Teknologi Kesehatan, Alat Ini Bantu Tentukan Jenis Kanker Hingga Hilangkan Kista Tanpa Operasi
17 November 2022 |
06:58 WIB
1
Like
Like
Like
Perkembangan teknologi medis semakin pesat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu yang sangat membantu pasien khususnya dengan gangguan di area pencernaan yakni endoskopi. Saat ini, alat endoskopi pun diperbaharui dengan munculnya EUS.
Endoscopic Ultrasound (EUS) merupakan prosedur tindakan diagnostik untuk menggambarkan lebih detail lapisan dan dinding saluran sistem pencernaan. Tindakan ini sangat membantu meningkatkan keakuratan dalam melakukan evaluasi dan diagnostik terkait masalah di sistem pencernaan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi dr. H. Murdani Abdullah, menerangkan EUS memberikan hasil visualisasi organ yang lebih terperinci. Alat ini juga mengatasi masalah teknis dan psikis seperti kesulitan menahan nafas terutama pada pasien lanjut usia, serta tidak adanya risiko paparan radiasi.
Dia menjabarkan pada ujung alat yang dirancang cukup mulus ini, terdapat lampu dan lensa kamera dengan prosesor yang akan mengolah gambar menjadi video. Selain itu, selang yang lentur ini juga memiliki saluran yang bisa dimasukkan untuk mengatasi berbagai kondisi yang ditemukan selama proses endoskopi.
Baca juga: Alternatif Pengobatan Batu Ginjal Tanpa Operasi
"Dengan endoskopi bisa lihat ke dalam. Kalau mau ambil sampel jaringan bisa, mau lihat tumor jinak atau ganas. Proses pengambilan jaringan seperti ini disebut sebagai biopsi. Bisa dilakukan dengan endoskopi ini," tutur Murdani saat ditemui di bilangan Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Tindakan penegakan diagnosis ini hanya dilakukan sekitar setengah jam. Kalaupun dilakukan tindakan terapi, waktunya tidak lebih dari 1 jam. Dia memastikan tidak ada efek sakit yang ditimbulkan ketika selang EUS dimasukkan melalui mulut atau dubur. Biasanya, dokter juga menyuntikkan bius untuk memberi rasa lebih nyaman.
Murdani menyebut dalam prosedur tindakan EUS, membutuhkan tingkat keterampilan dan keahlian yang tinggi. Dokter yang dapat melakukan prosedur ini biasanya sangat berpengalaman bahkan hanya sedikit dokter spesialis yang terlatih dalam teknik canggih ini."Hanya spesialis yang telah menjalani pelatihan dalam EUS yang dapat menafsirkan gambar USG," kata ujar dokter yang berpraktik di Eka Hospital BSD ini.
Murdani menyebut endoskopi awalnya untuk melihat saluran cerna bagian dalam saja seperti esofagus, lambung, dan usus besar. Dengan gelombang suara frekuensi tinggi prosedur EUS akan menghasilkan gambar rinci dari saluran pencernaan dan organ dan jaringan di sekitarnya seperti paru-paru, kelenjar getah bening di tengah dada, hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas.
"Kalau ada kelainan yang di luar dinding usus dan tidak terlihat dengan endoskopi, misal kelenjar getah bening yang lokasinya di luar, dekat dengan saluran cerna," sebutnya.
Proses tindakan EUS menggunakan sebuah tabung endoskopi yang memiliki jarum kecil guna mengambil sampel cairan atau jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan di laboratorium. Prosedur ini disebut EUS-guided fine-needle aspiration atau EUS-guided fine-needle biopsy. Selain itu dapat digunakan untuk mengalirkan cairan dari lesi atau menyuntikkan obat di tempat tertentu.
"Misal ada kanker. Untuk melihat akar kanker, bisa pakai EUS Bisa melihat kanker di permukaan dan akarnya yang masuk. Misal tumor masuk mukosa. EUS bisa mengetahui asal benjolan untuk memastikan jenisnya," jelas Murdani.
Pada kasus drainase kista pankreas, EUS digunakan untuk menyedot cairan di dalam benjolan (kista) pada pankreas. Keuntungannya pasien tidak perlu melakukan proses pembedahan besar untuk mengeluarkan cairan tersebut pada pankreas.
Caranya kata Murdani, dokter terlebih dahulu memasang semacam penuntun berupa kawat lentur yang dimasukkan di dinding kista. Kemudian, dimasukkan stent atau cinicin untuk mengalirkan cairan kista pankreas ke lambung.
"Kita pasang stent metal. Ukurannya kecil tapi bisa mengembang. Dipasang di antara dinding lambung dan diberikan dorongan supaya mengalir ke lambung," jelasnya.
Kista yang mengalir ke lambung secara langsung akan terbuang melalui saluran pencernaan. Kata Murdani, prosedur ini efeknya sama dengan pembedahan. "Tetapi risikonya jauh lebih kecil begitu pula dengan biayanya. Dengan teknologi bisa meringankan beban biaya," tegasnya.
EUS juga membantu mengenali ukuran batu empedu atau batu yang tersembunyi di saluran empedu. "Dengan EUS bisa lebih tajam mengenali batu di saluran empedu," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Genicular Nerve Block, Metode Atasi Nyeri Lutut Tanpa Operasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Endoscopic Ultrasound (EUS) merupakan prosedur tindakan diagnostik untuk menggambarkan lebih detail lapisan dan dinding saluran sistem pencernaan. Tindakan ini sangat membantu meningkatkan keakuratan dalam melakukan evaluasi dan diagnostik terkait masalah di sistem pencernaan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi dr. H. Murdani Abdullah, menerangkan EUS memberikan hasil visualisasi organ yang lebih terperinci. Alat ini juga mengatasi masalah teknis dan psikis seperti kesulitan menahan nafas terutama pada pasien lanjut usia, serta tidak adanya risiko paparan radiasi.
