Gula kristal putih. (Sumber gambar: unsplash.com/@myriamzilles)

Viral Somasi Es Teh, Pakar Ingatkan Bahaya Sugar Craving

26 September 2022   |   07:18 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

PT Esteh Indonesia Makmur melayangkan somasi kepada pelanggan yang mengkritik salah satu produk minumannya, Chizu Red Velvet, di media sosial Twitter. Adapun pelanggan dengan akun @Gandhoyy menyampaikan bahwa minuman tersebut dirasa terlalu manis.

Namun demikian, kritik yang dilayangkan @Gandhoyy menurut Es Teh Indonesia dinilai subjektif, terlalu berlebihan, dan bernada sarkastis dengan menggunakan bahasa yang kurang baik.

Sebagai contoh menyebut bahwa varian menu Chizu Red Velvet mengandung gula 3 kilogram (kg) yang dicampur dengan bahan kue, seraya melontarkan bahasa kasar. Cuitan @Gandhoyy tersebut pun dianggap Es Teh Indonesia menyesatkan konsumen lain dan mencemarkan nama baik perusahaan. 

“Bahwa adanya kata-kata “hewan” dan kata yang kurang baik lainnya ditujukan pada kami selaku pemilik merek dan pencipta produk minuman tersebut. Kami merasa terhina/pencemaran nama baik atas pernyataan yang telah saudara berikan yang dapat melukai hati keluarga besar ESTEH INDONESIA,” tulis manajemen dalam surat somasi tersebut, tertanda Brian Michael di bawahnya.

Baca juga: 3 Brand Es Teh Kekinian Paling Digemari Masyarakat Indonesia, Favorit Kalian Nomor Berapa?

Somasi itu pun dibagikan Gandhi yang merupakan pemilik akun @Gandhoyy di akun Twitternya. Dia mengakui kritik yang dilayangkan menyebabkan kerugian pada perusahaan minuman tersebut. Dia pun meminta maaf atas kritik melalui cuitannya di Twitter beberapa hari lalu. 

“Sehingga di sini saya sendiri ingin memohon maaf kepada PT. ES Teh Indonesia Makmur karena saya telah membuat twit yang ramai diperbincangkan publik yang berhubungan dengan salah satu produknya yaitu 'Chizu Red Velvet' yang saya beropini dan juga sekaligus menjelekkan nama produk, pemberian informasi yang keliru, kandungannya, dan nama perusahaan,” ujar Ghandi beserta tangkapan layar surat somasi yang dilayangkan Es Teh Indoensia.

Permintaan maaf dan somasi perihal rasa manis dalam minuman Es Teh Indonesia ini lantas menuai pro dan kontra. Walaupun ada yang tidak sependapat dengan cara penyampaiannya, mayoritas warga Twitter menyayangkan somasi atas kritik terhadap Es Teh Indonesia. “Kok mau disuruh minta maaf ama @esteh_indonesia? Netizen di belakang anda,” tulis salah seorang pengguna Twitter Ahmad Pathoni. 


Awas Sugar Craving

Tidak hanya terkait es teh, minuman teh, kopi, dan cokelat kekinian yang lagi marak belakangan ini memang menjadi momok tersendiri bagi dunia medis. Bagaimana pun juga konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Spesialis penyakit dalam, subspesialis hematologi-onkologi (kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menilai masyarakat Indonesia memang sulit untuk menghindari gula. Terutama yang merasakan sugar craving seperti harus minum es teh manis saat cuaca panas, minum cokelat saat stres, makan es krim saat sedih, yang semuanya berisiko terhadap kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
 

“Ketika ngambek dikasih permen. Minum es teh manis saat panas-panas. Merayakan usia baru dengan kue ulang tahun yang kalau semuanya dikonsumsi berlebihan ya akan berbahaya,” tuturnya, 

Sugar craving ini menurut Zubairi membuat masyarakat kecanduan gula. Penyebab lain adalah ketika kurang tidur dan stres berkepanjangan. Kondisi tersebut membuat tubuh mengeluarkan hormon kortisol.

Hormon kortisol ini meningkatkan keinginan kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis. Selain itu, gula diterima secara sosial ketimbang alkohol. Akhirnya gula lebih sulit dihindari.

“Makan gula itu melepaskan dopamin dalam tubuh kita, sehingga kita merasakan kesenangan, ingin mengulanginya lagi, dan frekuensinya akan makin meningkat. Banyak studi yang membahas ini,” jelasnya. 

Gula sejatinya memiliki manfaat untuk tubuh. Salah satu fungsinya dalam metabolisme tubuh adalah menyediakan energi untuk menggerakkan aktivitas kita.

Namun demikian, Zubairi mengingatkan konsumsi gula tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi. “Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari. Untuk pasien diabetes harus di bawah 4 sendok teh,” tegasnya. 

Apabila dikonsumsi berlebihan, kadar gula darah dapat meningkat, dan akan diubah oleh tubuh menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Menurutnya, dari kondisi obesitas itu, risiko terkena kanker, gangguan jantung, dan otak akan lebih besar.

Nah, buat kalian yang ingin menghilangkan adiksi terhadap gula dan risikonya, Zubairi menyarankan untuk tidak mengonsumsi gula sama sekali selama dua minggu atau melakukan puasa asupan buatan.

Selanjutnya adalah membiasakan memuaskan hasrat gula dengan lebih sehat. Ada baiknya mengonsumsi gula alami dari buah atau sayur seperti wortel, labu, kelapa, pisang, anggur, atau kurma.

Lalu, lakukan olahraga yang melepaskan endorfin sehingga kalian akan merasa baik dan itu bisa membantu mengurangi keinginan untuk mengonsumsi gula.

Baca juga: Sering Dilupakan, Ini 5 Penyebab Gula Darah Naik

Jangan lengah terhadap gula tambahan. Gula tambahan ini kerap kali ditemukan pada makanan atau minuman kemasan dan olahan seperti es teh, cokelat, dan es krim. Cermat untuk membaca label di makanan atau minuman.

“Cek komposisi gula tambahan, yang biasanya memakai nama lain gula. Seperti corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, dan banyak lagi,” tutur Zubairi.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Pecahkan Rekor BMW Berlin-Marathon, Eliud Kipchoge Masih Manusia Tercepat di Dunia

BERIKUTNYA

Hypereport: Siasat Berhemat di Tengah Godaan Gaya Hidup Mewah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: