Ternyata untuk Menikmati Kopi, Ada Banyak Proses yang Harus Dilewati
06 September 2022 |
19:32 WIB
Kopi menjadi salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia. Setidaknya hal itu terbukti dengan peningkatan jumlah konsumsi kopi yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Dilansir dari Internastional Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi Indonesia mencapai 5 juta kantong dengan ukuran 60 kilogram pada 2021. Jumlah tersebut naik sejumlah 4 persen dibandingkan dengan 2020.
Tak heran, jika banyak pebisnis yang mulai terjun ke dunia kopi dengan membuka coffee shop. Meski begitu, tak semua coffee shop memiliki pabrik kopi. Beberapa cafe yang menjual minuman kopi biasanya menggunakan jasa roastery untuk memenuhi stok kebutuhan kopi mereka. Roastery adalah bisnis yang bergerak di bidang penyangraian kopi.
Baca juga: 3 Jenis Proses Pengolahan Biji Kopi, Hasilkan Rasa yang Berbeda-Beda
Common Grounds menjadi salah satu coffee shop yang memiliki roastery mereka sendiri. Kali ini, Common Grounds mengajak Hypeabis.id untuk mengintip aktivitas di pabrik roastery mulai dari proses penimbangan biji kopi, proses roasting biji kopi, hingga proses pencampuran jenis biji kopi yang berbeda-beda. Yuk simak!
Sebelum melakukan roasting, biji kopi akan ditimbang sesuai dengan ketentuan gramasi masing-masing permintaan. Untuk coffee shop Common Grounds, biji kopi yang digunakan adalah biji kopi dari varietas Bali, Etiopia, dan Toraja, dengan dominasi varietas Toraja sebagai base kopinya.
Kopi varietas Toraja lebih menekankan taste yang bold dan terasa seimbang antara pahit dan manis, sementara kopi Bali cenderung menonjolkan rasa asam karena tingkat acidity-nya yang tinggi. Sementara itu kopi Euthopia cenderung menghadirkan taste yang light dengan tingkat acidity seimbang.
Salah satu roaster kopi di Common Grounds, Yessylia Violin menjelaskan tentang cara memanggang biji kopi menggunakan mesin. “Beans kopi dipanggang dengn cara diputar di dalam mesin, nanti akan ada turning point di mana suhu beans yang dingin akan menyeimbangkan dengan suhu mesin yang panas,” kata Yessylia.
Kemudian suhu panas mesin akan menyerap secara perlahan ke dalam biji kopi hingga mengembang dan mengeluarkan suara popping, seperti popcorn.
Roasting kopi dilakukan selama 5-10 menit bergantung pada jenis herbs biji kopi. Biji kopi terbilang matang apabila warna biji kopi sudah berubah, dari kuning menjadi coklat. Menurut Speciality Coffee Asosiation, untuk kopi varietas Toraja, tingkat kematangan biji kopi saat pemangangan baiknya itu 15 persen setelah cracking pertama.
Setelah melalui proses pemanggangan, biji kopi kemudian akan mengalami proses resting. Dalam proses resting ini, biji kopi yang sudah dipanggan akan didiamkan selama 1-2 hari sebelum di packing.
“Biasanya di mesin roasting itu ada cooling fan-nya, itu juga membantu kopi yang sudah dipanggang segera menyesuikan dengan suhu ruang. Tapi tidak boleh sebentar, kita butuh paling tidak satu atau dua hari untuk mendiamkan biji kopinya,” kata Yessylia.
Baca juga: 4 Tips Sederhana Membuat Kopi di Rumah ala Barista Profesional
Pendiaman biji kopi hingga dua hari bertujuan untuk membuat aroma dan rasa bagi biji kopi bisa menjadi lebih optimal. Selanjutnya, biji kopi akan diolah menjadi bubuk dengan mesin penggiling biji kopi.
Editor: Dika Irawan
Tak heran, jika banyak pebisnis yang mulai terjun ke dunia kopi dengan membuka coffee shop. Meski begitu, tak semua coffee shop memiliki pabrik kopi. Beberapa cafe yang menjual minuman kopi biasanya menggunakan jasa roastery untuk memenuhi stok kebutuhan kopi mereka. Roastery adalah bisnis yang bergerak di bidang penyangraian kopi.
Baca juga: 3 Jenis Proses Pengolahan Biji Kopi, Hasilkan Rasa yang Berbeda-Beda
Common Grounds menjadi salah satu coffee shop yang memiliki roastery mereka sendiri. Kali ini, Common Grounds mengajak Hypeabis.id untuk mengintip aktivitas di pabrik roastery mulai dari proses penimbangan biji kopi, proses roasting biji kopi, hingga proses pencampuran jenis biji kopi yang berbeda-beda. Yuk simak!
1. Penimbangan Biji Kopi
Penimbangan biji kopi di Common Grounds (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)
Kopi varietas Toraja lebih menekankan taste yang bold dan terasa seimbang antara pahit dan manis, sementara kopi Bali cenderung menonjolkan rasa asam karena tingkat acidity-nya yang tinggi. Sementara itu kopi Euthopia cenderung menghadirkan taste yang light dengan tingkat acidity seimbang.
2. Pemanggangan Biji Kopi
Biji kopi yang sudah di roasting (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)
Kemudian suhu panas mesin akan menyerap secara perlahan ke dalam biji kopi hingga mengembang dan mengeluarkan suara popping, seperti popcorn.
Roasting kopi dilakukan selama 5-10 menit bergantung pada jenis herbs biji kopi. Biji kopi terbilang matang apabila warna biji kopi sudah berubah, dari kuning menjadi coklat. Menurut Speciality Coffee Asosiation, untuk kopi varietas Toraja, tingkat kematangan biji kopi saat pemangangan baiknya itu 15 persen setelah cracking pertama.
3. Proses Resting
Kopi yang sudah di resting (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)
“Biasanya di mesin roasting itu ada cooling fan-nya, itu juga membantu kopi yang sudah dipanggang segera menyesuikan dengan suhu ruang. Tapi tidak boleh sebentar, kita butuh paling tidak satu atau dua hari untuk mendiamkan biji kopinya,” kata Yessylia.
Baca juga: 4 Tips Sederhana Membuat Kopi di Rumah ala Barista Profesional
Pendiaman biji kopi hingga dua hari bertujuan untuk membuat aroma dan rasa bagi biji kopi bisa menjadi lebih optimal. Selanjutnya, biji kopi akan diolah menjadi bubuk dengan mesin penggiling biji kopi.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.