Apa Itu Kanker Kepala & Leher? Ini Penjelasan dan Pencegahannya
14 June 2022 |
17:40 WIB
Sudah sejak lama kanker dikenal sebagai penyakit yang berbahaya. Meskipun tidak menular, penanganan pasien kanker seringkali tidak optimal karena terlambat dideteksi. Di Indonesia, tiga jenis kanker yang paling sering muncul adalah kanker payudara, serviks, serta kanker kepala dan leher.
Data dari World Health Organization (WH) menunjukkan, setidaknya ada 640.000 kasus baru kanker kepala dan leher yang ditemukan setiap tahun dengan angka kematian mencapai 350.000.
Adapun di Indonesia, data registrasi kanker pada 2011 menunjukkan prevalensi kanker kepala dan leher mencapai 9,14 persen atau sekitar 32.000 penduduk, tidak jauh tertinggal dari kanker payudara sebanyak 16 persen dan kanker serviks 10,8 persen.
Baca juga: Perut Bagian Bawah Nyeri? Hati-hati Penyakit Ini
Guna mencegah perkembangan kanker kepala dan leher, masyarakat perlu mengetahui gejala yang biasa muncul. “Jika ditemukan dalam kondisi stadium dini, angka keberhasilan pengobatannya tinggi,” ujar Ketua Perhimpunan Spesialis Onkologi Kepala Leher Indonesia Sonar Panigoro.
Adapun, beberapa gejala yang muncul antara lain terdapat benjolan, luka di mulut, perubahan suara, pendarahan, kesulitan menelan, hingga sumbatan pada jalan napas atas. Benjolan biasa terjadi pada kanker nasofaring, tiroid, mata, dan kelenjar getah bening.
Hal tersebut merupakan tanda pembesaran kelenjar getah bening atau bahkan kanker itu sendiri. Sementara itu, luka di mulut biasanya terjadi pada penderita kanker mulut dan lidah.
Adapun, pada penderita kanker laring, objek yang terserang adalah pita suara sehingga membuat pita suara mengalami kerusakan dan menyebabkan terjadinya perubahan suara.
Gejala kanker ini seringkali mirip dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), mengingat pada kepala dan leher terdapat organ maupun struktur yang rumit. Hal ini pada akhirnya membuat pengobatan tertunda karena dokter belum mampu mengenali gejalanya.
Namun, tidak jarang juga terjadi kasus di mana pasien memang terlambat memeriksakan diri. Selanjutnya, faktor penghambat lainnya adalah pengobatan alternatif.
Baca juga: Bisa Tangkal Kanker, Cek 5 Manfaat Daun Perilla
Selain mendatangi tenaga medis resmi, tidak sedikit pula masyarakat yang memilih pengobatan tradisional. Apalagi, saat ini memang banyak pihak yang mengklaim bisa menyembuhkan berbagai penyakit termasuk kanker. Di sisi lain, tidak semua penyakit juga bisa disembuhkan tanpa penanganan medis yang tepat.
Data dari World Health Organization (WH) menunjukkan, setidaknya ada 640.000 kasus baru kanker kepala dan leher yang ditemukan setiap tahun dengan angka kematian mencapai 350.000.
Adapun di Indonesia, data registrasi kanker pada 2011 menunjukkan prevalensi kanker kepala dan leher mencapai 9,14 persen atau sekitar 32.000 penduduk, tidak jauh tertinggal dari kanker payudara sebanyak 16 persen dan kanker serviks 10,8 persen.
Apa itu Kanker Kepala dan Leher?
Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 14 Agustus 2016, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Lily Sulistyowati, kanker kepala dan leher merupakan sebutan bagi kanker yang tumbuh di organ sekitar bagian tubuh tersebut, yakni nasofaring, rongga pada sekitar hidung, pita suara, atau tiroid.Baca juga: Perut Bagian Bawah Nyeri? Hati-hati Penyakit Ini
Penyebab & Pencegahan
Menurutnya, tidak ada penyebab pasti timbulnya kanker kepala dan leher. Namun, beberapa faktor diketahui memperbesar risiko penyakit tersebut, salah satunya adalah konsumsi rokok dan alkohol. “Kanker kepala dan leher bisa dicegah sejak dini dengan tidak merokok,” ujarnya.Guna mencegah perkembangan kanker kepala dan leher, masyarakat perlu mengetahui gejala yang biasa muncul. “Jika ditemukan dalam kondisi stadium dini, angka keberhasilan pengobatannya tinggi,” ujar Ketua Perhimpunan Spesialis Onkologi Kepala Leher Indonesia Sonar Panigoro.
Adapun, beberapa gejala yang muncul antara lain terdapat benjolan, luka di mulut, perubahan suara, pendarahan, kesulitan menelan, hingga sumbatan pada jalan napas atas. Benjolan biasa terjadi pada kanker nasofaring, tiroid, mata, dan kelenjar getah bening.
Hal tersebut merupakan tanda pembesaran kelenjar getah bening atau bahkan kanker itu sendiri. Sementara itu, luka di mulut biasanya terjadi pada penderita kanker mulut dan lidah.
Adapun, pada penderita kanker laring, objek yang terserang adalah pita suara sehingga membuat pita suara mengalami kerusakan dan menyebabkan terjadinya perubahan suara.
Menghambat Pengobatan
Jika ditangani sejak dini, kemungkinan keberhasilan pengobatan kanker kepala dan leher sebenarnya cukup besar. Namun, beberapa faktor justru menghambat pengobatan, seperti antara lain gejala awal yang sulit dikenali.Gejala kanker ini seringkali mirip dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), mengingat pada kepala dan leher terdapat organ maupun struktur yang rumit. Hal ini pada akhirnya membuat pengobatan tertunda karena dokter belum mampu mengenali gejalanya.
Namun, tidak jarang juga terjadi kasus di mana pasien memang terlambat memeriksakan diri. Selanjutnya, faktor penghambat lainnya adalah pengobatan alternatif.
Baca juga: Bisa Tangkal Kanker, Cek 5 Manfaat Daun Perilla
Selain mendatangi tenaga medis resmi, tidak sedikit pula masyarakat yang memilih pengobatan tradisional. Apalagi, saat ini memang banyak pihak yang mengklaim bisa menyembuhkan berbagai penyakit termasuk kanker. Di sisi lain, tidak semua penyakit juga bisa disembuhkan tanpa penanganan medis yang tepat.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.