Profil Wassily Kandinsky, Pionir Aliran Seni Lukis Abstrak Dunia
31 October 2022 |
08:49 WIB
Genhype, apa sih yang ada di benak kalian saat melihat lukisan abstrak. Bingung atau malah tertantang untuk mencari tahu maksudnya? Tapi, beralih sejenak dari pertanyaan itu, yuk kita kenalan dulu dengan salah satu tokoh pionir seni lukis abstrak dunia yaitu Wassily Kandinsky.
Lukisan abstrak sebenarnya sudah ada sejak zaman prasejarah. Pada era tersebut lukisan abstrak dibuat di dinding gua, atau menggunakan media tembikar dan kain. Tapi, aliran seni lukis abstrak mulai dikembangkan di Eropa pada akhir abad ke-19, salah satunya oleh Kandinsky.
Baca juga: Salvador Dali, Seniman Nyentrik yang Karyanya Diadaptasi Film Money Heist
Pelopor seni nonrepresentasional ini lahir di Moskow, Rusia pada 16 Desember 1866. Ayahnya seorang pedagang teh, sementara ibunya seorang musisi. Saat berusia 5 tahun, karena orang tuanya bercerai, sang ayah lalu memindahkan Kandinsky ke Odessa, Rusia.
Pada masa-masa inilah ketertarikan Kandinsky terhadap spektrum warna mulai terlihat. Dia pun mulai sering menggambar, menulis puisi atau memainkan piano dan cello untuk mengekang hasratnya yang besar terhadap berbagai corak warna.
Worldbiography menulis, ketertarikan Kandinsky merupakan imbas dari kegemaran keluarganya yang suka melancong. Dari sinilah sejak kecil mata Kandinsky mulai merekam kota-kota indah di Italia seperti Venesia, Roma dan Florence.
Setelah menempuh pendidikan di Odessa, Kandinsky melanjutkan kuliah di Universitas Moskow dengan mengambil jurusan hukum dan ekonomi. Kendati begitu dia selalu belajar seni dan melukis saat waktu luangnya, dengan belajar kepada para seniman di sekitar tempat tinggalnya saat itu.
Kandinsky juga sempat bekerja di bidang hukum di Universitas Dorpat, Mokow. Tapi, karena tidak betah, dia memilih keluar untuk menjadi seniman. Kandinsky lalu fokus mempelajari seni lukis (life-drawing, sketsa dan anatomi) pada usia 30 tahun.
Pada 1896, Kandinsky memutuskan mendalami seni rupa di sekolah swasta Anton Azbe, dan melanjutkannya di Academy of Fine Arts Munich. Karena merasa tertinggal, Kandinsky lalu belajar seni rupa secara otodidak. Pada fese ini dia banyak dipengaruhi gaya melukis Claude Monet.
Baca juga: Profil Seniman Claude Monet, Pelopor Impresionisme yang Karyanya Sempat Diejek Kritikus
Dirangkum dari Kandiskypainting.org, pada periode yang sama, dia juga dipengaruhi musik opera karya Richard Wagner yang bertajuk Lohengrin. Tak hanya itu, secara spiritual, dia juga mendapat pengaruh dari H.P. Blavatsky, salah satu tokoh pelopor teosofi di dunia.
Beberapa karyanya yang lahir pada periode keemasan Kandinsky a.l Color Study, Squares With Concentric Circle (1913) yang mengombinasikan berbagai spektrum warna dalam bentuk 12 pola lingkaran kecil.
Dikutip dari Kandinskynet, karya tersebut merupakan studi Kandinsky terhadap persepsi kombinasi warna berbeda yang digunakan para pelukis dalam proses kreatif mereka dari bentuk gagasan ke meedium kanvas.
Ada juga karya bertajuk Composition VII (1913), Composition VIII (1923), For Circles in a Circle (1923), dan For Transverse Line (1923). Oleh beberapa kritikus, fase pengkaryaan ini disebut dengan periode romantis konkret Kandinsky.
Sebagai salah satu tokoh seni rupa modern, Kandinsky berhasil memberi paham baru terhadap estetika seni secara global. Lewat bukunya yang berjudul Uber da Geistige in der Kunst, dia banyak menulis mengenai teori penciptaan karya seni.
Baca juga: 3 Seniman Populer Ini Sukses Mengubah Mental Illness Jadi Energi Berkarya
Wassily Kandinsky meninggal 13 Desember 1944. Selama hidupnya ida hanya mengenyam pendidikan hukum dan ekonomi, tapi berhasil memberikan kontribusi bagi pemahaman teori seni rupa modern dunia.
Di Indonesia, salah satu lukisan Kandinsky dapat dilihat di Galeri Nasional Jakarta dalam program pameran tetap mereka. Lewat lukisan (untitled), karya tanpa judul itu mungkin kita akan kembali bertanya-tanya, apa maksud dari lukisan karya Kandinsky tersebut?.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Lukisan abstrak sebenarnya sudah ada sejak zaman prasejarah. Pada era tersebut lukisan abstrak dibuat di dinding gua, atau menggunakan media tembikar dan kain. Tapi, aliran seni lukis abstrak mulai dikembangkan di Eropa pada akhir abad ke-19, salah satunya oleh Kandinsky.
Baca juga: Salvador Dali, Seniman Nyentrik yang Karyanya Diadaptasi Film Money Heist
Pelopor seni nonrepresentasional ini lahir di Moskow, Rusia pada 16 Desember 1866. Ayahnya seorang pedagang teh, sementara ibunya seorang musisi. Saat berusia 5 tahun, karena orang tuanya bercerai, sang ayah lalu memindahkan Kandinsky ke Odessa, Rusia.
Ilustrasi Kandinsky dan karyanya (sumber gambar wassilykandinsky.net)
Pada masa-masa inilah ketertarikan Kandinsky terhadap spektrum warna mulai terlihat. Dia pun mulai sering menggambar, menulis puisi atau memainkan piano dan cello untuk mengekang hasratnya yang besar terhadap berbagai corak warna.
Worldbiography menulis, ketertarikan Kandinsky merupakan imbas dari kegemaran keluarganya yang suka melancong. Dari sinilah sejak kecil mata Kandinsky mulai merekam kota-kota indah di Italia seperti Venesia, Roma dan Florence.
Setelah menempuh pendidikan di Odessa, Kandinsky melanjutkan kuliah di Universitas Moskow dengan mengambil jurusan hukum dan ekonomi. Kendati begitu dia selalu belajar seni dan melukis saat waktu luangnya, dengan belajar kepada para seniman di sekitar tempat tinggalnya saat itu.
Kandinsky juga sempat bekerja di bidang hukum di Universitas Dorpat, Mokow. Tapi, karena tidak betah, dia memilih keluar untuk menjadi seniman. Kandinsky lalu fokus mempelajari seni lukis (life-drawing, sketsa dan anatomi) pada usia 30 tahun.
Periode Artistik Kandinsky
Pada 1896, Kandinsky memutuskan mendalami seni rupa di sekolah swasta Anton Azbe, dan melanjutkannya di Academy of Fine Arts Munich. Karena merasa tertinggal, Kandinsky lalu belajar seni rupa secara otodidak. Pada fese ini dia banyak dipengaruhi gaya melukis Claude Monet.Baca juga: Profil Seniman Claude Monet, Pelopor Impresionisme yang Karyanya Sempat Diejek Kritikus
Dirangkum dari Kandiskypainting.org, pada periode yang sama, dia juga dipengaruhi musik opera karya Richard Wagner yang bertajuk Lohengrin. Tak hanya itu, secara spiritual, dia juga mendapat pengaruh dari H.P. Blavatsky, salah satu tokoh pelopor teosofi di dunia.
Beberapa karyanya yang lahir pada periode keemasan Kandinsky a.l Color Study, Squares With Concentric Circle (1913) yang mengombinasikan berbagai spektrum warna dalam bentuk 12 pola lingkaran kecil.
Ilustrasi karya Kandinsky (sumber gambar Kandinskypaintings.org)
Dikutip dari Kandinskynet, karya tersebut merupakan studi Kandinsky terhadap persepsi kombinasi warna berbeda yang digunakan para pelukis dalam proses kreatif mereka dari bentuk gagasan ke meedium kanvas.
Ada juga karya bertajuk Composition VII (1913), Composition VIII (1923), For Circles in a Circle (1923), dan For Transverse Line (1923). Oleh beberapa kritikus, fase pengkaryaan ini disebut dengan periode romantis konkret Kandinsky.
Sebagai salah satu tokoh seni rupa modern, Kandinsky berhasil memberi paham baru terhadap estetika seni secara global. Lewat bukunya yang berjudul Uber da Geistige in der Kunst, dia banyak menulis mengenai teori penciptaan karya seni.
Baca juga: 3 Seniman Populer Ini Sukses Mengubah Mental Illness Jadi Energi Berkarya
Wassily Kandinsky meninggal 13 Desember 1944. Selama hidupnya ida hanya mengenyam pendidikan hukum dan ekonomi, tapi berhasil memberikan kontribusi bagi pemahaman teori seni rupa modern dunia.
Di Indonesia, salah satu lukisan Kandinsky dapat dilihat di Galeri Nasional Jakarta dalam program pameran tetap mereka. Lewat lukisan (untitled), karya tanpa judul itu mungkin kita akan kembali bertanya-tanya, apa maksud dari lukisan karya Kandinsky tersebut?.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.