Stres Pekerjaan Bikin Burnout? Ini 5 Cara Jitu Mengatasinya!
06 September 2022 |
18:16 WIB
Burnout adalah kondisi yang bisa dialami siapa saja. Burnout sendiri merupakan istrilah yang menggambarkan kondisi stres berat yang umumnya dipicu oleh pekerjaan. Genhype mesti hati-hati nih dengan burnout karena efeknya bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Burnout kerap dialami oleh mereka yang memaksakan diri terus bekerja tak kenal waktu. Kadang kala meski sudah bekerja keras, karyawan masih saja tetap tidak mendapat apresiasi dari atasan. Kombinasi hal itu dengan beban kerja yang berat dan pekerjaan monoton, membuat pekerja rawan stres dan burnout.
Namun, stres dan burnout sebenarnya adalah dua hal yang berbeda. Mengutip National Library of Medicine, para ahli memisahkan stres dan burnout karena punya definisi yang berbeda.
Baca juga: Bunda Wajib Tahu Gejala Parental Burnout & Cara Mengatasinya
Burnout merupakan kondisi yang dihasilkan dari rasa stres yang berkepanjangan. Adapun stres umumnya adalah hasil dari banyaknya tekanan. Kalau masih pada tahap stres, orang cenderung masih bisa membayangkan dirinya akan berhasil melewati semua tekanan yang ada.
Namun, kalau sudah merasa burnout, orang akan selalu merasa tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahannya. Mengalami rasa lelah secara emosional, merasa hampa, hingga merasa tidak ada artinya kemudian muncul beriringan.
Genhype mesti mulai waspada ketika mulai kehilangan semangat kerja. Sebab, semangat dan minat dalam bekerja adalah salah satu ciri burnout. Kalian yang sudah kehilangan semangat bekerja, tetapi tetap memaksakan diri tentu akan lebih menguras banyak energi.
Bukan hanya hilang semangat, ciri-ciri lainnya ialah saat sudah pada tahap membenci pekerjaan. Lantaran merasa stres dan frustrasi, orang jadi sulit berkonsentrasi serta menyelesaikan tanggung jawabnya. Kondisi ini bisa memicu seseorang membenci pekerjaan yang digelutinya selama ini.
Seseorang yang sudah terkena burnout juga kerap jadi mudah marah. Beban kerja dan stres yang menumpuk membuat semuanya berjalan tidak sesuai ekspektasi. Performa diri yang kian menurun setiap harinya membuatnya jadi lebih sensitif dan mudah marah.
Parahnya, kondisi ini juga bisa menyeret orang yang terkena burnout ke jurang yang lebih dalam. Sikap sinis terkadang muncul dan membuat mereka menarik diri dari lingkungan sosial. Orang yang terkena burnout pun pelan-pelan akan menjauhi rekan kerja dan kehidupan sosialnya karea menganggap semuanya sebagai beban hidup.
Selanjutnya, introspeksi diri sendiri. Mungkin saja ritme kerja kalian yang belum sama dengan ekspektasi atasan. Tak ada salahnya berkomunikasi dengan atasan dan meminta saran. Dengan mengajak bicara, kalian jadi lebih tahu soal aturan main dan cara menyelesaikan masalah.
Bila sedang burnout, tidak ada salahnya juga kok untuk curhat dengan orang lain yang dipercaya. Berbicara dengan orang lain bisa membantu merilis stres.
Skala prioritas juga bisa membuat kalian realistis dalam pekerjaan. Dengan demikian, kalian bisa mengurangi rasa cemas dan stres akibat ekspektasi yang terlalu tinggi. Tak ada salahnya juga sesekali memberikan apresiasi terhadap diri sendiri sehingga bisa lebih semangat menjalani rutinitas yang padat.
Jadi, sesekali perlu melakukan relaksasi. Bila perlu, buatlah jadwal rutin relaksasi untuk memberi jeda dari pekerjaan dan menghilangkan stres. Beberapa relaksasi yang bisa dilakukan adalah dengan yoga, taichi, atau meditasi.
Olahraga juga menjadi sarana untuk mengalihkan pikiran dari penatnya pekerjaan. Kalian bisa mencoba mengajak teman-teman atau keluarga agar olahraga dan menciptakan kegiatan yang seru.
