Jangan Keliru, Ini Perbedaan Gula Alami & Rafinasi
26 September 2022 |
19:06 WIB
Kandungan gula di dalam minuman kekinian tengah viral di media sosial. Ini tidak lepas dari somasi yang dilayangkan PT Esteh Indonesia Makmur kepada pelanggan yang mengkritik salah satu produk minumannya, Chizu Red Velvet, di Twitter. Sejumlah pakar kesehatan pun angkat suara tentang pentingnya membatasi asupan gula harian guna mencegah timbulnya beragam penyakit.
Seperti yang disampaikan Spesialis penyakit dalam, subspesialis hematologi-onkologi (kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. Dia mengatakan bahwa konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah yang diubah oleh tubuh menjadi lemak, sehingga menyebabkan obesitas. Menurutnya, dari kondisi obesitas itu, risiko terkena kanker, gangguan jantung dan otak akan lebih besar.
Ahli Gizi dr.Tan Shot Yen menyebut ada beberapa akibat ketika kita mengkonsumsi gula berlebih. Pertama, kamu akan menjadi ketagihan alias meningkatnya kebutuhan rasa manis berebih. Kedua, risiko terjadinya kegemukan dan kerapuhan tulang.
Ketiga, konsumsi gula berlebih meningkatkan kelebihan gula darah yang berisiko diabetes. Keempat, meningkatkan kolesterol jahat yang memicu penyakit jantung. Kelima, kemungkinan meningkatnya risio terjadinya kanker akibat konsumsi gula yang biasanya dikaitkan dengan produk ultra proses dan kegemukan.
Baca juga: Viral Soal Bahaya Minuman Manis, Berapa Jumlah Konsumsi Gula Harian?
Dia menerangkan gula merupakan bagian dari karbohidrat sederhana atau kompleks yang dapat diserap usus dengan kecepatan berbeda. Gula adalah karbohidrat kompleks dengan serat lebih banyak, sehingga lebih lambat dicerna menjadi gula darah.
Senyawa ini diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk gula darah dan digunakan tubuh untuk menghasilkan tenaga serta kerja organ, termasuk otak. “Jika tidak dipakai langsung jadi tenaga, oleh hormon insulin disimpan dalam hati, otot, dan lemak,” jelas Tan, dikutip Hypeabis.id, dari laman Instagram pribadinya, Senin (26/9/2022).
Dia menyebut ada sejumlah sumber gula, ada yang dikatakan gula sederhana yang biasanya ketika dikonsumsi langsung terasa manis. Ini terdapat dari tumbuhan seperti tebu, buah, dan susu. Namun demikian, gula sederhana ini juga bisa dilakukan proses pemurnian atau rafinasi di pabrik, sebagai contoh gula pasir dan sirup.
Buat pengetahuan kamu, berikut perbedaan gula alami dan gula rafinasi yang dirangkum Hypeabis.id :
Baca juga: Sering Dilupakan, Ini 5 Penyebab Gula Darah Naik
Tan menuturkan gula alami dapat ditemukan pada tumbuhan berpati seperti padi, ubi, singkong, kentang, jagung, dan talas. Gula murni ini juga terdapat dalam tumbuhan berserat tinggi seperti sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Dengan kata lain, gula alami merupakan pemanis yang memang sudah ada di dalam makanan. Semua tanaman hijau, seperti buah-buahan dan sayuran, menghasilkan gula (sukrosa) melalui fotosintesis, suatu proses alami yang mengubah sinar matahari menjadi energi.
Gula rafinasi berasal dari pemurnian tebu maupun bit. Biasanya produk akhirnya berupa gula pasir atau sirup. Dalam proses pemurniannya, tebu disuling. Di penggilingan, tebu pertama-tama dipotong kecil-kecil, lalu dihancurkan untuk diambil sarinya.
Melalui serangkaian proses panjang, sari tebu ini kemudian menjadi gula murni. Hasil akhirnya bisa berupa kristal-kristal gula yang bisa kamu jumpai di dapur. Gula rafinasi juga bisa berupa gula merah, icing sugar atau gula bubuk, pemanis cair, sirup jagung, atau molase. Jenis gula ini sering terkandung dalam makanan atau minuman kemasan.
Oleh karena itu, Zubairi meminta masyarakat cermat membaca label kemasan atau mengetahui komponen yang ada di dalam minuman atau makanan kemasan sebelum mengkonsumsinya.
