Pameran Seraut Wajah Indonesia di Kanvas Kita di Bentara Budaya, Jakarta (Sumber gambar: Bentara Budaya)

Melihat Wajah Keberagaman Indonesia di Atas Kanvas Para Seniman

05 October 2022   |   11:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Manajer Bentara Budaya, Paulina Dinartisti, mengatakan karya-karya yang ditampilkan dalam pameran Seraut Wajah Indonesia di Kanvas Kita merupakan koleksi dari Bentara Budaya. Koleksi karya itu juga memiliki nilai sejarah, estetika, dan menjadi penggalan penting dalam perjalanan seni rupa di Tanah Air.

Dia menjelaskan koleksi tersebut merupakan hasil proses panjang, terutama sejak tahun 1970-an, oleh dua pendiri Kompas Gramedia yakni PK Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama (1931-2020). Sebagian lukisan tersebut dibeli langsung dari tangan pertama, pelukisnya, dan sebagian lagi didapat melalui perantara atau dalam momen-momen khusus.

"Karena koleksi ini diproduksi era 1940-an sampai 1990-an, sehingga bisa dibilang dapat mewakili potret wajah perjalanan seni rupa Indonesia. Makanya dibilang Seraut Wajah Indonesia di Kanvas Kita," ujarnya. 

Baca juga: 5 Seniman Mural Dunia yang Karyanya Mengundang Kontroversi
 

Pameran Seraut Wajah Indonesia di Kanvas Kita (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pameran Seraut Wajah Indonesia di Kanvas Kita (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pameran ini diharapkan dapat menjadi semacam refleksi bagi masyarakat, bahwa perjalanan kekaryaan seni rupa dari para seniman terdahulu turut membentuk potret wajah seni rupa hari ini. Lebih jauh lagi, karya-karya ini juga menjadi wajah nyata sejarah Bangsa Indonesia. 

"[koleksi] ini merupakan kekayaan intelektual yang kita miliki di bidang seni, dan perlu dilihat dan diapresiasi untuk bisa lebih mencintai karya-karya bangsa," imbuhnya.

Sementara itu, Paulina juga menuturkan sebagai lembaga kebudayaan, Bentara Budaya terus berupaya untuk menggeliatkan praktik kebudayaan Nusantara sesuai dengan perkembangan zaman, salah satunya dengan membuat dua program baru yakni Podcast Bentara Budaya dan Laboratorium Bentara Budaya. 

Podcast ini dibentuk sebagai ruang bagi seniman Indonesia untuk berbagi gagasan dan proses kerja kreatifnya, sedangkan laboratorium NFT Bentara Budaya diarahkan sebagai ruang belajar bersama bagi para seniman maupun masyarakat dalam mengembangkan kreasi seni digital. 

"Lab NFT ini harapannya ke depan bisa membantu memfasilitasi seniman yang mau me-NFT-kan karyanya. Jadi mereka membuat karya asli di atas kanvas, tetapi kemudian dialihkreasikan ke media digital," jelasnya. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 
1
2


SEBELUMNYA

5 Tips Desain Etnik untuk Interior, Bikin Rumah Makin Klasik

BERIKUTNYA

Lincah & Humor Penari Balet Italia dalam Pertunjukan Balloon!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: