BBM Naik, Begini Tips Keuangan untuk Milenial di Tengah Ancaman Inflasi
13 September 2022 |
18:42 WIB
Genhype, inflasi kini sedang mengintai ekonomi Indonesia seusai pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski isu ini mungkin tampak berat, tetapi tak bisa memungkiri hal itu juga bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari kita.
Kementerian Keuangan sendiri memperkirakan inflasi pada September 2022 akan mencapai 1,38 persen (month-to-month). Meskipun demikian, kabar baiknya Kementerian Keuangan meyakini inflasi akan segera turun pada bulan-bulan berikutnya.
Di tengah ancaman inflasi, menerapkan tips hemat bisa jadi salah satu solusi mudah untuk membuat kondisi keuangan tetap aman. Sebab, bukan tidak mungkin inflasi akan membuat ekonomi melambat dan terjadinya kenaikan harga komoditas tertentu.
Perencana keuangan bersertifikat Anisa Aprilia mengatakan menghadapai ancaman inflasi, milenial memang harus mulai memperketat pola pengelolaan keuangannya. Jangan sampai kondisi keuangan yang selama ini dibangun runtuh seketika gara-gara tanpa persiapan.
Baca juga: 5 Kesalahan Mengatur Keuangan yang Sering Terjadi di Usia 20an, Apa Saja ?
“Saat ancaman inflasi, khususnya saat ini BBM naik, kemungkinan akan berpengaruh ke biaya transportasi, pangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, mestinya milenial mulai waspada,” kata Anisa kepada Hypeabis.id, Selasa (13/9).
Anisa menyarankan milenial mengevaluasi pengeluaran mereka selama ini dan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Dengan catatan tersebut, kita bisa membandingkan pengeluaran dari bulan ke bulan mengalami kenaikan atau tidak.
Jika mengalami kenaikan, kita bisa mendeteksi di bagian mana kenaikan tersebut berasal. Dengan cara ini, setiap uang yang keluar memang untuk tujuan yang penting dan perlu.
“Dari pencatatan tersebut, cek juga pos mana yang masih bisa dihemat. Misalnya, kita masih sering memesan makanan ke ojek online. Nah, itu sebenarnya bisa dihemat dengan cara membawa bekal makanan dari rumah atau membeli langsung makanan sehingga tidak terkena cash tambahan,” ungkapnya.
Anisa mengatakan biasanya anak muda menghabiskan uang pos jajan, kopi atau camilan. Menurutnya, hal itu sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan asalkan tidak terlalu sering. Untuk menginisiasinya, kamu bisa memakai drip bag coffee sendiri sehingga biaya bisa lebih ditekan.
Jika evaluasi catatan keuangan sudah dilakukan, langkah selanjutnya ialah membuat rencana bujet baru berdasarkan hasil evaluasi. Kamu mesti melakukan evaluasi secara berkala karena setiap beberapa bulan pasti angkanya bisa berubah-ubah.
Anisa mengatakan sebaiknya strategi investasi tetap mengedepankan keamanan. Jangan tergoda isu-isu yang tidak jelas sumbernya yang malah bisa membuat kerugian bagi kondisi finansial kita.
Dalam berinvestasi, tetap kedepankan kesesuaian dengan profil risiko, tujuan, dan jangka waktu. Jika memang profilnya konservatif, bisa memilih investasi yang tidak terlalu fluktuatif, apalagi dalam kondisi tidak menentu seperti sekarang.
Misalnya, kamu bisa memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk jangka pendek dan emas untuk investasi jangka panjang.
Baca juga: Begini Cara Kelola Keuangan Jika Terjebak Jadi Generasi Sandwich
Jika investor lebih moderat atau agresif, kamu bisa memilih saham atau reksadana saham. Instrumen investasi ini biasanya digunakan untuk tujuan jangka panjang.
“Inflasi terkadang juga diikuti dengan kenaikan suku bunga oleh BI. Biasanya investor jadi memilih menyimpan investasi di produk bank. Sementara itu, pasar saham dan obligasi akan melemah,” ujar Anisa.
Anisa mewanti-wanti kepada investor yang profil risikonya konservatif untuk tetap tenang menghadapi sejumlah gejolak keuangan yang terjadi. Sebab, sudah jadi informasi umum inflasi akan membuat risiko ketidakpastian meningkat.
