Sejarah dan Fakta Menarik Garuda Wisnu Kencana, Tempat Jamuan Makan Malam KTT G20
17 November 2022 |
06:47 WIB
1
Like
Like
Like
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi sorotan dunia setelah menjadi salah satu lokasi yang dipilih dalam menyambut tamu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Kawasan yang berisi patung ikonik setinggi 121 meter dan lebar 64 meter ini menjadi tempat jamuan makan malam para pimpinan negara dan delegasi yang hadir dalam konferensi tersebut.
Digelar Selasa (15/11/2022), welcoming dinner yang diselenggarakan di GWK sangat meriah. Tarian daerah hingga kuliner khas Nusantara disajikan untuk para tamu negara. Namun kemegahan GWK tetap menjadi yang utama dilirik mereka.
Menjadi salah satu objek wisata wajib saat berkunjung ke Bali, yuk simak sejarah dan fakta Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) berikut ini:
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ternyata sudah dirancang sejak 1989. Namun, butuh waktu cukup panjang agar ide seniman sang perancang patung ini, I Nyoman Nuarta, diterima masyarakat. Awalnya, masyarakat menganggap pembuatan GWK hanya menghamburkan uang belaka.
Selang waktu berlalu, proyek ini pun mulai dikerjakan tepatnya pada 1997. Sempat tersendat karena dampak krisis moneter, proyek GWK kembali mulai dibangun pada 2013. Akhirnya pada 2018, taman budaya seluas 60 hektare itu rampung dan diresmikan Presiden Joko Widodo.
Di dalam kawasan yang terletak pada bukit kapur setinggi 263 meter di atas permukaan laut ini, terdapat patung yang sangat ikonik dan memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Hindu, penduduk mayoritas di Pulau Bali. Dinamakan Garuda Wisnu Kencana, patung ini memiliki ketinggian 121 meter, jauh di atas The Statue of Liberty yang memiliki ketinggian mencapai 93 meter.
Patung itu menjadi ikon peradaban yang tak lekang usia. Patung berbahan logam tembaga, baja, dan kuningan itu menggambarkan Dewa Hindu Wisnu yang berada di atas tunggangannya, burung Garuda. Dalam mitologi Hindu, Dewa Wisnu dipandang sebagai pelindung alam semesta.
Sementara itu, teman terpercayanya, Garuda mewakili kesetiaan dan pengabdian tanpa pamrih. Garuda juga lambang nasional Indonesia dan mewakili kebebasan.
Patung yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali ini ternyata dibangun tim Nyoman Nuwarta di Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di galeri NuArt, salah satu galeri seni milik Nyoman Nuarta.
Patung ini terbuat dari tembaga dan kuningan dengan berat total 4.000 ton. Patung dan alasnya memiliki tinggi 120,9 meter dengan lebar 64 meter berkat lebar sayap Garuda.
Pada bagian bahu Dewa Wisnu, terdapat hiasan yang terbuat dari ribuan potongan kaca mosaik emas. Hiasan yang disebut badong itu juga direkatkan pada bagian mahkota dan dada patung itu
Di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), kamu tidak hanya menjumpai patung. Seperti kota mini, hampir semua fasilitas tersedia di sini, seperti Kolam Teratai dikelilingi oleh pilar batu dan latar belakang batu dari kepala negara Burung Garuda.
Ada pula ruang pameran dan amphitheater dengan kapasitas 800 kursi. Kemudian Street Theatre yang merupakan panggung terbuka dan restoran Jendela Bali dengan pemandangan Pantai Jimbaran.
Kolam Teratai atau Lotus Pond diketahui sebagai lokasi tempat berlangsungnya jamuan makan malam di kawasan GWK. Ini merupakan landmark terbesar di GWK yang dikenal sebagai alun-alun utama.
Area outdoor tersebut dapat menampung hingga 7.500 orang. Pelataran yang luas membentang terlihat sangat megah dengan tebing kapur berjejer di kanan kirinya. Pemandangan di titik itu semakin menawan dengan kehadiran patung Garuda di salah satu ujung deret tebing kapur.
Melangkah memasuki pintu utama Lotus Pond terdapat Tirta Agung (air suci). Di sana pengunjung juga dapat menemukan dinding batu berukir (relief) yang memuat kisah Garuda Wisnu Kencana hingga akhirnya menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Lotus (teratai) melambangkan keindahan, kemakmuran dan kesuburan, dan selalu dibawa di tangan Wisnu. Walaupun bunga teratai memiliki akar di dalam lumpur, tetapi di atas permukaan, dia mekar menjadi bunga yang indah dan menjadi simbol yang kaya akan kemanusiaan dan kosmos.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Digelar Selasa (15/11/2022), welcoming dinner yang diselenggarakan di GWK sangat meriah. Tarian daerah hingga kuliner khas Nusantara disajikan untuk para tamu negara. Namun kemegahan GWK tetap menjadi yang utama dilirik mereka.
Menjadi salah satu objek wisata wajib saat berkunjung ke Bali, yuk simak sejarah dan fakta Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) berikut ini:
1. Dirancang hampir setengah abad lalu
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ternyata sudah dirancang sejak 1989. Namun, butuh waktu cukup panjang agar ide seniman sang perancang patung ini, I Nyoman Nuarta, diterima masyarakat. Awalnya, masyarakat menganggap pembuatan GWK hanya menghamburkan uang belaka.Selang waktu berlalu, proyek ini pun mulai dikerjakan tepatnya pada 1997. Sempat tersendat karena dampak krisis moneter, proyek GWK kembali mulai dibangun pada 2013. Akhirnya pada 2018, taman budaya seluas 60 hektare itu rampung dan diresmikan Presiden Joko Widodo.
2. Patung ikonik kalahkan tinggi patung Liberty
Di dalam kawasan yang terletak pada bukit kapur setinggi 263 meter di atas permukaan laut ini, terdapat patung yang sangat ikonik dan memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Hindu, penduduk mayoritas di Pulau Bali. Dinamakan Garuda Wisnu Kencana, patung ini memiliki ketinggian 121 meter, jauh di atas The Statue of Liberty yang memiliki ketinggian mencapai 93 meter.
3. Filosofi patung GWK
Patung itu menjadi ikon peradaban yang tak lekang usia. Patung berbahan logam tembaga, baja, dan kuningan itu menggambarkan Dewa Hindu Wisnu yang berada di atas tunggangannya, burung Garuda. Dalam mitologi Hindu, Dewa Wisnu dipandang sebagai pelindung alam semesta.Sementara itu, teman terpercayanya, Garuda mewakili kesetiaan dan pengabdian tanpa pamrih. Garuda juga lambang nasional Indonesia dan mewakili kebebasan.
4. Dibuat di Bandung
Patung yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali ini ternyata dibangun tim Nyoman Nuwarta di Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di galeri NuArt, salah satu galeri seni milik Nyoman Nuarta.Patung ini terbuat dari tembaga dan kuningan dengan berat total 4.000 ton. Patung dan alasnya memiliki tinggi 120,9 meter dengan lebar 64 meter berkat lebar sayap Garuda.
Pada bagian bahu Dewa Wisnu, terdapat hiasan yang terbuat dari ribuan potongan kaca mosaik emas. Hiasan yang disebut badong itu juga direkatkan pada bagian mahkota dan dada patung itu
5. Tidak hanya patung
Di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), kamu tidak hanya menjumpai patung. Seperti kota mini, hampir semua fasilitas tersedia di sini, seperti Kolam Teratai dikelilingi oleh pilar batu dan latar belakang batu dari kepala negara Burung Garuda. Ada pula ruang pameran dan amphitheater dengan kapasitas 800 kursi. Kemudian Street Theatre yang merupakan panggung terbuka dan restoran Jendela Bali dengan pemandangan Pantai Jimbaran.
Kolam Teratai atau Lotus Pond diketahui sebagai lokasi tempat berlangsungnya jamuan makan malam di kawasan GWK. Ini merupakan landmark terbesar di GWK yang dikenal sebagai alun-alun utama.
Area outdoor tersebut dapat menampung hingga 7.500 orang. Pelataran yang luas membentang terlihat sangat megah dengan tebing kapur berjejer di kanan kirinya. Pemandangan di titik itu semakin menawan dengan kehadiran patung Garuda di salah satu ujung deret tebing kapur.
Melangkah memasuki pintu utama Lotus Pond terdapat Tirta Agung (air suci). Di sana pengunjung juga dapat menemukan dinding batu berukir (relief) yang memuat kisah Garuda Wisnu Kencana hingga akhirnya menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Lotus (teratai) melambangkan keindahan, kemakmuran dan kesuburan, dan selalu dibawa di tangan Wisnu. Walaupun bunga teratai memiliki akar di dalam lumpur, tetapi di atas permukaan, dia mekar menjadi bunga yang indah dan menjadi simbol yang kaya akan kemanusiaan dan kosmos.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.