Ilustrasi terkena penyakit jantung (Sumber gambar: Freepik)

Faktor Gaya Hidup Jadi Penentu, Waspadai Penyebab dan Gejala Jantung Koroner

30 October 2022   |   15:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Risiko penyakit berbahaya seringkali diabaikan oleh milenial dan generasi Z sehingga kurang begitu memerhatikan penerapan gaya hidup sehat dalam keseharian. Padahal gaya hidup ini merupakan investasi berharga untuk menikmati kualitas hidup dan terhindar dari risiko penyakit mematikan seperti jantung koroner.

Jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah utama jantung. Akibatnya, arteri koroner menyempit dan membatasi aliran darah ke jantung. Padahal, arteri koroner punya tugas sangat penting, yakni mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung.

Oleh karena itu, seseorang yang mengidap penyakit jantung koroner memiliki risiko kesehatan yang berat. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Muhammad Fadil mengatakan jantung koroner adalah penyebab nomor satu kematian di seluruh dunia.

Baca juga: Rekomendasi Olahraga yang Aman untuk Penderita Jantung

Fadil mengatakan di Indonesia sendiri 1 dari 10 orang meninggal dunia akibat penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, penyakit ini sebaiknya benar-benar dihindari dengan menerapkan pola hidup yang sehat.

Pencegahan penyakit jantung koroner adalah proyek jangka panjang. Sebab, siklus penyakit jantung koroner sebenarnya sudah dimulai dari umur 20-an.

Pada umur remaja menuju dewasa ini, kebanyakan orang mulai tidak menjaga makanannya dengan baik. Selain itu, kebiasaan tidak berolahraga dan pola hidup yang tidak sehat makin memperburuk kesehatan jantung.
 

Tanda & Gejala Jantung Koroner

Tanda dan gejala penyakit jantung koroner ialah munculnya keluhan rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada. Rasa nyeri umumnya berlangsung selama 20 menit.

“Ada rasa seperti terhimpit beban berat dan terkadang seperti diremas atau tertusuk-tusuk. Rasa sakitnya menjalar ke punggung, bahu, lengan kiri, leher, dan sebagainya,” ujar Fadil dalam webinar Kemenkes bertema Jantung Sehat Untuk Semua, beberapa waktu yang lalu.

Selain itu, gejala lain juga terkadang muncul. Misalnya, seperti keringat dingin, rasa mual atau nyeri ulu hati, rasa terbakar, sulit bernapas, dan pingsan. Jika gejala tersebut datang tiba-tiba, sebaiknya seseorang langsung memeriksakan diri ke dokter.

Dengan memeriksakan diri ke dokter, harapannya diagnosis penyakit jantung bisa dilakukan lebih cepat. Sebab, 50 persen pengidap penyakit jantung merasa tidak mengalami gejala tertentu hingga kemudian mendadak terkena serangan jantung.

Dokter Fadil mengatakan ada 2 faktor risiko penyakit jantung koroner yang perlu diperhatikan.  Faktor pertama ialah pemberian Tuhan dan tidak dapat dimodifikasi. Adapun faktor kedua ialah berkaitan dengan kebiasaan dan itu sangat bisa diubah.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Henti Jantung & Serangan Jantung Serta Faktor Risikonya

Berikut daftar lengkap soal faktor penyakit jantung koroner.
 

1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi.

  • Umur: Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terutama di atas 45 tahun untuk laki-laki dan 55 tahun untuk perempuan.
  • Jenis Kelamin: Perempuan setelah usia menopause memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner setara laki-laki.
  • Keturunan: Ayah atau ibu yang memiliki riwayat penyakit jantung memiliki peningkatan risiko anak-anaknya akan mengalami hal serupa.
 

2. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi.

  • Merokok: kebiasaan ini dapat menyebabkan jaringan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, merusak pembuluh darah, dan meningkatkan kadar kolesterol.
  • Dislipidemia: Kadar kolesterol, terutama LDL meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan beban kerja jantung.
  • Diabetes Melitus: Kondisi ini menyebabkan terjadinya kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah pada jantung.
  • Kurang Aktivitas Fisik: Kurang bergerak atau olahraga dapat meningkatkan kolesterol, tekanan darah, dan diabetes.
  • Berat Badan Berlebih: Berat badan tidak ideal dapat meningkatkan risiko terjadinya sumbatan pada pembuluh darah dan risiko penyakit jantung.
  • Diet yang Tidak Sehat: Konsumsi gula, garam, dan makanan yang mengandung kolesterol mesti segera dikurangi. Sebab, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
  • Stres: Stres membuat risiko tekanan darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung.

Editor:  Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Yuk Eksplorasi Megahnya Istana Negara IKN di Jagat Metaverse

BERIKUTNYA

Acara dibatalkan, Cek Mekanisme Refund Berdendang Bergoyang Festival 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: