Setelah 13 Tahun, Film Avatar Tayang Lagi di Bioskop dengan Kualitas Epik
23 September 2022 |
21:25 WIB
1
Like
Like
Like
Setelah 13 tahun berlalu, film ikonik Avatar dari 20th Century Studios hadir kembali di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis (23/9/2022). Kini, para penggemar dapat merasakan kembali keajaiban film garapan sutradara James Cameron itu dengan kualitas gambar 4K High Dynamic Range.
Perilisan kembali film Avatar dengan kualitas gambar yang lebih epik tentunya bisa membangkitkan kembali kenangan para penggemar yang telah menyaksikan filmnya pada tahun 2009 lalu, sekaligus memperkenalkan film ini kepada penggemar baru yang belum pernah menonton.
Selain itu, perilisan film Avatar juga guna menyambut sekuelnya yang telah dinanti-nantikan oleh para penggemar, yaitu Avatar: The Way of Water yang akan dirilis pada akhir tahun ini.
Baca juga: Rekomendasi 5 Film di Platform Streaming yang Tayang September 2022
Menceritakan tentang perjuangan seorang pria untuk menyelamatkan planet alien yang telah menjadi rumahnya, film Avatar mengambil latar belakang pada tahun 2154, di mana Bumi telah mengalami krisis energi.
Untuk menyelamatkan Bumi dari kepunahan, sebuah organisasi bernama Resources Development Administration (RDA) menambang mineral langka di planet Pandora selama tiga dekade.
Karena atmosfer di Pandora beracun, para ilmuwan organisasi tersebut menciptakan program Avatar, di mana manusia menjadi semacam 'driver' dengan kesadaran mereka disambungkan ke tubuh biologis yang dikendalikan dari jarak jauh, yang dapat bertahan hidup di udara planet Pandora yang mematikan.
Avatar-Avatar ini adalah hasil rekayasa genetik dari DNA manusia dan penduduk asli Pandora, ras alien Na’Vi. Kekacauan dimulai ketika RDA bertekad mengeksploitasi dan menghancurkan rumah leluhur bangsa Na’Vi yang sudah ada sejak 10.000 tahun lalu.
Ditulis dan disutradarai oleh James Cameron, Avatar dibintangi oleh Sam Worthington, Zoe Saldaña, Stephen Lang, Michelle Rodriguez, dan Sigourney Weaver. Film ini juga diproduseri oleh James Cameron dan Jon Landau.
Sejak perilisan pertama pada tahun 2009, Avatar dinilai sebagai film yang unik dan berani, tidak hanya dari sisi cerita, namun juga dari teknologi-teknologi yang khusus diciptakan untuk film ini.
Berbeda dari film-film alien lainnya yang menggunakan tata rias dan efek spesial untuk para aktor bertransformasi menjadi ras humanoid, film ini menggunakan teknologi terdepan pada masanya.
Dalam menggarap film Avatar, James Cameron menggunakan teknologi motion graphic dan image-based facial performance capture, di mana para aktor menggunakan alat-alat dan kamera di tubuh mereka untuk menangkap emosi dan ekspresi, yang nantinya akan melalui proses digitalisasi dan ditampilkan melalui karakter bangsa Na’Vi.
Elemen teknologi dalam film ini memberikan pengaruh besar pada industri perfilman bertahun-tahun kemudian.
James Cameron mengaku bahwa dia sudah sejak lama berkeinginan untuk membuat film tentang fiksi-ilmiah, tentang sebuah dunia yang penuh bahaya serta keindahan. Hal ini lantaran dia sejak kecil sudah menyukai hal-hal tentang fiksi ilmiah, yang akhirnya di tuangkan dengan menggarap film Avatar.
“Aku ingin menciptakan sebuah petualangan di lingkungan yang baru atau tidak biasa, dengan kisah klasik seorang pendatang baru yang berada di tempat serta kultur yang asing di sebuah planet alien. Aku sudah memimpikan membuat film ini," ujarnya dalam rilis yang Hypeabis.id terima, Jumat (23/9/2022).
Avatar sendiri merupakan salah satu film terlaris sepanjang masa di dunia. Film yang dibuat dengan bujet US$237 juta ini meraup total pendapatan sebesar US$3,27 miliar dari box office global.
Baca juga: Teaser Terbaru Avatar 2 Tunjukkan Kisah Melindungi Komunitas
Film itu juga mendapatkan sembilan nominasi penghargaan Academy Awards termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Dari 9 nominasi yang ada, Avatar akhirnya menyabet tiga Piala Oscar yakni untuk kategori Sinematografi Terbaik, Desain Produksi, dan Efek Visual. Selain itu, film ini juga memenangkan Golden Globe Awards untuk Film Terbaik – Drama.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Perilisan kembali film Avatar dengan kualitas gambar yang lebih epik tentunya bisa membangkitkan kembali kenangan para penggemar yang telah menyaksikan filmnya pada tahun 2009 lalu, sekaligus memperkenalkan film ini kepada penggemar baru yang belum pernah menonton.
Selain itu, perilisan film Avatar juga guna menyambut sekuelnya yang telah dinanti-nantikan oleh para penggemar, yaitu Avatar: The Way of Water yang akan dirilis pada akhir tahun ini.
Baca juga: Rekomendasi 5 Film di Platform Streaming yang Tayang September 2022
Avatar (Sumber gambar: 20th Century Studios)
Untuk menyelamatkan Bumi dari kepunahan, sebuah organisasi bernama Resources Development Administration (RDA) menambang mineral langka di planet Pandora selama tiga dekade.
Karena atmosfer di Pandora beracun, para ilmuwan organisasi tersebut menciptakan program Avatar, di mana manusia menjadi semacam 'driver' dengan kesadaran mereka disambungkan ke tubuh biologis yang dikendalikan dari jarak jauh, yang dapat bertahan hidup di udara planet Pandora yang mematikan.
Avatar-Avatar ini adalah hasil rekayasa genetik dari DNA manusia dan penduduk asli Pandora, ras alien Na’Vi. Kekacauan dimulai ketika RDA bertekad mengeksploitasi dan menghancurkan rumah leluhur bangsa Na’Vi yang sudah ada sejak 10.000 tahun lalu.
Ditulis dan disutradarai oleh James Cameron, Avatar dibintangi oleh Sam Worthington, Zoe Saldaña, Stephen Lang, Michelle Rodriguez, dan Sigourney Weaver. Film ini juga diproduseri oleh James Cameron dan Jon Landau.
Film Fiksi-Ilmiah Epik
Sejak perilisan pertama pada tahun 2009, Avatar dinilai sebagai film yang unik dan berani, tidak hanya dari sisi cerita, namun juga dari teknologi-teknologi yang khusus diciptakan untuk film ini.Berbeda dari film-film alien lainnya yang menggunakan tata rias dan efek spesial untuk para aktor bertransformasi menjadi ras humanoid, film ini menggunakan teknologi terdepan pada masanya.
Dalam menggarap film Avatar, James Cameron menggunakan teknologi motion graphic dan image-based facial performance capture, di mana para aktor menggunakan alat-alat dan kamera di tubuh mereka untuk menangkap emosi dan ekspresi, yang nantinya akan melalui proses digitalisasi dan ditampilkan melalui karakter bangsa Na’Vi.
Elemen teknologi dalam film ini memberikan pengaruh besar pada industri perfilman bertahun-tahun kemudian.
James Cameron mengaku bahwa dia sudah sejak lama berkeinginan untuk membuat film tentang fiksi-ilmiah, tentang sebuah dunia yang penuh bahaya serta keindahan. Hal ini lantaran dia sejak kecil sudah menyukai hal-hal tentang fiksi ilmiah, yang akhirnya di tuangkan dengan menggarap film Avatar.
“Aku ingin menciptakan sebuah petualangan di lingkungan yang baru atau tidak biasa, dengan kisah klasik seorang pendatang baru yang berada di tempat serta kultur yang asing di sebuah planet alien. Aku sudah memimpikan membuat film ini," ujarnya dalam rilis yang Hypeabis.id terima, Jumat (23/9/2022).
Avatar sendiri merupakan salah satu film terlaris sepanjang masa di dunia. Film yang dibuat dengan bujet US$237 juta ini meraup total pendapatan sebesar US$3,27 miliar dari box office global.
Baca juga: Teaser Terbaru Avatar 2 Tunjukkan Kisah Melindungi Komunitas
Film itu juga mendapatkan sembilan nominasi penghargaan Academy Awards termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Dari 9 nominasi yang ada, Avatar akhirnya menyabet tiga Piala Oscar yakni untuk kategori Sinematografi Terbaik, Desain Produksi, dan Efek Visual. Selain itu, film ini juga memenangkan Golden Globe Awards untuk Film Terbaik – Drama.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.