Mengonsumsi gula rafinasi berlebih bisa mempercepat penambahan berat badan, hipoglikemia, kekurangan vitamin dan mineral. Selain itu, konsumsi gula rafinasi dalam jumlah banyak juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, serta risiko penyakit jantung.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Seperti yang disampaikan Spesialis penyakit dalam, subspesialis hematologi-onkologi (kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban. Dia mengatakan bahwa konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah yang diubah oleh tubuh menjadi lemak, sehingga menyebabkan obesitas. Menurutnya, dari kondisi obesitas itu, risiko terkena kanker, gangguan jantung dan otak akan lebih besar.
Ahli Gizi dr.Tan Shot Yen menyebut ada beberapa akibat ketika kita mengkonsumsi gula berlebih. Pertama, kamu akan menjadi ketagihan alias meningkatnya kebutuhan rasa manis berebih. Kedua, risiko terjadinya kegemukan dan kerapuhan tulang.
Ketiga, konsumsi gula berlebih meningkatkan kelebihan gula darah yang berisiko diabetes. Keempat, meningkatkan kolesterol jahat yang memicu penyakit jantung. Kelima, kemungkinan meningkatnya risio terjadinya kanker akibat konsumsi gula yang biasanya dikaitkan dengan produk ultra proses dan kegemukan.
Baca juga: Viral Soal Bahaya Minuman Manis, Berapa Jumlah Konsumsi Gula Harian?
Dia menerangkan gula merupakan bagian dari karbohidrat sederhana atau kompleks yang dapat diserap usus dengan kecepatan berbeda. Gula adalah karbohidrat kompleks dengan serat lebih banyak, sehingga lebih lambat dicerna menjadi gula darah.
Senyawa ini diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk gula darah dan digunakan tubuh untuk menghasilkan tenaga serta kerja organ, termasuk otak. “Jika tidak dipakai langsung jadi tenaga, oleh hormon insulin disimpan dalam hati, otot, dan lemak,” jelas Tan, dikutip Hypeabis.id, dari laman Instagram pribadinya, Senin (26/9/2022).
Dia menyebut ada sejumlah sumber gula, ada yang dikatakan gula sederhana yang biasanya ketika dikonsumsi langsung terasa manis. Ini terdapat dari tumbuhan seperti tebu, buah, dan susu. Namun demikian, gula sederhana ini juga bisa dilakukan proses pemurnian atau rafinasi di pabrik, sebagai contoh gula pasir dan sirup.
Buat pengetahuan kamu, berikut perbedaan gula alami dan gula rafinasi yang dirangkum Hypeabis.id :
Baca juga: Sering Dilupakan, Ini 5 Penyebab Gula Darah Naik
1. Gula alami
Tan menuturkan gula alami dapat ditemukan pada tumbuhan berpati seperti padi, ubi, singkong, kentang, jagung, dan talas. Gula murni ini juga terdapat dalam tumbuhan berserat tinggi seperti sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.Dengan kata lain, gula alami merupakan pemanis yang memang sudah ada di dalam makanan. Semua tanaman hijau, seperti buah-buahan dan sayuran, menghasilkan gula (sukrosa) melalui fotosintesis, suatu proses alami yang mengubah sinar matahari menjadi energi.
2. Gula Rafinasi
Gula rafinasi berasal dari pemurnian tebu maupun bit. Biasanya produk akhirnya berupa gula pasir atau sirup. Dalam proses pemurniannya, tebu disuling. Di penggilingan, tebu pertama-tama dipotong kecil-kecil, lalu dihancurkan untuk diambil sarinya. Melalui serangkaian proses panjang, sari tebu ini kemudian menjadi gula murni. Hasil akhirnya bisa berupa kristal-kristal gula yang bisa kamu jumpai di dapur. Gula rafinasi juga bisa berupa gula merah, icing sugar atau gula bubuk, pemanis cair, sirup jagung, atau molase. Jenis gula ini sering terkandung dalam makanan atau minuman kemasan.
Oleh karena itu, Zubairi meminta masyarakat cermat membaca label kemasan atau mengetahui komponen yang ada di dalam minuman atau makanan kemasan sebelum mengkonsumsinya.
Mengonsumsi gula rafinasi berlebih bisa mempercepat penambahan berat badan, hipoglikemia, kekurangan vitamin dan mineral. Selain itu, konsumsi gula rafinasi dalam jumlah banyak juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, serta risiko penyakit jantung.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.