Konser musik (Sumber gambar: Pixabay/Orna Wachman)

APMI Berharap Tidak Ada Efek Domino dari Kisruh Konser Berdendang Bergoyang

04 November 2022   |   06:41 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Industri konser musik yang tengah berupaya bangkit tahun ini menghadapi sejumlah persoalan, buntut insiden festival musik Berdendang Bergoyang yang dihelat beberapa waktu lalu. Konser yang digelar di Senayan, Jakarta, itu terpaksa dihentikan pihak kepolisian diduga karena ketidakprofesionalan panitia dalam mengelola acara.

Insiden itu rupanya membawa dampak langsung kepada sejumlah festival musik lain yang akan diadakan di dalam negeri. Dilaporkan bahwa perizinan penyelenggaraan konser kini menjadi satu persoalan alot yang tengah dihadapi oleh para promotor dan penyelenggaran konser. 

Baca jugaOver Kapasitas hingga dibubarkan Polisi, Ini Cerita Penonton Berdendang Bergoyang Festival 2022

Sekretaris Jenderal Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), Emil Mahyudin, mengatakan pihaknya mendapatkan banyak laporan dari para anggota promotor di mana banyak penyelenggaraan festival musik terdampak akibat insiden yang terjadi di konser Berdendang Bergoyang. 

Dampak yang dirasakan antara lain, mulai dari pelarangan untuk mengadakan konser di area outdoor, durasi konser yang dibatasi hanya sampai pukul 6 sore, hingga pembatalan acara. 

"Kami dari APMI sebenarnya ingin menyatakan bahwa dunia konser dan festival musik itu baik-baik saja. Ada kejadian-kejadian yang memang harus diperbaiki ke depannya tapi jangan digeneralisir menghukum seluruh pihak lain," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
 

Konferensi pers APMI (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Konferensi pers APMI (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)


Emil mengatakan posisi promotor layaknya pemilik bisnis (business owner), di mana mereka akan mengambil seluruh risiko baik dari segi bisnis maupun keuangan. "Bisa dibayangkan event yang sudah dipersiapkan tiga empat bulan sebelumnya, kemudian secara mendadak tidak boleh dilaksanakan atau diubah jamnya, dan akhirnya menyebabkan kerugian yang sangat besar," jelasnya.

Oleh karena itu, Emil mengatakan pihaknya akan terus melakukan advokasi dengan beberapa pemangku kebijakan guna memastikan bahwa industri konser musik di Indonesia bisa terus berjalan. "Kami sangat berkeyakinan bahwa konser musik itu adalah industri yang paling memberikan efek bola salju terhadap pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.

Baca juga5 Daftar Konser yang Terancam Batal & Pernah Digelar di Stadion Utama GBK

Ketua Umum APMI, Dino Hamid, berharap tidak ada efek domino dari kisruh Berdendang Bergoyang yang berdampak pada konser-konser musik yang akan digelar pada masa mendatang. Sebab, paparnya, saat ini industri konser musik di Tanah Air tengah berupaya bangkit setelah lesu selama dua tahun akibat pandemi.

Dino menjabarkan secara frekuensi, dibandingkan dengan sebelum pandemi, penyelenggaraan konser musik saat ini cenderung lebih masif. Jika sebelumnya konser hanya digelar 1 atau 3 bulan sekali, saat ini konser bisa dihelat hampir setiap minggu dari berbagai skala.

"Kami mempunyai spirit apa yang terjadi kemarin itu harusnya bisa diperbaiki, tapi jangan memberhentikan mimpi kita yang selama beberapa bulan ini sudah memberikan dampak positif secara ekonomi," terangnya.

Baca jugaCek Harga Tiket & Seat Plan Konser Sheila On 7 Tunggu Aku di Jakarta

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Selain Pemblokiran, Ini 3 Fitur Pendukung Anti Bullying Terbaru di Instagram

BERIKUTNYA

Ramai Masalah Perizinan, APMI Bakal Buat Standar Penyelenggaraan Konser

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: