Salvador Dali, Seniman Nyentrik yang Karyanya Diadaptasi Film Money Heist
26 October 2022 |
13:00 WIB
Sebagian dari kalian mungkin sudah tahu kan Money Heist. Film yang sempat hits itu mengisahkan sekelompok pencuri bank yang menggunakan topeng untuk menutupi identitas mereka. Akan tetapi, tahu enggak kalau topeng tersebut terinspirasi dari wajah Salvador Dali, pelukis nyentrik asal Spanyol?
Dirangkum dari britannica.com, Salvador Felipe Jacinto Dalí Domènech adalah salah satu pelukis yang dikenal lewat karya-karya surealisnya di skena seni rupa dunia. Beberapa karya dia populer karena mengkombinasikan mimpi aneh (bizzare) dengan keahlian menggambarnya yang luar biasa.
Baca juga: Profil Seniman Claude Monet, Pelopor Impresionisme yang Karyanya Sempat Diejek Kritikus
Salah satu karya Salvador Dali yang paling terkenal adalah Dream Caused by the Flight of a Bee (1944). Karya ini menggambarkan harimau yang meloncat dari mulut ikan dan buah delima, serta gajah berkaki tinggi dengan sosok perempuan telanjang sebagai latar lukisan.
Dibuat dengan cat minyak di atas panel 51 X 41 cm, karya fenomenal itu saat ini berada di Museum Thyssen-Bornemisza, di Madrid. Beberapa karya terkenal lainnya adalah The Temptation of St. Anthony (1946),dan Galatea of the Spheres (1952).
Salvador Dali merupakan anak dari pasangan Salvador Dalí y Cusi dan Felipa Domenech Ferres. Dali lahir pada 11 Mei 1904. Bakatnya melukisnya sudah nampak sejak kecil. Dia sudah mengelar pameran sejak umur 15 tahun di Teater Municipal.
Pada 1922 Dali mendaftar di Academia de San Fernando di Madrid. Di sinilah dia mulai tekun mengekspresikan diri dengan belajar teknik-teknik melukis klasik seperti karya Raphael, Bronzino, dan Diego Velázquez, yang kelak menjadi inspirasinya untuk memanjangkan kumis.
Dalam kunjungannya ke Paris, Dali juga sempat bertemu dengan seniman-seniman handal, seperti Pablo Picasso, Joan Miró, Paul luard dan pelukis Magritte. Tokoh-tokoh inilah yang kelak juge mempengaruhi gaya melukis Dali.
Kontribusi Dali dalam aliran Surealisme adalah "metode paranoiac-kritis," sebuah latihan mental dalam mengakses alam bawah sadar untuk meningkatkan kreativitas artistik. Lewat metode ini dia menciptakan realitas dari mimpi dan alam bawah sadar sebagai inspirasi lukisan.
Beberapa lukisan dari meteode tersebut adalah The Persistence of Memory (1931) dan Soft Construction with Boiled Beans atau Premonition of Civil War (1936). Saat reputasi melukisnya mulai tumbuh, begitu pula kumis terbaliknya yang menjadi ciri khas dan merek dagang dari Dali mulai dikenal dunia dan menjadi bagian dari budaya pop.
Setelah lama berkecimpung di dunia seni rupa hingga film, pada 1980, Dalí pensiun karena gangguan motorik yang menyebabkan tangannya gemetar permanen dan menjadi lemah. Sembilan tahun berselang, pada 23 Januari 1989, Dali meninggal karena gagal jantung pada usia 84 tahun.
Beberapa karya Dali, selain dipajang di berbagai museum di dunia juga dipacak di Dalí Theatre-Museum. Bangunan dengan desain unik ini adalah salah satu karya ikonik yang juga merupakan contoh arsitektur surealis terbesar di dunia.
Baca juga: Sepanjang Hidupnya, Vincent Van Gogh Hanya Pernah Menjual 1 Lukisan
Editor: Dika Irawan
Dirangkum dari britannica.com, Salvador Felipe Jacinto Dalí Domènech adalah salah satu pelukis yang dikenal lewat karya-karya surealisnya di skena seni rupa dunia. Beberapa karya dia populer karena mengkombinasikan mimpi aneh (bizzare) dengan keahlian menggambarnya yang luar biasa.
Baca juga: Profil Seniman Claude Monet, Pelopor Impresionisme yang Karyanya Sempat Diejek Kritikus
Salah satu karya Salvador Dali yang paling terkenal adalah Dream Caused by the Flight of a Bee (1944). Karya ini menggambarkan harimau yang meloncat dari mulut ikan dan buah delima, serta gajah berkaki tinggi dengan sosok perempuan telanjang sebagai latar lukisan.
Dibuat dengan cat minyak di atas panel 51 X 41 cm, karya fenomenal itu saat ini berada di Museum Thyssen-Bornemisza, di Madrid. Beberapa karya terkenal lainnya adalah The Temptation of St. Anthony (1946),dan Galatea of the Spheres (1952).
Salvador Dali merupakan anak dari pasangan Salvador Dalí y Cusi dan Felipa Domenech Ferres. Dali lahir pada 11 Mei 1904. Bakatnya melukisnya sudah nampak sejak kecil. Dia sudah mengelar pameran sejak umur 15 tahun di Teater Municipal.
Pada 1922 Dali mendaftar di Academia de San Fernando di Madrid. Di sinilah dia mulai tekun mengekspresikan diri dengan belajar teknik-teknik melukis klasik seperti karya Raphael, Bronzino, dan Diego Velázquez, yang kelak menjadi inspirasinya untuk memanjangkan kumis.
Mendalami Surealisme
Kemahiran seni melukis Dali lalu berkembang ke aliran Surealis saat mendalami metafisika, psikoanalisis, dan Kubisme. Dali memang sempat pindah ke Prancis pada 1929 untuk mendalami seni rupa dan mengerjakan proyek film pendek, berjudul An Andalusian Dog karya sutradara asal Spanyol, Luis Buñuel.Dalam kunjungannya ke Paris, Dali juga sempat bertemu dengan seniman-seniman handal, seperti Pablo Picasso, Joan Miró, Paul luard dan pelukis Magritte. Tokoh-tokoh inilah yang kelak juge mempengaruhi gaya melukis Dali.
Ilustrasi karya Salvador Dali Galatea of the Spheres (sumber gambar salvadordali.org)
Beberapa lukisan dari meteode tersebut adalah The Persistence of Memory (1931) dan Soft Construction with Boiled Beans atau Premonition of Civil War (1936). Saat reputasi melukisnya mulai tumbuh, begitu pula kumis terbaliknya yang menjadi ciri khas dan merek dagang dari Dali mulai dikenal dunia dan menjadi bagian dari budaya pop.
Setelah lama berkecimpung di dunia seni rupa hingga film, pada 1980, Dalí pensiun karena gangguan motorik yang menyebabkan tangannya gemetar permanen dan menjadi lemah. Sembilan tahun berselang, pada 23 Januari 1989, Dali meninggal karena gagal jantung pada usia 84 tahun.
Beberapa karya Dali, selain dipajang di berbagai museum di dunia juga dipacak di Dalí Theatre-Museum. Bangunan dengan desain unik ini adalah salah satu karya ikonik yang juga merupakan contoh arsitektur surealis terbesar di dunia.
Baca juga: Sepanjang Hidupnya, Vincent Van Gogh Hanya Pernah Menjual 1 Lukisan
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.