Freelance makin diminati dengan sistem kerja yang fleksibel dan bayaran yang tidak sedikit (Sumber gambar: Unsplash/Daniel Thomas)

Hypereport: Menilik Peluang & Tantangan Freelance

19 November 2022   |   12:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi dunia kerja. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, sejak April 2020 sampai Juli 2020, tercatat lebih dari 2 juta pekerja dirumahkan dari perusahaan. Mereka yang bekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), sementara kelompok pekerja informal bangkrut atau kehilangan usahanya.
 
Kendati pandemi telah melandai, gelombang pemutusan tenaga kerja masih terasa. Dari Januari hingga September 2022, jumlah tenaga kerja ter-PHK di Indonesia tercatat sebanyak 10.765 orang. Tenaga kerja ter-PHK paling banyak di Provinsi Banten 3.703 orang, DKI Jakarta 1.655, dan Jawa Timur 1.250.

Di tengah situasi bisnis dan dunia kerja yang masih belum bangkit sepenuhnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada peningkatan terhadap fenomena kerja lepas alias freelance. Data menunjukkan hingga Agustus 2020, terdapat 33,34 juta orang bekerja sebagai pekerja lepas dan pemilik usaha kecil. Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya, peningkatan ini sebesar 4,32 juta orang. 

Baca juga: 10 Pertanyaan yang Harus Kalian Jawab Sebelum jadi Freelancer
 
Career Coach di Konsultankarir.com, Andin Andiyasari, mengatakan banyak pekerja yang mencoba mendapatkan penghasilan dengan menjadi freelance, sembari mencari peruntungan kerja tetap. "Pekerjaan freelance sebelum pandemi juga sudah ada, namun trennya memang mengalami peningkatan dengan adanya pandemi,” ujarnya kepada Hypeabis.id belum lama ini. 
 
Terlebih dengan ancaman resesi global, risiko PHK dalam jumlah besar bisa saja terjadi walaupun Indonesia disebut memiliki pondasi ekonomi yang cukup kuat. "Namun bagaimanapun, imbas resesi dunia bisa saja terjadi di Indonesia. Kita harus tetap harus waspada dan hati-hati," tegas Andin. 
 
Apabila ekonomi mengalami resesi, sektor bisnis akan terdampak, dan berpengaruh pula kepada sumber daya manusianya. Andin berpendapat saat ini muncul tren penggunaan tenaga freelance terutama untuk bidang-bidang yang membutuhkan spesialisasi di dunia kerja, seperti keahlian informasi dan teknologi, desain, kepenulisan, hingga pengolahan data. 
 
Banyak perusahaan melihat peluang mendapatkan jasa melalui perseorangan dari dunia freelance, yang dinilai jauh lebih praktis. Dia menuturkan perusahaan bisa mendapatkan jasa yang dibutuhkan tanpa harus melakukan proses rekrutmen sebagai pegawai. Artinya, ada kemudahan dalam proses pemenuhan kebutuhan perusahaan. 
 
Saat ini pun banyak tersedia platform digital, yang menjadi sarana penghubung antara perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja lepas dengan orang yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan. “Kedua pihak menjadi lebih mudah bertransaksi dengan adanya pihak ketiga [platform freelance],” sebut Andin. 
 

Ilustrasi kerja lepas (Sumber gambar: Unsplash/Alizee Baudez)

Ilustrasi kerja lepas (Sumber gambar: Unsplash/Alizee Baudez)

 

Wadah Bekerja & Belajar  

Salah satu platform yang mempermudah dunia kerja dan membantu para freelancer mendapatkan pekerjaan adalah Remoter. Founder Remoter, Charles Kusuma Wijaya, mengatakan platform yang dirilis pada awal 2022 ini melakukan kurasi pekerjaan dari dalam dan luar negeri, termasuk untuk para pekerja lepas. 
 
Pekerjaan yang ada mayoritas memiliki sistem remot atau bisa dilakukan dari jarak jauh. Beberapa jenis pekerjaannya seperti copywriting, digital marketing, hingga desain. "Tidak harus ketemu klien. Tidak perlu secara fisik, yang penting kerajaannya bisa dilakukan secara online," ujarnya. 
 
