Deretan 10 Film Box Office Dunia dengan Pendapatan Tertinggi pada Tahun Ini

Pengamat film Yan Widjaja menilai bahwa perkiraan pendapatan kotor 10 film dalam Worldwide Box Office 2022 yang lebih besar jika dibandingkan perkiraan pendapatan Worldwide Box Office sepanjang 2021 menunjukkan bahwa industri perfilman dunia sudah mulai membaik.

Kondisi industri perfilman dunia yang sudah mulai membaik pada tahun ini juga terjadi di industri perfilman di dalam negeri. Perbaikan tersebut, lanjutnya, tidak terlepas dari pandemi Covid-19 yang mereda di seluruh dunia.

Tidak hanya itu, masyarakat juga membutuhkan hiburan yang murah dan meriah seperti menonton film di bioskop.

Untuk diketahui, pandemi Covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia telah membuat banyak negara melakukan berbagai pembatasan kegiatan masyarakat. Banyak pemerintah di dunia melarang masyarakatnya untuk beraktivitas di luar rumah dan berkumpul.

Seiring meredanya pandemi Covid-19 dan vaksinasi yang telah dijalankan, aktivitas masyarakat pun perlahan mulai kembali. Saat ini, banyak pembatasan telah dilonggarkan, dan beberapa negara bahkan memperbolehkan warganya untuk membuka masker.

Sementara itu, Produser dan Chief Executive Officer BASE Entertainment Shanty Harmayn menuturkan sangat senang melihat industri perfilman di Indonesia yang mengalami rebound sampai dengan akhir Agustus 2022. Kondisi itu dapat terlihat dari terdapat film yang mampu mencatatkan rekor penonton terbanyak.

Tidak hanya itu, sejumlah film juga mampu mencatatkan box office, dan pencapaiannya tidak main-main karena juga tinggi. “Menurut kami, saya sebagai BASE dan pelaku perfilman happy karena banyak sekali negara lain belum kembali, dan kita sudah kembali,” katanya.

Meskipun begitu, kata Shanty, terdapat sejumlah genre film yang mampu berjalan mulus. Namun, terdapat juga genre film yang masih perlu bantuan. Dia pun menilai industri perfilman masih harus kerja keras membangun dan membuat industri ini tetap berkelanjutan.

Menurutnya, jangan sampai pencapaian di industri perfilman di dalam negeri hanya euforia semata. “Kita harus kerja keras. Ada demand karena kangen, dan disambut dengan film baik, dan kita harus [membuat film yang] baik terus,” katanya