5 Langkah Mengatasi Perbedaan Paham antara Anak dengan Orang Tua
07 September 2022 |
14:25 WIB
Hubungan orang tua dan anak memang tidak selamanya harmonis. Terkadang, ada kalanya orang tua dan anak saling berbeda pendapat karena suatu hal. Berbeda pendapat sebenarnya adalah hal baik, karena memberi warna dan keberagaman dalam kehidupan. Namun, perbedaan mesti disikapi dengan tepat sehingga tidak menimbulkan perpecahan.
Genhype, perbedaan pendapat tidak selalu bermakna negatif. Perbedaan pendapat membuat kita lebih mengenal karakter setiap anggota keluarga. Sebab, kita jadi lebih memahami setiap karakter dari anggota keluarga meski sebelumnya harus melewati perdebatan yang sengit karena beda pendapat.
Ya, mengatasi perbedaan pendapat memang jadi tantangan tersendiri. Namun, yakinlah ketika di dalam keluarga ada ruang diskusi, semua perbedaan pendapat akan bisa diselesaikan. Dialog adalah kunci mengatasi perbedaan pendapat.
Baca juga: Kenali Tanda Orang Tua Mulai Overparenting
Mengutip Psychology Today, Psikolog Carl E. Pickhardt menerangkan bahwa bertambahnya usia anak membuat mereka punya perbedaan cara pandang dengan orang tua. Orang tua kerap merasa lebih paham dan anak sering dianggap sebagai pihak yang belum paham.
Di sisi lain, orang tua akan selalu merasa bertanggung jawab dengan anak sehingga melakukan pembatasan tertentu demi keselamatan si anak. Namun, di pihak si anak akan merasa terkekang dan butuh kebebasan.
Sejumlah perbedaan tersebut membuat orang tua dan anak jadi mengalami perbedaan pendapat. Hal itu wajar, tetapi mesti segera disikapi dengan tepat. Perbedaan yang tidak segera diselesaikan bisa menimbulkan perselisihan.
Meski akan sulit dilakukan, setiap anggota keluarga mesti menghargai setiap pendapat satu sama lain. Ketika berdiskusi, ciptakan suasana yang nyaman sehingga tidak tegang. Sebab, diskusi yang menyeramkan akan membuat anak menutup diri dan perbedaan pendapat malah makin tidak menemui solusi.
Carilah waktu luang yang tepat sehingga masing-masing pihak bisa berpikir jernih. Jika kondisi masing-masing anggota keluarga sudah kondusif, diskusi pun bisa berjalan dengan lancar. Perbedaan yang ada akan bisa disikapi dengan baik.
Jika perbedaan pendapat terjadi kaena topik yang berat, usahakan untuk berdiskusi secara langsung. Diskusi tatap muka membuat kita bisa menangkap bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan lain yang akan membantu kita bersikap.
Dengan fokus terhadap persamaan, masing-masing anggota keluarga jadi tidak lagi memikirkan perbedaan. Sebab, sebenarnya tidak semua perbedaan perlu diperdebatkan. Sebab, hal itu akan membuat waktu dan energi malah terbuang sia-sia.
Berbeda pendapat kerap membuat suasana keluarga jadi tegang. Dengan menambahkan sedikit humor, situasi yang tegang bisa mencair kembali. Kamu bisa selingi diskusi di dalam keluarga dengan topik-topik lucu yang dapat meringankan suasana.
Namun, melontarkan candaan saat berkumpul dengan keluarga juga susah-susah gampang. Jangan sampai lelucon yang disampaikan justru membuat hubungan antarkeluarga jadi makin buruk. Jadi, pastikan suasananya memungkinkan sebelum mencoba memakai humor sebagai upaya mencairkan suasana, ya.
Memiliki perbedaan pendapat dengan orang terdekat seperti keluarga terkadang memumbuat kita sungkan. Kamu mungkin akan merasa sulit memungkapkan pendapat dan cenderung membatasi bicara demi menghormati anggota keluarga yang lain.
Baca juga: Simak Peran Orang Tua dalam Perkembangan Sosialisasi Anak
Namun, terkadang berbicara jujur terhadap apa yang sedang dirasakan perlu dilakukan. Dengan berbicara jujur, kamu dan anggota keluarga akan makin dekat karena tidak ada lagi hal-hal yang ditutupi. Jika jujur membuat diskusi makin panas, kamu juga bisa meminta keluarga untuk istirahat sejenak dan mendinginkan pikiran masing-masing.
Editor: Dika Irawan
Genhype, perbedaan pendapat tidak selalu bermakna negatif. Perbedaan pendapat membuat kita lebih mengenal karakter setiap anggota keluarga. Sebab, kita jadi lebih memahami setiap karakter dari anggota keluarga meski sebelumnya harus melewati perdebatan yang sengit karena beda pendapat.
Ya, mengatasi perbedaan pendapat memang jadi tantangan tersendiri. Namun, yakinlah ketika di dalam keluarga ada ruang diskusi, semua perbedaan pendapat akan bisa diselesaikan. Dialog adalah kunci mengatasi perbedaan pendapat.
