Realm of Silence: Kemewahan Gaya Baroque, Koleksi Gaun Pengantin Maquinn

Pascasukses mencuri banyak perhatian di panggung Milan Fashion Week 2020, Maquinn terus berkarya dengan meluncurkan fashion film perdananya pada 7 Juni 2021. Mahakarya ini sekaligus menobatkan Maquinn sebagai brand haute couture fashion Indonesia pertama yang memproduksi fashion film di Milan, Italia. 

Berlatar di Palazzo Emilio Turati, Fashion Film: Realm of Silence serta seluruh koleksi gaun pengantin ini dirancang dengan inspirasi dari konsep besar gaya Baroque.

Lima gaun yang sarat akan estetika kemegahan gaya Eropa sekitar abad ke-17 hinga ke-18 tersebut dalam film ini jadi bukti nyata bahwa situasi sulit bukanlah hambatan untuk tetap berkarya. 

Sebaliknya, apa yang jadi tantangan besar bagi industri fesyen di tengah pandemi Covid-19, dimaknai Maquinn sebagai tantangan guna mengasah kreativitas dan melebarkan sayap ke rancangan busana pengantin.

Tak hanya memperkenalkan high luxury gowns dalam koleksi Haute Couture Spring Summer 2021, Realm of Silence jadi debut gaun pengantin pertama rancangan dua designer muda Indonesia di balik Maquinn, Janice Setyawan dan Benita Setyawan.
 
Fashion Film: Realm of Silence berkisah tentang empat patung yang menghiasi istana seorang Ratu. Namun, jika lazimnya patung hanyalah benda mati, empat patung dalam film ini justru dapat hidup saat Sang Ratu tak berada di sekitar mereka.

Bila diperhatikan dengan seksama, keempat wanita tersebut merepresentasikan karakter yang berbeda-beda dalam diri seorang manusia. Maquinn meyakini bahwa sesungguhnya setiap manusia itu unik karna memiliki beragam sisi dalam dirinya yang muncul silih berganti dalam hidup sehari-hari.

"Ada sosok dewasa yang cenderung tenang dan tegas. Namun, ada juga sisi anak-anak yang innocent, lugu. Tapi itulah daya pikatnya. Tanpa disadari, karakter ini juga membuat seseorang begitu aktif dan tak jarang mengabaikan apapun demi memperoleh apa yang diinginkan," ujar Benita.

 
Perancang kembar ini mengungkapkan bahwa dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk mengembangkan konsep rancangan hingga proses produksi fashion film.

Dari kelima gaun yang mereka produksi, ada gaun pengantin berwarna putih dengan aksen keemasan yang jadi rancangan utama, yang dijuluki dengan Katya Thraun, yang dikenakan oleh karakter Sang Ratu.

Janice mengungkapkan bahwa dibutuhkan 1.800 jam waktu pengerjaan dengan 9.000 laser-cut hydrangea applique (kelopak bunga) yang dijahit satu per satu sehingga menghasilkan efek 3D dan siluet natural. Dalam pembuatannya, Maquinn mengombinasikan beragam teknik, termasuk embroidery dan beading.

Gaun megah ini juga dilengkapi dengan aksesoris headpiece yang terinspirasi dari Kokoshnik, hiasan kepala tradisional yang dipakai oleh wanita Rusia sejak abad ke-10 di kota Rusia kuno, Veliky Novgorod.

Secara keseluruhan, keunikan gaun dari koleksi high luxury gowns Maquinn ini terletak pada savoire faire yang digunakan untuk menciptakan pola serta gambar pada gaun-gaun tersebut. 
 
Untuk koleksi gaun lain yang tak kalah memukau, Maquinn menggunakan beragam material dan ornamen tetapi tetap mengutamakan teknik embroidery yang menjadi karakter label tersebut.

“Ini adalah teknik yang cukup menantang,” kata Janice.

Koleksi Realm of Silence menjadi simbol semangat optimisme industri fesyen, dalam negeri maupun global, bahwa saat ini dunia sudah mulai beradaptasi dengan pandemi dan sebagian kegiatan manusia sudah kembali berjalan normal.

Karya Benita dan Janice juga menjadi harapan serta bukti bahwa desainer Indonesia dengan karyanya dapat berjaya pada skala yang lebih besar.


Editor: Indyah Sutriningrum