Instagram merilis tiga fitur pendukung anti-bullying. (Sumber gambar: Unsplash)

Selain Pemblokiran, Ini 3 Fitur Pendukung Anti Bullying Terbaru di Instagram

04 November 2022   |   22:30 WIB

Perundungan atau bullying merupakan salah satu masalah yang banyak terjadi di media sosial, termasuk Instagram. Hal ini terjadi dengan banyaknya komentar berkedok negatif dan pesan-pesan pribadi yang kurang mengenakkan yang sering dialami oleh pengguna biasa, terutama kreator konten dan influencer.

Melalui acara Creator Week 2022 di Bali, Meta mengumumkan tiga rincian mengenai fitur anti-bullying yang diberlakukan dalam platformnya. Ivana Kirkbride, Direktur Pemasaran Produk untuk Kreator di Meta, menyampaikan bahwa fitiru ini berfungsi untuk meningkatkan pengalaman pengguna agar tetap aman dan nyaman dalam berekspresi dan berkreasi di platformnya.

"Fitur ini kami desain berdasarkan masukan yang kami terima dari para kreator dan figur publik di seluruh dunia, yang kami harap bisa dimanfaatkan oleh khalayak luas," tambahnya.

Yuk intip tiga fitur yang dimasukkan ke dalam bagian dari perlindungan perundungan di Instagram.
 

1. Pemblokiran beberapa akun

 

Tampilan multi-blokir pada Instagram. (Sumber gambar: Meta)

Tampilan multi-blokir pada Instagram. (Sumber gambar: Meta)

Fitur ini bekerja dengan cara memblokir pengguna agar tidak bisa mengulang perilakunya dan mencegah risiko saat mereka membuka akun baru. Jika sebelumnya fitur Blokir di Instagram sudah ada sejak awal, kini fitur ini diperkuat Multi-Blokir atau kemampuan untuk memblokir akun-akun yang dibuat oleh seseorang di masa yang akan datang.

Tes awal yang dilakukan Instagram untuk fitur ini mengklaim adanya pengurangan jumlah akun yang diblokir para publik figur di seluruh dunia hingga 4 juta akun. Fitur ini dinilai bisa mempersulit orang yang sudah diblokir untuk bisa menghubungi pemilik akun yang melakukan pemblokiran terhadap pengguna tersebut.
 

2. Kata-kata yang disembunyikan

 

Tampilan hidden words pada Instagram. (Sumber gambar: Meta)

Tampilan hidden words pada Instagram. (Sumber gambar: Meta)

Fitur hidden words atau kata-kata tersembunyi bertujuan untuk menghindari munculnya pesan maupun unggahan dengan kata-kata tertentu yang dihindari pengguna, di mana hal ini bisa dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengembangan terbarunya, fitur ini diperkuat dengan penambahan ragam kata dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Setidaknya hingga saat ini, efektivitas fitur ini mencapai 40 persen dalam upaya penurunan jumlah komentar negatif. Tidak hanya perluasan bahasa, fitur ini dikembangkan pada lanskap yang lebih luas dengan mencakup pesan-pesan tidak menyenangkan di pesan pribadi atau direct message dan balasan Stories.

Pengembangan baru lainnya ada pada penguatan proses seleksi dalam mendeteksi dan menyembunyikan lebih banyak kata-kata yang disengaja untuk menghindari pelacakan, misalnya dengan kesalahan penulisan dari huruf alfabet dengan angka atau simbol tertentu. Hal lainnya yang juga mulai diterapkan adalah kemampuan baru dalam menentukan permohonan pesan pribadi berisiko penipuan atau spam yang masuk.

Pada halaman kreator, fitur ini bisa dinyalakan secara otomatis pada Akun Kreator dan bisa memberikan berbagai pilihan untuk menambahkan ragam kata maupun emoji yang tidak ingin dilihat di dalam kolom komentar atau di halaman pesan pribadinya. 
 

3. Pengingat atau nudges

 

Tampilan nudges pada Instagram. (Sumber gambar: Meta)

Tampilan nudges pada Instagram. (Sumber gambar: Meta)


Fitur ini merupakan pengingat yang muncul saat seseorang mengetik kata-kata negatif di Instagram, terutama pada kolom komentar. Cara kerjanya adalah dengan memunculkan notifikasi untuk berhenti sebelum pengguna memakai berbagai kaya yang dipindai sebagai berpotensi ofensif dalam sistemnya. Saat ini, fitur tersebut ada dalam bahasa Inggris dan tengah dikembangkan ke berbagai bahasa lain.

Pertimbangan Nudges untuk masuk ke dalam pengembangan ini melihat potensinya yang bisa menurunkan berbagai pernyataan yang kurang menyenangkan di Instagram dan pertimbangan dalam mengajak setiap pengguna untuk memikirkan bagaimana mereka merespons sebelum membalas komentar yang ada.

Tidak hanya pada kolom komentar, fitur ini juga hadir pada kolom pesan pribadi sebagai pengingat agar pengguna tahu bahwa ada manusia yang menggunakan akun tersebut dan mendorong pendekatan yang lebih baik kepada orang-orang yang tidak mereka kenal.


Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Artopologi Gelar Pameran Seni Terintegrasi Blockchain 'Rekam Masa'

BERIKUTNYA

APMI Berharap Tidak Ada Efek Domino dari Kisruh Konser Berdendang Bergoyang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: