Sering Enggak Disadari, Ini 7 Kesalahan Mengatur Keuangan Keluarga
29 September 2022 |
14:11 WIB
Mengatur keuangan keluarga memang mudah-mudah susah. Sematang apa pun perencanaan yang sudah dilakukan, terkadang masih ada saja kesalahan yang kita lakukan. Sejumlah kesalahan ini sering kali dilakukan tanpa kita sadari. Berbahaya sih kalau terus-menerus dibiarkan.
Apalagi hal ini menyangkut dengan keuangan keluarga. Bisa-bisa uang yang kita cari atau kumpulkan hilang tak berbekas. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Kita perlu mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan dalam mengatur keuangan.
Baca juga: 3 Hal yang Biasa Dilakukan Orang Kaya dalam Mengatur Keuangan
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend, Perencana keuangan Annisa Sagita membeberkan beberapa kesalahan yang sering dilakukan masyarakat dalam hal mengatur keuangan keluarga. Apa saja? Berikut ini daftarnya.
Jika tujuan-tujuan keuangan jangka panjang ini tidak disiapkan sedini mungkin, maka yang terjadi adalah inflasi atau kenaikannya per tahun semakin tidak terjangkau.
Dana pensiun, misalnya sering diremehkan karena pensiun dianggap masih lama, sehingga ditunda-tunda persiapannya. Padahal, semakin lama menunda dan semakin mendekati pensiun, nilai yang harus diinvestasikan per bulan akan semakin besar.
Akibatnya, kita akan buang-buang uang untuk produk keuangan yang kita tidak butuh atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini pastinya akan memberatkan arus kas bulanan atau tahunan.
Untuk itulah, kita mesti memiliki tujuan keuangan yang jelas. Setelah itu, kita bisa mempelajari produk keuangan yang sesuai dengan tujuan kita.
Jeleknya adalah tidak diketahui sebenarnya bisnis ini menguntungkan atau malah merugikan. Jika bisnis kecil-kecilan ini nantinya diharapkan akan menopang hidup, harus dipisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan bisnis.
Oleh sebab itu, usahakan juga untuk gajian dari bisnis. Inilah yang harusnya masuk kantong pribadi, sehingga profit dari bisnis murni untuk mengembangkan bisnis itu sendiri.
Baca juga: 5 Cara Mengatur Keuangan agar Bisnis Menjadi Lebih Sehat
Waspadalah dengan hal-hal seperti ini, jika kalian ragu, silakan tanyakan kepada perencana keuangan independen yang ahli di bidangnya.
Apalagi hal ini menyangkut dengan keuangan keluarga. Bisa-bisa uang yang kita cari atau kumpulkan hilang tak berbekas. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Kita perlu mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan dalam mengatur keuangan.
Baca juga: 3 Hal yang Biasa Dilakukan Orang Kaya dalam Mengatur Keuangan
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend, Perencana keuangan Annisa Sagita membeberkan beberapa kesalahan yang sering dilakukan masyarakat dalam hal mengatur keuangan keluarga. Apa saja? Berikut ini daftarnya.
1. Hobi Menunda
Setiap orang memiliki minimal satu tujuan jangka panjang, yaitu pensiun sejahtera. Tujuan keuangan jangka panjang lainnya, misalnya, dana pendidikan, ataupun tujuan yang jangka waktunya lebih dari 5 tahun ke depan.Jika tujuan-tujuan keuangan jangka panjang ini tidak disiapkan sedini mungkin, maka yang terjadi adalah inflasi atau kenaikannya per tahun semakin tidak terjangkau.
Dana pensiun, misalnya sering diremehkan karena pensiun dianggap masih lama, sehingga ditunda-tunda persiapannya. Padahal, semakin lama menunda dan semakin mendekati pensiun, nilai yang harus diinvestasikan per bulan akan semakin besar.
2. Tidak Mengerti Kebutuhan Diri Sendiri atau Keluarga
Dalam hal produk asuransi, misalnya kita sebagai nasabah kadang tidak mengerti tentang proteksi seperti apa yang kita atau keluarga butuhkan. Ketika datang penawaran asuransi kita cenderung iya iya saja.Akibatnya, kita akan buang-buang uang untuk produk keuangan yang kita tidak butuh atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini pastinya akan memberatkan arus kas bulanan atau tahunan.
3. Tidak Memiliki Tujuan Keuangan
Di luar sana, banyak sekali orang yang bertanya, Saya punya uang sekian ratus/puluh juta rupiah, baiknya investasi di mana ya?. Padahal, perlu diingat tidak ada satu pun produk keuangan yang bagus dan cocok untuk semua orang, entah itu tabungan bank, asuransi, bahkan investasi.Untuk itulah, kita mesti memiliki tujuan keuangan yang jelas. Setelah itu, kita bisa mempelajari produk keuangan yang sesuai dengan tujuan kita.
4. Tidak Ada Keterbukaan tentang Keuangan dengan Pasangan
Keterbukaan tentang keuangan dengan suami atau istri bisa dimulai dengan saling mengetahui gaji pasangan. Keuangan masih menjadi hal yang tabu dibicarakan, bahkan antara suami-istri. Hal ini sering dijumpai pada pasangan suami-istri di mana suami bekerja, dan istri adalah ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan.5. Keuangan Pribadi Bercampur dengan Bisnis
Beberapa orang yang baru mulai berbisnis dan menganggap bisnisnya sering kali meremehkan keuangan bisnisnya. Bisnis yang dianggap sampingan ini sering memasukkan uang ke kantong pribadi dan mengeluarkan uang dari kantong pribadi.Jeleknya adalah tidak diketahui sebenarnya bisnis ini menguntungkan atau malah merugikan. Jika bisnis kecil-kecilan ini nantinya diharapkan akan menopang hidup, harus dipisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan bisnis.
Oleh sebab itu, usahakan juga untuk gajian dari bisnis. Inilah yang harusnya masuk kantong pribadi, sehingga profit dari bisnis murni untuk mengembangkan bisnis itu sendiri.
6. Boros atau Berutang demi Gengsi
Jauh-jauhi berhutang demi gaya hidup. Jika kalian termasuk orang yang sulit menahan godaan, lebih baik jangan bawa kartu kredit di dompet. Bawa uang tunai secukupnya, dan usahakan membayar transaksi-transaksi dengan uang tunai untuk meminimalisir penggunaan kartu debit.7. Mudah Tergiur Tawaran Investasi yang Meragukan
Sebagai manusia, wajar saja jika memiliki sifat serakah meskipun hanya sedikit. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh skema-skema investasi bodong. Beberapa investasi bodong pun pada awalnya benar-benar memberikan keuntungan yang dijanjikan, sehingga lebih banyak orang percaya dan menarik lebih banyak orang untuk berinvestasi.Baca juga: 5 Cara Mengatur Keuangan agar Bisnis Menjadi Lebih Sehat
Waspadalah dengan hal-hal seperti ini, jika kalian ragu, silakan tanyakan kepada perencana keuangan independen yang ahli di bidangnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.