Oleh karena itu, investor konservatif tetap berpedoman pada kesesuaian profil risiko, tujuan, dan jangka waktu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Kementerian Keuangan sendiri memperkirakan inflasi pada September 2022 akan mencapai 1,38 persen (month-to-month). Meskipun demikian, kabar baiknya Kementerian Keuangan meyakini inflasi akan segera turun pada bulan-bulan berikutnya.
Di tengah ancaman inflasi, menerapkan tips hemat bisa jadi salah satu solusi mudah untuk membuat kondisi keuangan tetap aman. Sebab, bukan tidak mungkin inflasi akan membuat ekonomi melambat dan terjadinya kenaikan harga komoditas tertentu.
Perencana keuangan bersertifikat Anisa Aprilia mengatakan menghadapai ancaman inflasi, milenial memang harus mulai memperketat pola pengelolaan keuangannya. Jangan sampai kondisi keuangan yang selama ini dibangun runtuh seketika gara-gara tanpa persiapan.
Baca juga: 5 Kesalahan Mengatur Keuangan yang Sering Terjadi di Usia 20an, Apa Saja ?
“Saat ancaman inflasi, khususnya saat ini BBM naik, kemungkinan akan berpengaruh ke biaya transportasi, pangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, mestinya milenial mulai waspada,” kata Anisa kepada Hypeabis.id, Selasa (13/9).
Anisa menyarankan milenial mengevaluasi pengeluaran mereka selama ini dan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Dengan catatan tersebut, kita bisa membandingkan pengeluaran dari bulan ke bulan mengalami kenaikan atau tidak.
Jika mengalami kenaikan, kita bisa mendeteksi di bagian mana kenaikan tersebut berasal. Dengan cara ini, setiap uang yang keluar memang untuk tujuan yang penting dan perlu.
“Dari pencatatan tersebut, cek juga pos mana yang masih bisa dihemat. Misalnya, kita masih sering memesan makanan ke ojek online. Nah, itu sebenarnya bisa dihemat dengan cara membawa bekal makanan dari rumah atau membeli langsung makanan sehingga tidak terkena cash tambahan,” ungkapnya.
Anisa mengatakan biasanya anak muda menghabiskan uang pos jajan, kopi atau camilan. Menurutnya, hal itu sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan asalkan tidak terlalu sering. Untuk menginisiasinya, kamu bisa memakai drip bag coffee sendiri sehingga biaya bisa lebih ditekan.
Jika evaluasi catatan keuangan sudah dilakukan, langkah selanjutnya ialah membuat rencana bujet baru berdasarkan hasil evaluasi. Kamu mesti melakukan evaluasi secara berkala karena setiap beberapa bulan pasti angkanya bisa berubah-ubah.
Strategi Investasi di Tengah Inflasi
Manfaatkan sistem pos untuk anggaran keuangan. (Sumber gambar: Pexels/Towfiqu barbhuiya)
Dalam berinvestasi, tetap kedepankan kesesuaian dengan profil risiko, tujuan, dan jangka waktu. Jika memang profilnya konservatif, bisa memilih investasi yang tidak terlalu fluktuatif, apalagi dalam kondisi tidak menentu seperti sekarang.
Misalnya, kamu bisa memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk jangka pendek dan emas untuk investasi jangka panjang.
Baca juga: Begini Cara Kelola Keuangan Jika Terjebak Jadi Generasi Sandwich
Jika investor lebih moderat atau agresif, kamu bisa memilih saham atau reksadana saham. Instrumen investasi ini biasanya digunakan untuk tujuan jangka panjang.
“Inflasi terkadang juga diikuti dengan kenaikan suku bunga oleh BI. Biasanya investor jadi memilih menyimpan investasi di produk bank. Sementara itu, pasar saham dan obligasi akan melemah,” ujar Anisa.
Anisa mewanti-wanti kepada investor yang profil risikonya konservatif untuk tetap tenang menghadapi sejumlah gejolak keuangan yang terjadi. Sebab, sudah jadi informasi umum inflasi akan membuat risiko ketidakpastian meningkat.
Oleh karena itu, investor konservatif tetap berpedoman pada kesesuaian profil risiko, tujuan, dan jangka waktu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.