Awal mula Charles membuat portal ini lantaran dia melihat masih banyak para pencari kerja, terutama di luar kota besar, yang tidak mengetahui bahwa ada jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari jarak jauh. Oleh karena itu, diperlukan wadah yang memberi informasi bahwa beberapa perusahaan membutuhkan para pekerja dengan spesifikasi ini. 
 
Selain memberi informasi, Remoter juga membantu mereka untuk menjadi calon pekerja yang memang dibutuhkan perusahaan. Charles menyebut pihaknya mengadakan mini bootcamp yang mengajarkan copywriting. Ke depan, mereka juga bakal memperluas skill yang diajarkan mencakup desain, manajemen produk, dan pemasaran digital.
 
Dia berharap kehadiran Remoter, bisa mendukung terciptanya pemerataan tenaga kerja. Terlebih Indonesia akan menghadapi bonus demografi usia produktif pada 2030. Faktanya, kebutuhan akan tenaga kerja termasuk pekerja lepas memiliki peluang besar, di tingkat nasional maupun internasional. 
 
"Kami berharap orang di daerah terpencil bisa dapat pekerjaan online juga, bukan kota besar saja. Kita bisa mengisi demand terhadap talenta berkualitas," tambahnya. 
 
Bicara soal kriteria yang dibutuhkan perusahaan dari seorang freelancer, Andin menyebut pada dasarnya sama seperti kriteria bertransaksi bisnis antara penyedia jasa dan pembeli jasa, pekerja lepas harus bisa dipercaya dan dapat diandalkan dalam hal yang berkaitan keterampilan tugas tertentu. 
 
Baca juga: Mau Jadi Freelancer Bergaji Setara Sultan? Contek Tips dari CEO Ternak Uang
 

Tantangan Freelancer

Memilih sistem kerja lepas tentunya tak lepas dari tantangan, utamanya berkaitan dengan tanggung jawab yang ditanggung sendiri. Andin menyebut semakin sulit mengelola diri dan mengatur waktu, maka akan sulit memberikan hasil yang baik. Sebaliknya, semakin baik mengelola kedua hal ini, maka semakin besar peluang untuk berhasil. 

"Manajemen waktu termasuk disiplin bekerja," tegasnya.

 Walau banyak yang memahami menjadi freelance berarti bekerja fleksibel, tidak berarti mereka dapat bekerja semaunya. Apalagi jika semakin banyak klien. Tanpa manajemen waktu yang optimal, akan sulit menyelesaikan banyak pekerjaan. Manajemen ini juga termasuk dalam hal pengelolaan keuangan yang baik, karena pendapatannya tidak tetap. 
 
Selain itu, freelancer juga harus terus mengembangkan diri sehingga punya wawasan dan keterampilan yang up to date. Penting juga untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah, serta mampu membangun hubungan baik dan menjaga kepercayaan dengan para klien atau pemberi kerja. 
 

 
Heru Iryandi, freelancer di bidang videografi, mengatakan bahwa sebagai pekerja lepas dia harus siap menghadapi risiko apa pun yang terjadi di lapangan. Profesionalitas, kredibilitas, dan integritas harus dijaga. Sejak terjun sebagai pekerja lepas pada 2010, dia memegang prinsip itu walaupun tidak sedikit klien yang membayar tidak sesuai perjanjian di awal. 
 
Memang, Heru bukan orang baru di dunia freelance, khususnya di sektor industri kreatif, audio visual. Pertama kali dia terjun sebagai pekerja lepas yakni sebagai fotografer untuk acara brand activation dan grand opening
 
Sebelumnya dia pernah bekerja stasiun teve nasional selama 7 tahun. Namun, dia berpendapat tiap individu butuh pengakuan diri dan profesi yang memang mencerminkan jati dirinya. Oleh sebab itu, dia terjun ke dunia freelance sebagai bentuk prosesi pengenalan dirinya sebagai fotografer dan kameraman. 
 

Heru Iryandi (Sumber gambar: dok. pribadi)

Heru Iryandi (Sumber gambar: dok. pribadi)

Selama 12 tahun menggeluti dunia kerja lepas ini, Heru pun memiliki lebih banyak koneksi, ilmu, dan hal baru. Dengan jam terbang yang tinggi, kini jasa Heru termasuk yang paling dicari penyelenggara acara, dari swasta hingga lembaga pemerintahan. 
 
Adapun, bentuk kerja sama seorang freelancer dengan kliennya, bisa dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seattle agreement pastinya dibicarakan sebelum proyek dimulai, termasuk tarif yang disesuaikan, risiko, dan tanggung jawab. "Untuk perbedaan, tentu ada, beda hal kita menangani kebutuhan pemerintahan beda juga dengan swasta," tambahnya.
 
Bekerja sebagai freelancer ternyata bisa menjanjikan. Heru mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Dia juga memiliki waktu lebih dengan keluarga jika tidak ada proyek yang ditangani. 
 
Selain itu, pada saat ada di rumah, dia juga biasa mengisi waktu menambah pengetahuan dengan mengikuti kursus online. Kendati demikian, tidak jarang pula dia menangani proyek yang membuatnya tidak pulang selama 1-2 bulan. "Sebagai freelancer kami dan keluarga sudah berbicara sejak awal. Komitmen-komitmen ini yang dijaga oleh kami," kata Heru.
 

Terdampak Pandemi

Ternyata para freelancer juga terdampak pandemi, khususnya pada awal periode virus menyerang. Heru menyebut permintaan klien jadi sepi. Kendati begitu, kondisinya kini berangsur membaik. “Pernah kami tidak ada pekerjaan hampir dua tahun kurang,” katanya. 
 
Hal serupa dirasakan Prayogi, seorang freelance fotografer di Jakarta. Dia mengamini imbas dari situasi tak menentu akibat penyebaran virus yang tinggi. Akan tetapi, dampaknya tidak terlalu terasa karena dia masih punya pekerjaan tetap. Jadi, saat tidak ada proyek kerja lepas yang bisa digarap, dia fokus pada pekerjaan utamanya. 
 
Bekerja lepas memang menjadi pekerjaan sampingan Prayogi, selain dari profesi utamanya sebagai fotografer di sebuah media massa. Hal tersebut dilakukannya agar bisa menambah penghasilan keluarga. Namun, hal yang benar-benar mendorongnya adalah hobi di bidang yang sama. 
 
Prayogi mengaku sangat cinta dengan fotografi. Dia suka mengeksplorasi diri dengan berbagai macam jenis fotografi. "Pekerjaan fotografi adalah hobi. Karena hobi, suka, cinta, memotret itu jadi senang. Akhirnya terbawa sampai freelance buat nambah kesenangan," jelasnya.
 
Prayogi sudah menjadi pekerja lepas sejak di bangku kuliah, kira-kira sekitar 10 tahun lalu. Kala itu, dia kerap mengambil pekrjaan dokumentasi untuk acara pernikahan. Saat ini pun, dia masih mengambil job untuk acara serupa pada akhir pekan. Ada juga acara unik yakni pertandingan liga antar kampung. 

Bayaran menjadi seorang freelance menurutnya cukup menggiurkan, walaupun berbeda-beda tergantung pada acara yang ditangani dan kondisinya. Bicara soal suka duka, Prayogi menuturkan menjadi seorang freelancer photography, harus menjunjung tinggi profesionalisme dan etika. Apabila hasilnya tidak sesuai dengan permintaan klien, pasti panggilan ulang untuk proyek selanjutnya tidak akan datang. 

"Bagaimana service klien semaksimal mungkin. Ketika klien percaya dan puas, mereka akan pakai untuk proyek berikutnya. Jaga kualitas foto dan etika. Harus sopan, rapih," tambahnya.

Baca juga: Buat Pekerja Kreatif, Begini Cara Mendaftarkan Hak CIpta Secara Online 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Catat Tanggalnya, Bazar Buku Internasional Big Bad Wolf Books Hadir di ICE BSD City

BERIKUTNYA

Intip Fakta Manarik dan Sinopsis Film The Menu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: