Angkat Wastra Nusantara, Indonesia Fashion Chamber Bakal Gelar Peragaan Busana Spotlight: Celebration of Diversity
24 October 2022 |
16:03 WIB
Sebagai negeri dengan keanekaragaman budaya dan etnis, Indonesia memiliki potensi yang kuat untuk membangun industri fesyen di mata dunia. Dengan membawa inspirasi dan warisan lokal yang diterjemahkan ke dalam gaya modern, bukan tidak mungkin mode dalam negeri bisa menjadi tren global.
Atas dasar spirit itulah, Indonesia Fashion Chamber (IFC) akan menggelar acara Spotlight: Celebration of Diversity pada 28 November-1 Desember 2022 di Ciputra Artpreneur Jakarta.
Baca juga: 5 Tip Padu Padan Fashion Simpel & Stylish saat Hujan ala Leona Agustine
Acara tersebut menjadi salah satu program berkelanjutan dari IFC sebagai upaya dalam mendorong pengembangan sektor industri fesyen dari hulu hingga hilir di Tanah Air.
Perhelatan yang dicanangkan sebagai agenda tahunan ini dibuat dengan tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat inspirasi dan belanja fesyen dunia, melalui produk ready to wear craft fashion yang berbasis wastra Indonesia dan fesyen yang berkelanjutan (sustainability).
Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC), Dina Midiani, mengatakan dalam pergelaran Spotlight, akan ditampilkan ragam fesyen yang berbasis wastra dari berbagai daerah seperti Batak, Jawa, Betawi, Minangkabau, Bugis, Bali, dan Dayak. Meski begitu, produk fesyen tersebut dibuat dengan desain kontemporer atau kekinian agar dapat diterima oleh pasar global.
"Jadi ada local spirit-nya tetapi look-nya harus kontemporer. Ini kami tuangkan dalam Spotlight. Karena kita bicara tentang kekuatan lokal yang keragamannya luar biasa, makanya tema kita Celebration of Diversity," katanya.
Seperti namanya, Spotlight nantinya akan memberikan ruang bagi para desainer untuk menunjukkan kreasi fesyen yang mengangkat kain wastra dari daerah tertentu. Dengan begitu, para pengunjung dapat mengetahui narasi dan proses di balik tiap lembar wastra yang ditampilkan.
Tema Spotlight diangkat berdasarkan zonasi suku-suku bangsa Indonesia antara lain Batak, Jawa, Melayu, Betawi, Minangkabau, Bugis, Bali, Papua, Nusa Tenggara, dan Dayak. Walaupun bertema tentang suku-suku bangsa Indonesia, namun produk fesyennya akan dibuat dengan desain kontemporer atau kekinian yang dapat diterima oleh pasar global.
Nantinya, para calon konsumen dapat mengakses sekaligus berbelanja melalui kode QR yang terhubung langsung ke katalog daring (e-catalog).
Dina menjelaskan konsep penjualan ini dibuat agar para pengunjung yang hadir dalam peragaan busana Spotlight bisa mengetahui produk fesyen yang sedang ditampilkan di runway, termasuk informasi harga dan cara membelinya sehingga bisa langsung terhubung dengan para desainer.
"Kami ingin kalau fashion show itu jangan cuma celebration atau sekadar menunjukkan kreasi terbaru untuk dinikmati, tapi sekaligus bisa memperkuat konsep bisnisnya," terangnya.
Selain peragaan busana, kegiatan-kegiatan lain dalam Spotlight juga meliputi pameran, workshop tekstil etnik, seminar, dan kompetisi.
Dalam gelaran perdananya tahun ini, Spotlight akan melibatkan partisipasi dari desainer dan jenama fesyen maupun kosmetik, produsen tekstil, dan sekolah mode yang telah dikurasi oleh IFC.
Selain itu, gelaran ini juga bersinergi dengan para stakeholder, mulai dari pemerintah hingga instansi swasta dan asosiasi terkait, yang berkomitmen untuk memajukan industri fesyen Tanah Air.
Baca juga: 5 Desainer Berkreasi dengan Wastra Etnik Nusantara
Editor: Dika Irawan
Atas dasar spirit itulah, Indonesia Fashion Chamber (IFC) akan menggelar acara Spotlight: Celebration of Diversity pada 28 November-1 Desember 2022 di Ciputra Artpreneur Jakarta.
Baca juga: 5 Tip Padu Padan Fashion Simpel & Stylish saat Hujan ala Leona Agustine
Acara tersebut menjadi salah satu program berkelanjutan dari IFC sebagai upaya dalam mendorong pengembangan sektor industri fesyen dari hulu hingga hilir di Tanah Air.
Perhelatan yang dicanangkan sebagai agenda tahunan ini dibuat dengan tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat inspirasi dan belanja fesyen dunia, melalui produk ready to wear craft fashion yang berbasis wastra Indonesia dan fesyen yang berkelanjutan (sustainability).
Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC), Dina Midiani, mengatakan dalam pergelaran Spotlight, akan ditampilkan ragam fesyen yang berbasis wastra dari berbagai daerah seperti Batak, Jawa, Betawi, Minangkabau, Bugis, Bali, dan Dayak. Meski begitu, produk fesyen tersebut dibuat dengan desain kontemporer atau kekinian agar dapat diterima oleh pasar global.
"Jadi ada local spirit-nya tetapi look-nya harus kontemporer. Ini kami tuangkan dalam Spotlight. Karena kita bicara tentang kekuatan lokal yang keragamannya luar biasa, makanya tema kita Celebration of Diversity," katanya.
Seperti namanya, Spotlight nantinya akan memberikan ruang bagi para desainer untuk menunjukkan kreasi fesyen yang mengangkat kain wastra dari daerah tertentu. Dengan begitu, para pengunjung dapat mengetahui narasi dan proses di balik tiap lembar wastra yang ditampilkan.
Tema Spotlight diangkat berdasarkan zonasi suku-suku bangsa Indonesia antara lain Batak, Jawa, Melayu, Betawi, Minangkabau, Bugis, Bali, Papua, Nusa Tenggara, dan Dayak. Walaupun bertema tentang suku-suku bangsa Indonesia, namun produk fesyennya akan dibuat dengan desain kontemporer atau kekinian yang dapat diterima oleh pasar global.
Keunikan
Berbeda dengan gelaran peragaan busana lainnya, IFC juga telah menyiapkan konsep penjualan fesyen yang baru dalam Spotlight yang diberi nama See Now, Buy Now. Model bisnis yang menjual barang-barang fesyen dengan segera, setelah ditampilkan di panggung runway.Nantinya, para calon konsumen dapat mengakses sekaligus berbelanja melalui kode QR yang terhubung langsung ke katalog daring (e-catalog).
Dina menjelaskan konsep penjualan ini dibuat agar para pengunjung yang hadir dalam peragaan busana Spotlight bisa mengetahui produk fesyen yang sedang ditampilkan di runway, termasuk informasi harga dan cara membelinya sehingga bisa langsung terhubung dengan para desainer.
"Kami ingin kalau fashion show itu jangan cuma celebration atau sekadar menunjukkan kreasi terbaru untuk dinikmati, tapi sekaligus bisa memperkuat konsep bisnisnya," terangnya.
Selain peragaan busana, kegiatan-kegiatan lain dalam Spotlight juga meliputi pameran, workshop tekstil etnik, seminar, dan kompetisi.
Dalam gelaran perdananya tahun ini, Spotlight akan melibatkan partisipasi dari desainer dan jenama fesyen maupun kosmetik, produsen tekstil, dan sekolah mode yang telah dikurasi oleh IFC.
Selain itu, gelaran ini juga bersinergi dengan para stakeholder, mulai dari pemerintah hingga instansi swasta dan asosiasi terkait, yang berkomitmen untuk memajukan industri fesyen Tanah Air.
Baca juga: 5 Desainer Berkreasi dengan Wastra Etnik Nusantara
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.