Menata Sampah di Perkotaan, Inovasi Teknologi dan Kolaborasi Berkelanjutan
28 October 2024 |
21:00 WIB
Sampah telah menjadi tantangan yang tak terhindarkan di era modern, terutama seiring dengan meningkatnya urbanisasi dan konsumsi masyarakat. Dari limbah rumah tangga hingga industri, tumpukan sampah terus bertambah, memberikan ancaman besar bagi lingkungan dan kesehatan.
Untuk itu, upaya pengelolaan sampah menjadi sangat penting demi menjaga kelestarian alam dan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya. Dalam menghadapi permasalahan ini, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyoroti pentingnya pendekatan inovatif melalui teknologi dalam pengelolaan sampah.
Baca juga: Survei: Polusi Udara, Krisis Air Bersih, dan Sampah Jadi Masalah Lingkungan Utama di Perkotaan
Hanif menilai bahwa inovasi teknologi menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan sampah yang kian kompleks, dan setiap teknologi yang ada perlu disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengelolaannya.
Menurutnya, langkah tersebut guna mewujudkan ketahanan energi secara berkelanjutan, serta mendorong pejabat dan masyarakat secara masif mendukung upaya tersebut.
“Pendekatan terbuka terhadap inovasi dan teknologi terkini merupakan salah satu langkah penting dalam menyelesaikan permasalahan sampah,” ujarnya dikutip dari siaran pers Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Senin (28/10/2024).
Selain teknologi dan inovasi, Hanif juga menekankan kolaborasi ilntar sektoral dalam pengelolaan sampah di dalam negeri untuk membuat sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Dalam kolaborasi tersebut, semua pihak terkait dapat berkontribusi mengembangkan inovasi teknologi dan memperkuat program edukasi yang mendukung pengurangan sampah.
“Sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan bahwa Pemprov DKI telah menerapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk menciptakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Di tingkat hulu, pemerintah mengaktifkan program pengelolaan sampah berbasis RW, ekonomi sirkular melalui bank sampah, dan pusat daur ulang seperti Jakarta Recycle Centre. Di tahap tengah, pengelolaan sampah dilakukan melalui TPS, TPS3R, serta fasilitas pengolahan dalam kota, termasuk RDF Plant di Rorotan dengan kapasitas 2.500 ton per hari.
Adapun di tingkat hilir, terdapat pemanfaatan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan RDF Plant di TPST Bantargebang. Sepanjang tahun lalu, PLTSa Merah Putih di Bantargebang telah mengolah sekitar 16.037 ton sampah, dan menghasilkan energi listrik sebesar 1.106 MWh.
“Ini adalah salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber energi terbarukan di DKI Jakarta,” jelasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Untuk itu, upaya pengelolaan sampah menjadi sangat penting demi menjaga kelestarian alam dan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya. Dalam menghadapi permasalahan ini, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyoroti pentingnya pendekatan inovatif melalui teknologi dalam pengelolaan sampah.
Baca juga: Survei: Polusi Udara, Krisis Air Bersih, dan Sampah Jadi Masalah Lingkungan Utama di Perkotaan
Hanif menilai bahwa inovasi teknologi menjadi langkah penting untuk mengatasi permasalahan sampah yang kian kompleks, dan setiap teknologi yang ada perlu disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengelolaannya.
Menurutnya, langkah tersebut guna mewujudkan ketahanan energi secara berkelanjutan, serta mendorong pejabat dan masyarakat secara masif mendukung upaya tersebut.
“Pendekatan terbuka terhadap inovasi dan teknologi terkini merupakan salah satu langkah penting dalam menyelesaikan permasalahan sampah,” ujarnya dikutip dari siaran pers Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Senin (28/10/2024).
Selain teknologi dan inovasi, Hanif juga menekankan kolaborasi ilntar sektoral dalam pengelolaan sampah di dalam negeri untuk membuat sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Dalam kolaborasi tersebut, semua pihak terkait dapat berkontribusi mengembangkan inovasi teknologi dan memperkuat program edukasi yang mendukung pengurangan sampah.
“Sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan bahwa Pemprov DKI telah menerapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk menciptakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Di tingkat hulu, pemerintah mengaktifkan program pengelolaan sampah berbasis RW, ekonomi sirkular melalui bank sampah, dan pusat daur ulang seperti Jakarta Recycle Centre. Di tahap tengah, pengelolaan sampah dilakukan melalui TPS, TPS3R, serta fasilitas pengolahan dalam kota, termasuk RDF Plant di Rorotan dengan kapasitas 2.500 ton per hari.
Adapun di tingkat hilir, terdapat pemanfaatan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dan RDF Plant di TPST Bantargebang. Sepanjang tahun lalu, PLTSa Merah Putih di Bantargebang telah mengolah sekitar 16.037 ton sampah, dan menghasilkan energi listrik sebesar 1.106 MWh.
“Ini adalah salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber energi terbarukan di DKI Jakarta,” jelasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.