Ilustrasi orang terkena serangan jantung (Sumber gambar: Freepik)

Peringatan Hari Jantung Sedunia, Duh Kasus Kardiovaskular Sudah Lintas Usia

29 September 2022   |   11:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Setiap 29 September selalu diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day. Tahun ini Hari Jantung Dunia jatuh pada Kamis (29/9/2022). Peringatan ini adalah sebuah momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan awareness terkait pentingnya menjaga kesehatan jantung.

Hari Jantung Sedunia pertama kali diinisiasi pada 1999 oleh Antoni Bayes de Luna selaku ketua Federasi Jantung Dunia.  Sejak saat itu, kampanye besar soal pentingnya kesehatan jantung diikuti oleh 90 lebih negara.

Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Jantung yang Wajib Ada di Diet Harian

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Radityo Prakoso mengatakan tema Hari Jantung Sedunia 2022 ialah Use Heart for Every Heart. Tema tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap pencegahan dan pengelolaan penyakit kardiovaskular.

Indonesia sendiri termasuk sebagai negara yang ikut merayakan Hari Jantung Sedunia. Ada beberapa kegiatan untuk menyemarakkan gelaran satu tahunan tersebut, seperti webinar, kampanye, olahraga, pelatihan, senam, dan talkshow.

Radityo menyebut Hari Jantung Sedunia adalah momentum yang penting untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyakit jantung. Merujuk pada American Heart Association, jika setiap orang melakukan tindakan pencegahan penyakit jantung, otomatis angka serangan jantung bisa berkurang lebih dari 60 persen.
 

Waspada Penyakit Jantung

Dokter Radityo mengatakan penyakit jantung merupakan gangguan yang cukup serius pada jantung manusia. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan terhadap pembuluh darah jantung, gangguan ritme jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit katup jantung, kelainan otot jantung, perikarditis, hingga tumor jantung.

Hingga hari ini, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam dua dekade terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai 18,6 juta setiap tahunnya. Angka kematian ini diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.

“Di antara penyakit jantung, penyakit jantung koroner berkontribusi terhadap persentasi kematian tertinggi di dunia. Kontribusinya sebanyak 8,9 juta terhadap kematian pada 2019,” kata Radityo pada Press Briefing Kemenkes, Rabu (28/7).

Di Indonesia, penyakit jantung menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak. Pada 2021, penyakit jantung juga menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang membenani anggaran JKN paling tinggi.
 

Penyakit Jantung Sudah Lintas Usia.

Dahulu, penyakit jantung dikenal sebagai penyakit yang sering mengenai orang tua. Namun, kini penyakit berbahaya ini juga mulai menggerogoti banyak anak-anak muda.

Tren menunjukkan peningkatan usia penyakit jantung pada usia lebih muda mulai banyak ditemui. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan prevalensi obesitas, darah tinggi, merkokok, dan kolesterol pada usia muda.

Dokter Radityo menyebut saat ini terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 2 persen setiap tahunnya. Beberapa jenis penyakit jantung yang banyak ditemui pada anak muda ialah serangan jantung , gagal jantung, dan stroke.

Setidaknya ada dua faktor besar yang membuat risiko anak muda terkena penyakit jantung lebih tinggi saat ini. Pertama ialah faktor yang dapat diubah, yakni kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol, gaya hidup sedenter, obesitas, diabetes, kebiasaan makan berlemak, hingga konsumsi alkohol. Kedua ialah karena faktor yang tidak dapat diubah, yakni punya riwayat keluarga dengan penyakit jantung, usia, jenis kelamis, dan ras.

Sebuah publikasi di Lancet Child and Adolescent Healt mengungkap sebanyak 81 persen pelajar berusia 11 tahun sampai 17 tahun ternya inaktif. Perilaku hidup sedenter tersebut menyebabkan penumpukan lemak pada arteri. Inaktivitas fisik juga menyebabkan peningkatan risiko tekanan darah tinggi sebanyak 30 persen sampai 50 persen.

Baca juga: Wow, Ini Manfaat Jalan Nordik Bagi Pasien Jantung

Meskipun demikian, dokter Radityo mengatakan 80 persen penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah. Setidaknya ada tiga level seseorang bisa melakukan pencegahan penyakit jantung lebih dini.
 
  • Pencegahan primer: Pencegahan dilakukan ketika seseorang masih sehat
  • Pencegahan sekunder: Pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit
  • Pencegahan tersier: Pencegahan yang dilakukan ketika seseorang sudah mengalami disabilitas.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Tip Membangun Gaya Hidup Sehat Ala Mikha Tambayong, Patut Ditiru Nih!

BERIKUTNYA

Potret Cardigan Marigold V BTS di Special DJ Taehyung Starry Night Radio, Harganya Fantastis!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: