Menikmati Ekosistem Bahari hingga Suasana Senja di Laut Utara Ibu Kota
31 October 2022 |
18:32 WIB
Dermaga Pelabuhan Muara Angke makin lama makin hilang di ujung pandangan mata. Pantulan air laut yang menghitam mulai berubah warna menjadi biru. Pirus. Lautan lepas terbentang, berujung horizon di sekeliling penglihatan, hanya terlihat beberapa kapal yang melintasi laut utara Ibu Kota Jakarta
Matahari cukup terik di pagi menjelang siang kala itu. Menghantam langsung para wisatawan yang bersantai di bagian atas dek kapal penyebrangan Pelabuhan Muara Angke – Kepulauan Seribu. Sebagian di antaranya memang memilih tempat di bagian atas kapal, sementara yang lain harus rela berada di tempat itu lantaran dek utama bawah sudah terisi penuh.
Perjalanan laut kali ini bertujuan ke Pulau Harapan, sebuah kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Utara, tempat para pelancong ibu kota dan sekitar berlibur sejenak dari rutinitas dan kepenatan yang telah dilalui. Waktu tempuh 3 jam diwarnai dengan gelombang ombak yang mendayu dan kawanan lumba-lumba di pinggiran kapal.
Baca juga: Tak Seseram Namanya, Ini Pesona Pulau Setan yang Tidak Boleh Dilewatkan
Hampir tengah hari ketika kapal berlabuh di dermaga tujuan wisata, Pulau Harapan. Kesibukan penumpang menurunkan diri dan barang bawaan ke pulau tersebut begitu riuh. Ramai tapi mengasyikkan. Di sekitaran dermaga itu, sudah cukup banyak masyarakat yang menjual berbagai barang dagangan. Camilan hingga suvenir.
Setelah berjalan beberapa menit dari dermaga sembari melewati para pedagang lokal, wisatawan disambut dengan plang selamat datang. Di tempat ini biasanya mereka bertemu dengan agen travel perjalanan masing-masing dan langsung menuju tempat bermalam. Penginapan yang disediakan serupa hostel, sebuah bangunan dengan kamar-kamar tidur di dalamnya dan ruang utama untuk berkumpul. Fasilitas yang ada mencakup kasur dan bantal yang nyaman, pendingin udara, air mineral lengkap dengan dispensernya, plus televisi.
Selepas berbenah diri, beristirahat sejenak dan makan siang khas santapan laut, wisatawan langsung di ajak beraktivitas. Nurdin Laode, pemandu lokal menyampaikan brief singkat tentang apa yang akan dilakukan hari itu. Intinya aktivitas air, berenang dan snorkeling di sekitaran pulau serta mengunjungi beberapa pulau lain yang masuk dalam paket wisata.
Baca juga: 8 Destinasi Petualangan Tak Biasa di Pulau Sentosa
Spot snorkeling yang dituju tak berjarak jauh dari lokasi Pulau Harapan. Hanya berkisar 30 menit menggunakan perahu kecil. Di sana, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan bawah laut memakai perlengkapan yang sudah disiapkan agen perjalanan. Mask, snorkel, dan tentu saja life jacket atau life vest.
Ekosistem bawah laut di sekitaran Pulau Harapan bisa dibilang menyejukkan mata. Jajaran terumbu karang yang kokoh dan ikan-ikan kecil tak jarang melintas di depan mata. Hanya saja, tidak semua spot memiliki pemandangan yang serupa. Nurdin sempat membawa kami ke spot yang tidak ada ‘apa-apanya’, hingga akhirnya kami berpindah lokasi ke tempat yang ekosistemnya lebih hidup.
Puas dengan aktivitas berenang dan menyelam, spot selanjutnya yang dituju adalah Pulau Gosong. Alih-alih sebuah daratan layaknya pulau pada umumnya, spot yang dinamakan Pulau Gosong hanya berupa gundukan pasir putih di tengah laut lepas. “Ayo turun, ini tempat buat foto-foto,” teriak Nurdin melihat para wisatawannya terheran-heran di atas kapal.
Kami pun turun, dan ternyata cukup menikmati spot area ini. Benar-benar tempat yang cocok untuk berfoto ria. Instagramable.
Lelah mengabadikan diri dalam jepretan foto, wisatawan lantas dibawa ke sebuah pulau. Kali ini pulau “betulan” tetapi tanpa dermaga, masih asri. Di pulau itu, sudah ada beberapa warung kecil yang menyediakan camilan dan minuman. Kelapa muda segar menjadi santapan yang cocok setelah beraktivitas seharian.
Hari mulai redup, lebih dari satu jam kami bersantai. Menikmati semilir angin pantai dan gulungan ombak yang bersahabat. Tepat ketika Nurdin mulai mencari kami, “Ayo! Waktunya pulang, takut keburu malam, susah berlayar,” katanya. Kami agak kecewa karena sangat enjoy di pulau. Dengan cukup terpaksa, melangkah ke perahu kecil bermotor yang menampung sekira 20 orang. Berlayar kembali ke Pulau Harapan.
Akan tetapi, tak dinyana, perjalanan kembali ke pulau utama itu justru memberi kesan tersendiri. Lantaran sudah cukup sore, langit telah berwarna jingga. Semburatnya juga menyentuh permukaan laut yang memantulkan warna senada. Diiringi suara bising mesin yang meraung, perahu berjalan pelan.
Para wisatawan bersandar santai di atas kabin perahu, mata mereka tak lepas menatap arah Barat. Tempat matahari mulai terbenam. Tangan kami spontan sibuk mengabadikan momen tersebut. Secara perlahan, di laut utara Ibu Kota, kami menyaksikan perjalanan sang surya luruh dari pandangan. Mulai dari berbentuk lingkaran penuh, setengah lingkaran, hingga hilang sepenuhnya. Digantikan gelap malam hari.
Baca juga: Menjelajahi Oita & Beppu, Permata Pariwisata Pulau Kyusu, Jepang
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Dika Irawan
Matahari cukup terik di pagi menjelang siang kala itu. Menghantam langsung para wisatawan yang bersantai di bagian atas dek kapal penyebrangan Pelabuhan Muara Angke – Kepulauan Seribu. Sebagian di antaranya memang memilih tempat di bagian atas kapal, sementara yang lain harus rela berada di tempat itu lantaran dek utama bawah sudah terisi penuh.
Perjalanan laut kali ini bertujuan ke Pulau Harapan, sebuah kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Utara, tempat para pelancong ibu kota dan sekitar berlibur sejenak dari rutinitas dan kepenatan yang telah dilalui. Waktu tempuh 3 jam diwarnai dengan gelombang ombak yang mendayu dan kawanan lumba-lumba di pinggiran kapal.
Baca juga: Tak Seseram Namanya, Ini Pesona Pulau Setan yang Tidak Boleh Dilewatkan
(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)
Setelah berjalan beberapa menit dari dermaga sembari melewati para pedagang lokal, wisatawan disambut dengan plang selamat datang. Di tempat ini biasanya mereka bertemu dengan agen travel perjalanan masing-masing dan langsung menuju tempat bermalam. Penginapan yang disediakan serupa hostel, sebuah bangunan dengan kamar-kamar tidur di dalamnya dan ruang utama untuk berkumpul. Fasilitas yang ada mencakup kasur dan bantal yang nyaman, pendingin udara, air mineral lengkap dengan dispensernya, plus televisi.
Selepas berbenah diri, beristirahat sejenak dan makan siang khas santapan laut, wisatawan langsung di ajak beraktivitas. Nurdin Laode, pemandu lokal menyampaikan brief singkat tentang apa yang akan dilakukan hari itu. Intinya aktivitas air, berenang dan snorkeling di sekitaran pulau serta mengunjungi beberapa pulau lain yang masuk dalam paket wisata.
Baca juga: 8 Destinasi Petualangan Tak Biasa di Pulau Sentosa
Spot snorkeling yang dituju tak berjarak jauh dari lokasi Pulau Harapan. Hanya berkisar 30 menit menggunakan perahu kecil. Di sana, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan bawah laut memakai perlengkapan yang sudah disiapkan agen perjalanan. Mask, snorkel, dan tentu saja life jacket atau life vest.
Ekosistem bawah laut di sekitaran Pulau Harapan bisa dibilang menyejukkan mata. Jajaran terumbu karang yang kokoh dan ikan-ikan kecil tak jarang melintas di depan mata. Hanya saja, tidak semua spot memiliki pemandangan yang serupa. Nurdin sempat membawa kami ke spot yang tidak ada ‘apa-apanya’, hingga akhirnya kami berpindah lokasi ke tempat yang ekosistemnya lebih hidup.
Puas dengan aktivitas berenang dan menyelam, spot selanjutnya yang dituju adalah Pulau Gosong. Alih-alih sebuah daratan layaknya pulau pada umumnya, spot yang dinamakan Pulau Gosong hanya berupa gundukan pasir putih di tengah laut lepas. “Ayo turun, ini tempat buat foto-foto,” teriak Nurdin melihat para wisatawannya terheran-heran di atas kapal.
Kami pun turun, dan ternyata cukup menikmati spot area ini. Benar-benar tempat yang cocok untuk berfoto ria. Instagramable.
(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)
Hari mulai redup, lebih dari satu jam kami bersantai. Menikmati semilir angin pantai dan gulungan ombak yang bersahabat. Tepat ketika Nurdin mulai mencari kami, “Ayo! Waktunya pulang, takut keburu malam, susah berlayar,” katanya. Kami agak kecewa karena sangat enjoy di pulau. Dengan cukup terpaksa, melangkah ke perahu kecil bermotor yang menampung sekira 20 orang. Berlayar kembali ke Pulau Harapan.
(Sumber gambar: Hypeabis.id/Syaiful)
Para wisatawan bersandar santai di atas kabin perahu, mata mereka tak lepas menatap arah Barat. Tempat matahari mulai terbenam. Tangan kami spontan sibuk mengabadikan momen tersebut. Secara perlahan, di laut utara Ibu Kota, kami menyaksikan perjalanan sang surya luruh dari pandangan. Mulai dari berbentuk lingkaran penuh, setengah lingkaran, hingga hilang sepenuhnya. Digantikan gelap malam hari.
Baca juga: Menjelajahi Oita & Beppu, Permata Pariwisata Pulau Kyusu, Jepang
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.