Orang tua yang overparenting cenderung kurang memberikan ruang bagi anak untuk mencoba berbagai hal secara mandiri dan cenderung melindungi anaknya dari segala ketidaknyamanan (sumber gambar ilustrasi : pexels/ Ron Lach)

Kenali Tanda Orang Tua Mulai Overparenting

23 May 2022   |   14:55 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Segala sesuatu yang berlebihan kerap tidak baik, termasuk dalam merawat anak. Tidak jarang orang tua melakukan banyak pengawasan dan pembatasan terhadap anak untuk mencoba hal-hal baru. Kondisi tersebut dapat menurunkan kepercayaan diri sang anak untuk mengamati dan mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Naura Thifaldhia Chrissandi, Pendidik Rumah Main Cikal Bandung, menuturkan pembatasan dan pengawasan yang berlebihan sampai menyisipkan berbagai larangan dari orang tua merupakan tanda-tanda overparenting.

“Orang tua yang overparenting cenderung kurang memberikan ruang bagi anak untuk mencoba berbagai hal secara mandiri dan cenderung melindungi anaknya dari segala ketidaknyamanan,” katanya.

Dia juga menambahkan orang tua yang overparenting terhadap anak-anaknya cenderung memiliki sejumlah alasan seperti ingin memberikan yang terbaik bagi sanga anak, pengalaman masa lalu yang menjadi cerminan masa sekarang saat menjadi orang tua.

Orang tua yang ingin memberikan yang terbaik bagi anak dan tidak ingin anak terluka atau merasa sakit kerap lupa bahwa sang anak membutuhkan masa trial dan error dan eksplorasi secara mandiri untuk berkembang.

Orang tua tentu boleh menjaga dan mengarahkan anak-anak mereka. Namun, tidak baik jika dilakukan secara berlebihan. Berikut ciri-ciri overparenting yang harus dikenali oleh para orang tua dengan baik:


1. Pengawasan Anak Berlebihan

Ciri pertama orang tua mulai masuk zona overparenting adalah orang tua akan terus-menerus mengawasi anak agar tidak terluka atau merasa tidak nyaman. Orang tua melakukan pengawasan seperti ini lantaran merasa cemas yang berkelanjutan dan merasa tidak tenang apabila anak harus melakukan sesuatu secara mandiri.
 

2. Pengambilan Keputusan Dilakukan Sepihak oleh Orang Tua

Ciri kedua orang tua masuk dalam area overparenting adalah orang tua kerap mengambil keputusan untuk anak secara sepihak. Mereka yang melakukan hal itu berasalan sebagai upaya untuk memastikan anak tidak mengambil keputusan yang salah.

Pada kondisi tersebut, orang tua akan berasumsi mengetahui segalanya dan juga tahu pilihan terbaik bagi sang anak. Dengan asumsi itu, anak tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan eksplorasi dan/atau mengambil keputusan secara mandiri.
 

3. Terlalu Mengatur Anak untuk Segala Hal dalam Hidupnya

Orang tua yang memiliki rasa khawatir tentang minat dan bakat anak yang kurang sesuai menjadi permulaan rasa ingin orang tua terlibat dan mengatur seluruh aktivitas dan pengembangan diri sang anak.

Di poin ini, orang tua mengatur anak mengenai apa yang harus disukai dan tidak disukai oleh anak. Orang tua, di poin ini, cenderung overprotective dan overparenting terhadap sang anak. Kondisi ini dapat membuat anak tidak nyaman dan merasakan tekanan dalam tumbuh kembang dan kesehatan mentalnya.
 

4. Ketakutan Anak Mengalami Kegagalan dalam Proses Hidupnya

Orang tua dengan karakter overprotective dan cenderung melakukan overparenting akan selalu merasa ketakutan akan perjalanan anaknya sendiri. Padahal, memahami bahwa dalam hidup terdapat berbagai fase yang berjalan, termasuk bagi anak adalah pemahaman yang harus dimiliki orang tua.

Orang tua yang merasa takut dan cemas jika anak mengalami kegagalan akan terlalu cepat membantu anak ketika anak mengalami kegagalan.
 

5. Mengatur Cara Orang lain Memperlakukan Anak

Ciri orang tua overparenting adalah terlalu mengatur cara orang lain memperlakukan anak. Mereka yang mengatur cara orang lain memperlakukan anak tidak lepas dari rasa khawatir berlebihan yang dimiliki akan setiap fase kehidupan anak.

Terlalu banyak mengatur akan memantik banyak perdebatan saat terjadi interaksi sosial, baik di antara guru, tetangga, atau bahkan teman sepantaran anak-anak.

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Hipertensi Bisa Sebabkan Kerusakan Organ Tubuh, Stroke hingga Gagal Ginjal

BERIKUTNYA

Mengintip Isi Gedung Tugu Kunstkring Paleis Menteng, Tempat Prestisius Seniman pada Masa Lalu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: