Mengenal Istilah Bank Run, Ajakan Massal Menarik Uang dari Bank
19 February 2025 |
16:06 WIB
Genhype, belakangan ini istilah bank run kembali mencuat di tengah perbincangan publik. Bank run terjadi ketika banyak nasabah secara bersamaan menarik dana mereka dari suatu bank, yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan bank tersebut dan bahkan perekonomian secara lebih luas.
Fenomena ini menjadi relevan setelah munculnya ajakan menarik uang secara massal dari bank BUMN sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, khususnya terkait pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara).
Baca juga: Rawan Pengaruhi Kesehatan Finansial, Psikolog Ingatkan Tetap Bijak Gunakan Fitur Paylater
Ajakan ini pertama kali beredar melalui unggahan viral di media sosial, dengan beberapa warganet bahkan membandingkan BP Danantara dengan skandal keuangan 1MDB di Malaysia. Masyarakat diajak menarik dana mereka dari bank BUMN sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah.
Namun, aksi ini bukan sekadar bentuk protes. Jika dilakukan secara massal, dampaknya bisa sangat besar, tidak hanya bagi bank BUMN, tetapi juga terhadap stabilitas perekonomian nasional.
Dilansir dari Bisnis.com, BP Danantara adalah badan investasi strategis yang akan diluncurkan pemerintah pada 24 Februari 2025. Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis, termasuk pengelolaan dividen BUMN dan aset perusahaan pelat merah.
BP Danantara diproyeksikan mengelola dana hingga ratusan triliun rupiah dari berbagai sumber, termasuk dividen BUMN dan efisiensi anggaran. Namun, revisi UU BUMN yang dinilai dapat melemahkan pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memicu kekhawatiran publik. Inilah yang menjadi salah satu pemicu seruan penarik dana massal dari bank BUMN yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Namun, apakah Genhype tahu dampak serius dari aksi ini? Yuk, kita bahas lebih dalam.
Menurut Corporate Finance Institute, bank run terjadi ketika terlalu banyak nasabah menarik uang mereka secara bersamaan, melebihi likuiditas yang dimiliki bank. Dalam sistem perbankan, sebagian besar dana nasabah diinvestasikan dalam bentuk pinjaman atau aset lainnya, sehingga bank tidak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi permintaan penarikan besar-besaran.
Jika bank run terjadi, dampaknya bisa sangat serius. Bank yang sehat sekalipun dapat mengalami kesulitan likuiditas, yang pada akhirnya dapat memicu kebangkrutan. Dalam skenario terburuk, hal ini bisa menciptakan efek domino yang mengganggu stabilitas sistem perbankan nasional.
Bank BUMN memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai sektor ekonomi, mulai dari pembiayaan infrastruktur hingga pemberian kredit usaha rakyat (KUR) untuk UMKM. Jika bank-bank ini terganggu, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh nasabah, tetapi juga oleh sektor-sektor ekonomi yang bergantung pada pembiayaan dari bank tersebut.
Salah satu hal terpenting dalam sistem perbankan adalah kepercayaan. Ketika kepercayaan masyarakat terhadap bank terganggu, dampaknya bisa sangat sulit untuk diperbaiki. Bahkan setelah situasi kembali normal, bank mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan kepercayaan nasabah mereka.
Ajakan untuk menarik uang secara massal dari bank BUMN mungkin terlihat seperti bentuk protes yang sederhana. Namun, dampaknya bisa sangat besar dan merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, penting bagi Genhype untuk tetap kritis dan bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Fenomena ini menjadi relevan setelah munculnya ajakan menarik uang secara massal dari bank BUMN sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, khususnya terkait pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara).
Baca juga: Rawan Pengaruhi Kesehatan Finansial, Psikolog Ingatkan Tetap Bijak Gunakan Fitur Paylater
Ajakan ini pertama kali beredar melalui unggahan viral di media sosial, dengan beberapa warganet bahkan membandingkan BP Danantara dengan skandal keuangan 1MDB di Malaysia. Masyarakat diajak menarik dana mereka dari bank BUMN sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah.
Namun, aksi ini bukan sekadar bentuk protes. Jika dilakukan secara massal, dampaknya bisa sangat besar, tidak hanya bagi bank BUMN, tetapi juga terhadap stabilitas perekonomian nasional.
Dilansir dari Bisnis.com, BP Danantara adalah badan investasi strategis yang akan diluncurkan pemerintah pada 24 Februari 2025. Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis, termasuk pengelolaan dividen BUMN dan aset perusahaan pelat merah.
BP Danantara diproyeksikan mengelola dana hingga ratusan triliun rupiah dari berbagai sumber, termasuk dividen BUMN dan efisiensi anggaran. Namun, revisi UU BUMN yang dinilai dapat melemahkan pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memicu kekhawatiran publik. Inilah yang menjadi salah satu pemicu seruan penarik dana massal dari bank BUMN yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Namun, apakah Genhype tahu dampak serius dari aksi ini? Yuk, kita bahas lebih dalam.
Mengenal Bank Run dan Dampaknya bagi Perekonomian
Menurut Corporate Finance Institute, bank run terjadi ketika terlalu banyak nasabah menarik uang mereka secara bersamaan, melebihi likuiditas yang dimiliki bank. Dalam sistem perbankan, sebagian besar dana nasabah diinvestasikan dalam bentuk pinjaman atau aset lainnya, sehingga bank tidak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi permintaan penarikan besar-besaran.Jika bank run terjadi, dampaknya bisa sangat serius. Bank yang sehat sekalipun dapat mengalami kesulitan likuiditas, yang pada akhirnya dapat memicu kebangkrutan. Dalam skenario terburuk, hal ini bisa menciptakan efek domino yang mengganggu stabilitas sistem perbankan nasional.
Bank BUMN memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai sektor ekonomi, mulai dari pembiayaan infrastruktur hingga pemberian kredit usaha rakyat (KUR) untuk UMKM. Jika bank-bank ini terganggu, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh nasabah, tetapi juga oleh sektor-sektor ekonomi yang bergantung pada pembiayaan dari bank tersebut.
Salah satu hal terpenting dalam sistem perbankan adalah kepercayaan. Ketika kepercayaan masyarakat terhadap bank terganggu, dampaknya bisa sangat sulit untuk diperbaiki. Bahkan setelah situasi kembali normal, bank mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan kepercayaan nasabah mereka.
Ajakan untuk menarik uang secara massal dari bank BUMN mungkin terlihat seperti bentuk protes yang sederhana. Namun, dampaknya bisa sangat besar dan merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, penting bagi Genhype untuk tetap kritis dan bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.