Dia menjabarkan pada ujung alat yang dirancang cukup mulus ini, terdapat lampu dan lensa kamera dengan prosesor yang akan mengolah gambar menjadi video. Selain itu, selang yang lentur ini juga memiliki saluran yang bisa dimasukkan untuk mengatasi berbagai kondisi yang ditemukan selama proses endoskopi.
Baca juga: Alternatif Pengobatan Batu Ginjal Tanpa Operasi
"Dengan endoskopi bisa lihat ke dalam. Kalau mau ambil sampel jaringan bisa, mau lihat tumor jinak atau ganas. Proses pengambilan jaringan seperti ini disebut sebagai biopsi. Bisa dilakukan dengan endoskopi ini," tutur Murdani saat ditemui di bilangan Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Tindakan penegakan diagnosis ini hanya dilakukan sekitar setengah jam. Kalaupun dilakukan tindakan terapi, waktunya tidak lebih dari 1 jam. Dia memastikan tidak ada efek sakit yang ditimbulkan ketika selang EUS dimasukkan melalui mulut atau dubur. Biasanya, dokter juga menyuntikkan bius untuk memberi rasa lebih nyaman.
Murdani menyebut dalam prosedur tindakan EUS, membutuhkan tingkat keterampilan dan keahlian yang tinggi. Dokter yang dapat melakukan prosedur ini biasanya sangat berpengalaman bahkan hanya sedikit dokter spesialis yang terlatih dalam teknik canggih ini."Hanya spesialis yang telah menjalani pelatihan dalam EUS yang dapat menafsirkan gambar USG," kata ujar dokter yang berpraktik di Eka Hospital BSD ini.
Berikut fakta dan kondisi yang bisa ditangani dengan EUS:
1. Puasa 6 jam
Dalam menjalani prosedur EUS, pasien harus menjalani beberapa persiapan. Untuk EUS saluran cerna atas (mulut) pasien diwajibkan puasa sekitar 6 jam sebelum tes. "Kalau mau lihat bagian atas, puasa 6-8 jam agar lambung kosong. Kalau penuh nanti tidak bisa melihat apa-apa," terangnya.
Nah, untuk saluran cerna bawah (anus) pasien akan meminum cairan laksatif atau pembersih usus besar, menjalani diet khusus, atau mengonsumsi obat pencahar sebelum prosedur.
2. Bisa melihat area di luar saluran cerna
Murdani menyebut endoskopi awalnya untuk melihat saluran cerna bagian dalam saja seperti esofagus, lambung, dan usus besar. Dengan gelombang suara frekuensi tinggi prosedur EUS akan menghasilkan gambar rinci dari saluran pencernaan dan organ dan jaringan di sekitarnya seperti paru-paru, kelenjar getah bening di tengah dada, hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas."Kalau ada kelainan yang di luar dinding usus dan tidak terlihat dengan endoskopi, misal kelenjar getah bening yang lokasinya di luar, dekat dengan saluran cerna," sebutnya.
3. Bisa ambil sampel tumor atau calon kanker
Proses tindakan EUS menggunakan sebuah tabung endoskopi yang memiliki jarum kecil guna mengambil sampel cairan atau jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan di laboratorium. Prosedur ini disebut EUS-guided fine-needle aspiration atau EUS-guided fine-needle biopsy. Selain itu dapat digunakan untuk mengalirkan cairan dari lesi atau menyuntikkan obat di tempat tertentu."Misal ada kanker. Untuk melihat akar kanker, bisa pakai EUS Bisa melihat kanker di permukaan dan akarnya yang masuk. Misal tumor masuk mukosa. EUS bisa mengetahui asal benjolan untuk memastikan jenisnya," jelas Murdani.
4. Buang kista pankreas dengan mudah
Pada kasus drainase kista pankreas, EUS digunakan untuk menyedot cairan di dalam benjolan (kista) pada pankreas. Keuntungannya pasien tidak perlu melakukan proses pembedahan besar untuk mengeluarkan cairan tersebut pada pankreas. Caranya kata Murdani, dokter terlebih dahulu memasang semacam penuntun berupa kawat lentur yang dimasukkan di dinding kista. Kemudian, dimasukkan stent atau cinicin untuk mengalirkan cairan kista pankreas ke lambung.
"Kita pasang stent metal. Ukurannya kecil tapi bisa mengembang. Dipasang di antara dinding lambung dan diberikan dorongan supaya mengalir ke lambung," jelasnya.
Kista yang mengalir ke lambung secara langsung akan terbuang melalui saluran pencernaan. Kata Murdani, prosedur ini efeknya sama dengan pembedahan. "Tetapi risikonya jauh lebih kecil begitu pula dengan biayanya. Dengan teknologi bisa meringankan beban biaya," tegasnya.
5. Atasi masalah pada empedu
Dalam kasus drainase bilier, metode yang dilakukan adalah operasi bypass. Ini merupakan prosedur pemasangan stent yang bertujuan untuk menjaga aliran empedu dan mengembalikan penyaluran cairan empedu dengan melebarkan saluran empedu yang menyempit, terutama akibat kanker.EUS juga membantu mengenali ukuran batu empedu atau batu yang tersembunyi di saluran empedu. "Dengan EUS bisa lebih tajam mengenali batu di saluran empedu," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Genicular Nerve Block, Metode Atasi Nyeri Lutut Tanpa Operasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.