5 Persiapan Sebelum Menjalani Peran Baru Sebagai Orang Tua
26 October 2022 |
19:29 WIB
Menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya bukanlah pekerjaan mudah. Orang tua mesti ekstra sabar, mengesampingkan ego pribadi, serta menjadikan keluarga sebagai prioritas. Oleh karena itu, ada beberapa hal penting yang perlu disiapkan apalagi untuk orang tua baru.
Psikolog Amanasa Indonesia Marsha Tengker mengatakan tidak ada waktu yang terlambat untuk menjadi orang tua yang terus belajar lagi. Baginya, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup.
Psikolog yang akrab disapa Caca ini mengatakan setidaknya ada lima kunci kesiapan seseorang menjadi orang tua baru. Namun, persiapan ini bukan untuk menjadi orang tua yang sempurna. Orang tua adalah manusia yang bisa saja melakukan kesalahan.
Baca juga: 5 Langkah Mengatasi Perbedaan Paham antara Anak dengan Orang Tua
Caca mengatakan lima kunci kesiapan orang tua ini hanya sebagai panduan awal sehingga pasangan yang sudah memiliki anak tidak kaget menjalani peran barunya. Lantas apa saja 5 kunci kesiapan orang tua? Simak ulasan berikut ini.
Pada tahap pertama, pasangan mesti bisa menerima peran baru. Orang tua adalah peran baru bagi setiap pasangan yang memiliki anak. Peran baru tersebut juga datang bersama tanggung jawab lebih yang harus diemban. Anak bukan hanya tanggung jawab istri saja, melainkan juga suami.
Kebersamaan dalam tanggung jawab tersebut akan membuat keduanya merasa lebih ringan menjalankan peran baru. Selain itu, kenalilah karakteristik diri, pasangan, dan anak sehingga bisa membangun komunikasi yang baik di dalam keluarga.
“Ketika ingin jadi orang tua yang siap, pahamilah tidak ada yang benar dan salah. Yang penting tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Terkadang, ada banyak informasi soal cara menjadi orang tua yang baik dan itu membuat seseorang kebingungan mana yang harus diikuti,” ujar Caca saat ditemui di Auditorium Rizal Sini, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Orang tua baru mesti belajar mengolah harapan. Orang tua sebaiknya mengelola kesiapan dengan mengidentifikasi harapan dari diri sendiri dan pasangan, termasuk kesesuaian dan ketidaksesuaiannya. Kemudian, orang tua bisa mencoba menyatukan harapan dari masing-masing pihak sehingga memiliki visi dan fokus yang jelas.
Namun, pahamilah meski sudah menyatukan harapan, bukan berarti hal itu akan mudah terwujud. Pengelolaan harapan akan membuat seseorang terhindar dari sakit hati, terutama saat tidak terwujud. Kuncinya ialah jaga dan lepaskan. Seseorang dapat menjaga harapan yang mudah dikendalikan, tetapi mesti bisa juga melepaskan hal yang tidak realistis.
Baca juga: Simak Peran Orang Tua dalam Perkembangan Sosialisasi Anak
Pasangan sebaiknya mulai mengatur prioritas dalam menjalankan peran barunya. Ketika harapan sudah dikelola, orang tua bisa menyeleksi lagi sesuai dengan prioritas. Dengan adanya prioritas, orang tua baru bisa mendahulukan tugas dan peran intinya di dalam sebuah keluarga sebelum menyentuh hal-hal lain.
Caca menyarankan orang tua untuk mengevaluasi standar hidup dalam menjalani peran baru. Jadi, kalau sebelumnya punya keinginan menjadi orang tua yang sempurna, sebaiknya itu dievaluasi kembali. Sebab, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Prinsip ini akan menghindarkan orang tua menyalahkan diri sendiri ketika melakukan kesalahan.
Batasan yang sehat ialah seberapa jauh seseorang mengizinkan orang lain dekat dengannya secara emosional. Mendengarkan saran dari orang lain boleh-boleh saja dilakukan. Namun, bukan berarti semua saran harus dituruti dan membuat seseorang kehilangan sikapnya.
Ketika sudah kehilangan prinsip, seseorang akan kesulitan menjalankan fungsinya dengan baik sebagai orang tua. Oleh karena itu, batasan ini penting agar seseorang dapat menentukan keputusan di dalam hubungan keluarga sesuai dengan jati dirinya.
Misalnya, dengan membuat struktur catatan support system. Tentukan siapa saja orang terdekat untuk ditaruh di urutan pertama, begitu seterusnya. Dengan cara ini, kamu bisa menyadari bahwa ada orang-orang terdekat yang siap mendukungmu saat merasa lelah dan kesusahan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Psikolog Amanasa Indonesia Marsha Tengker mengatakan tidak ada waktu yang terlambat untuk menjadi orang tua yang terus belajar lagi. Baginya, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup.
Psikolog yang akrab disapa Caca ini mengatakan setidaknya ada lima kunci kesiapan seseorang menjadi orang tua baru. Namun, persiapan ini bukan untuk menjadi orang tua yang sempurna. Orang tua adalah manusia yang bisa saja melakukan kesalahan.
Baca juga: 5 Langkah Mengatasi Perbedaan Paham antara Anak dengan Orang Tua
Caca mengatakan lima kunci kesiapan orang tua ini hanya sebagai panduan awal sehingga pasangan yang sudah memiliki anak tidak kaget menjalani peran barunya. Lantas apa saja 5 kunci kesiapan orang tua? Simak ulasan berikut ini.
1. Menerima Peran Baru
Pada tahap pertama, pasangan mesti bisa menerima peran baru. Orang tua adalah peran baru bagi setiap pasangan yang memiliki anak. Peran baru tersebut juga datang bersama tanggung jawab lebih yang harus diemban. Anak bukan hanya tanggung jawab istri saja, melainkan juga suami.Kebersamaan dalam tanggung jawab tersebut akan membuat keduanya merasa lebih ringan menjalankan peran baru. Selain itu, kenalilah karakteristik diri, pasangan, dan anak sehingga bisa membangun komunikasi yang baik di dalam keluarga.
“Ketika ingin jadi orang tua yang siap, pahamilah tidak ada yang benar dan salah. Yang penting tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Terkadang, ada banyak informasi soal cara menjadi orang tua yang baik dan itu membuat seseorang kebingungan mana yang harus diikuti,” ujar Caca saat ditemui di Auditorium Rizal Sini, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Ilustrasi parenting. (Sumber gambar: Pexels/Yan Krukov)
2. Mengolah Harapan
Orang tua baru mesti belajar mengolah harapan. Orang tua sebaiknya mengelola kesiapan dengan mengidentifikasi harapan dari diri sendiri dan pasangan, termasuk kesesuaian dan ketidaksesuaiannya. Kemudian, orang tua bisa mencoba menyatukan harapan dari masing-masing pihak sehingga memiliki visi dan fokus yang jelas.Namun, pahamilah meski sudah menyatukan harapan, bukan berarti hal itu akan mudah terwujud. Pengelolaan harapan akan membuat seseorang terhindar dari sakit hati, terutama saat tidak terwujud. Kuncinya ialah jaga dan lepaskan. Seseorang dapat menjaga harapan yang mudah dikendalikan, tetapi mesti bisa juga melepaskan hal yang tidak realistis.
Baca juga: Simak Peran Orang Tua dalam Perkembangan Sosialisasi Anak
3. Mengatur Prioritas
Pasangan sebaiknya mulai mengatur prioritas dalam menjalankan peran barunya. Ketika harapan sudah dikelola, orang tua bisa menyeleksi lagi sesuai dengan prioritas. Dengan adanya prioritas, orang tua baru bisa mendahulukan tugas dan peran intinya di dalam sebuah keluarga sebelum menyentuh hal-hal lain.Caca menyarankan orang tua untuk mengevaluasi standar hidup dalam menjalani peran baru. Jadi, kalau sebelumnya punya keinginan menjadi orang tua yang sempurna, sebaiknya itu dievaluasi kembali. Sebab, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Prinsip ini akan menghindarkan orang tua menyalahkan diri sendiri ketika melakukan kesalahan.
4. Menentukan Batasan yang Sehat
Batasan yang sehat ialah seberapa jauh seseorang mengizinkan orang lain dekat dengannya secara emosional. Mendengarkan saran dari orang lain boleh-boleh saja dilakukan. Namun, bukan berarti semua saran harus dituruti dan membuat seseorang kehilangan sikapnya.Ketika sudah kehilangan prinsip, seseorang akan kesulitan menjalankan fungsinya dengan baik sebagai orang tua. Oleh karena itu, batasan ini penting agar seseorang dapat menentukan keputusan di dalam hubungan keluarga sesuai dengan jati dirinya.
5. Dukungan
Dukungan punya peran penting bagi orang tua baru. Pada dasarnya setiap manusia butuh bantuan dan dukungan orang lain. Seseorang mesti mulai melihat kembali orang-orang disekitarnya yang bisa diandalkan ketika dirinya membutuhkan dukungan.Misalnya, dengan membuat struktur catatan support system. Tentukan siapa saja orang terdekat untuk ditaruh di urutan pertama, begitu seterusnya. Dengan cara ini, kamu bisa menyadari bahwa ada orang-orang terdekat yang siap mendukungmu saat merasa lelah dan kesusahan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.