu agar penonton dapat fokus pada kehidupan emosional beberapa anggota fakultas yang masing-masing berlomba untuk mendapatkan kekuasaan, rasa hormat, kantor yang paling bagus, sambil menanamkan kecintaan terhadap sastra kepada para generasi muda.
Dibuat oleh aktor Amanda Peet dan penulis skenario, yang juga seorang akademisi Annie Wyman, serial berjumlah enam episode ini berpusat pada kisah Dr. Ji-Yoon Kim (Sandra Oh) seorang profesor tetap yang merupakan perempuan non-kulit putih pertama yang dipromosikan menjadi ketua Departemen Bahasa Inggris yang dilanda krisis di Universitas Pembroke.
Peluang ini disambut dengan gembira namun pada saat yang sama, Ji-yoon diliputi oleh tekanan karena dia menemukan dirinya terlibat dalam berbagai drama yang mungkin familiar bagi sebagian orang yang pernah terlibat di dunia akademisi.
Di balik setting kampus fiksi Universitas Pembroke yang megah, penonton diajak untuk melihat tekanan yang membebani para anggota fakultas, yang bersaing antara satu sama lain daripada menjadi rekan kerja yang saling mendukung.
The Chair (Dok. Netflix)
Ji-yoon sadar bahwa dia sedang menerima warisan kekacauan dari pendahulunya.
Pendaftaran menyusut, anggaran terus dipotong dan demografi rasial departemennya menentang syarat disparitas: 87 persen profesor berkulit putih, dan hampir semuanya adalah adalah laki-laki.
"Saya merasa seperti seseorang memberi saya bom waktu karena mereka ingin memastikan seorang wanita memegangnya ketika bom itu meledak," ujar karakter Ji-yoon Kim.
Melalui The Chair, Peet dan Wyman mempresentasikan studi kasus dalam politik gender di tempat kerja, dicampur dengan satir gelap tentang dua isu sosial yang banyak diperbincangkan sekarang: political correctness dan cancel culture.
The Chair adalah sebuah gambaran realita dari kiprah terakhir para akademisi baby boomer yang mengambil alih kampus pada 1970-an.
Meskipun tampak serius, The Chair memiliki skrip yang lucu, padat dengan wawasan dan sangat out of the box.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.