Baca juga: Kenali Tanda Orang Tua Mulai Overparenting
Penyebab Terjadinya Beda Pendapat di Dalam Keluarga
Umumnya, perbedaan pendapat anak dan orang tua dimulai pada usia sembilan tahun. Pada usia tersebut anak mulai mengerti dunia luar. Lingkungan sosial baru kerap dianggap anak sesuatu yang menarik sehingga mulai berani mengambil jarak dengan kehidupan keluarga. Perbedaan pendapat pun jadi tidak bisa terelakkan lagi.Mengutip Psychology Today, Psikolog Carl E. Pickhardt menerangkan bahwa bertambahnya usia anak membuat mereka punya perbedaan cara pandang dengan orang tua. Orang tua kerap merasa lebih paham dan anak sering dianggap sebagai pihak yang belum paham.
Di sisi lain, orang tua akan selalu merasa bertanggung jawab dengan anak sehingga melakukan pembatasan tertentu demi keselamatan si anak. Namun, di pihak si anak akan merasa terkekang dan butuh kebebasan.
Sejumlah perbedaan tersebut membuat orang tua dan anak jadi mengalami perbedaan pendapat. Hal itu wajar, tetapi mesti segera disikapi dengan tepat. Perbedaan yang tidak segera diselesaikan bisa menimbulkan perselisihan.
Tips Mengatasi Perbedaan Pendapat dengan Orang Tua
1. Saling Menghargai Satu Sama Lain
Perbedaan pendapat adalah hal yang mustahil dihindarkan di dalam keluarga. Oleh karena itu, kita mesti menghadapinya dan tidak lari dari permasalahan. Perbedaan pendapat bukanlah sebuah masalah, tetapi sikap saling tidak menghargai karena perbedaan itu yang jadi masalah.Meski akan sulit dilakukan, setiap anggota keluarga mesti menghargai setiap pendapat satu sama lain. Ketika berdiskusi, ciptakan suasana yang nyaman sehingga tidak tegang. Sebab, diskusi yang menyeramkan akan membuat anak menutup diri dan perbedaan pendapat malah makin tidak menemui solusi.
2. Pilih Waktu yang Tepat untuk Berdiskusi
Perbedaan pendapat akan makin sulit diperbaiki bila kondisi keluarga tidak kondusif. Oleh karena itu, mencari waktu yang tepat untuk saling mengobrol jadi hal yang penting. Jangan memaksakan diri berdiskusi dengan keluarga saat situasi sedang sama-sama capek.Carilah waktu luang yang tepat sehingga masing-masing pihak bisa berpikir jernih. Jika kondisi masing-masing anggota keluarga sudah kondusif, diskusi pun bisa berjalan dengan lancar. Perbedaan yang ada akan bisa disikapi dengan baik.
Jika perbedaan pendapat terjadi kaena topik yang berat, usahakan untuk berdiskusi secara langsung. Diskusi tatap muka membuat kita bisa menangkap bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan lain yang akan membantu kita bersikap.
3. Temukan Titik Persamaan
Dalam memahami suatu permasalahan, enggak mungkin kita akan tidak setuju 100 persen. Tentu saja ada beberapa pendapat dari anggota keluarga lain yang sepakat dengan pemikiran kita. Persamaan tersebut bisa menjadi pintu masuk untuk kita berdialog dengan anggota keluarga lain.Dengan fokus terhadap persamaan, masing-masing anggota keluarga jadi tidak lagi memikirkan perbedaan. Sebab, sebenarnya tidak semua perbedaan perlu diperdebatkan. Sebab, hal itu akan membuat waktu dan energi malah terbuang sia-sia.
4. Tambahkan Sedikit Humor Saat Berdiskusi
Berbeda pendapat kerap membuat suasana keluarga jadi tegang. Dengan menambahkan sedikit humor, situasi yang tegang bisa mencair kembali. Kamu bisa selingi diskusi di dalam keluarga dengan topik-topik lucu yang dapat meringankan suasana.Namun, melontarkan candaan saat berkumpul dengan keluarga juga susah-susah gampang. Jangan sampai lelucon yang disampaikan justru membuat hubungan antarkeluarga jadi makin buruk. Jadi, pastikan suasananya memungkinkan sebelum mencoba memakai humor sebagai upaya mencairkan suasana, ya.
5. Waktunya Saling Jujur
Memiliki perbedaan pendapat dengan orang terdekat seperti keluarga terkadang memumbuat kita sungkan. Kamu mungkin akan merasa sulit memungkapkan pendapat dan cenderung membatasi bicara demi menghormati anggota keluarga yang lain.Baca juga: Simak Peran Orang Tua dalam Perkembangan Sosialisasi Anak
Namun, terkadang berbicara jujur terhadap apa yang sedang dirasakan perlu dilakukan. Dengan berbicara jujur, kamu dan anggota keluarga akan makin dekat karena tidak ada lagi hal-hal yang ditutupi. Jika jujur membuat diskusi makin panas, kamu juga bisa meminta keluarga untuk istirahat sejenak dan mendinginkan pikiran masing-masing.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.