Baca juga: Awas, Generasi Sandwich Rentan Burnout hingga Depresi
Memiliki pola tidur yang baik membuat suasana hati jadi menyenangkan. Hal itu bisa membantu dalam mengontrol emosi dan suasana hati saat bekerja. Selain itu, tidur juga menjaga fungsi otak sehingga bisa terus produktif, fokus, dan berkonsentrasi sepanjang hari.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Googlenews)
Editor: Fajar Sidik
Burnout kerap dialami oleh mereka yang memaksakan diri terus bekerja tak kenal waktu. Kadang kala meski sudah bekerja keras, karyawan masih saja tetap tidak mendapat apresiasi dari atasan. Kombinasi hal itu dengan beban kerja yang berat dan pekerjaan monoton, membuat pekerja rawan stres dan burnout.
Namun, stres dan burnout sebenarnya adalah dua hal yang berbeda. Mengutip National Library of Medicine, para ahli memisahkan stres dan burnout karena punya definisi yang berbeda.
Baca juga: Bunda Wajib Tahu Gejala Parental Burnout & Cara Mengatasinya
Burnout merupakan kondisi yang dihasilkan dari rasa stres yang berkepanjangan. Adapun stres umumnya adalah hasil dari banyaknya tekanan. Kalau masih pada tahap stres, orang cenderung masih bisa membayangkan dirinya akan berhasil melewati semua tekanan yang ada.
Namun, kalau sudah merasa burnout, orang akan selalu merasa tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahannya. Mengalami rasa lelah secara emosional, merasa hampa, hingga merasa tidak ada artinya kemudian muncul beriringan.
Ciri-ciri Burnout yang Patut Diwaspadai
Dikoyak-koyak beban pekerjaan memang menyebalkan. Namun, solusinya bukanlah menyerah dan menganggap semuanya gagal. Kondisi ini mungkin bisa sedikit punya sisi terang jika kita bisa mengetahui ciri-ciri awal seseorang yang terkena burnout.Genhype mesti mulai waspada ketika mulai kehilangan semangat kerja. Sebab, semangat dan minat dalam bekerja adalah salah satu ciri burnout. Kalian yang sudah kehilangan semangat bekerja, tetapi tetap memaksakan diri tentu akan lebih menguras banyak energi.
Bukan hanya hilang semangat, ciri-ciri lainnya ialah saat sudah pada tahap membenci pekerjaan. Lantaran merasa stres dan frustrasi, orang jadi sulit berkonsentrasi serta menyelesaikan tanggung jawabnya. Kondisi ini bisa memicu seseorang membenci pekerjaan yang digelutinya selama ini.
Seseorang yang sudah terkena burnout juga kerap jadi mudah marah. Beban kerja dan stres yang menumpuk membuat semuanya berjalan tidak sesuai ekspektasi. Performa diri yang kian menurun setiap harinya membuatnya jadi lebih sensitif dan mudah marah.
Parahnya, kondisi ini juga bisa menyeret orang yang terkena burnout ke jurang yang lebih dalam. Sikap sinis terkadang muncul dan membuat mereka menarik diri dari lingkungan sosial. Orang yang terkena burnout pun pelan-pelan akan menjauhi rekan kerja dan kehidupan sosialnya karea menganggap semuanya sebagai beban hidup.
5 Cara Mengatasi Burnout Syndrome
-
Cobalah Kendalikan Diri Sendiri
Selanjutnya, introspeksi diri sendiri. Mungkin saja ritme kerja kalian yang belum sama dengan ekspektasi atasan. Tak ada salahnya berkomunikasi dengan atasan dan meminta saran. Dengan mengajak bicara, kalian jadi lebih tahu soal aturan main dan cara menyelesaikan masalah.
Bila sedang burnout, tidak ada salahnya juga kok untuk curhat dengan orang lain yang dipercaya. Berbicara dengan orang lain bisa membantu merilis stres.
-
Membuat Prioritas.
Skala prioritas juga bisa membuat kalian realistis dalam pekerjaan. Dengan demikian, kalian bisa mengurangi rasa cemas dan stres akibat ekspektasi yang terlalu tinggi. Tak ada salahnya juga sesekali memberikan apresiasi terhadap diri sendiri sehingga bisa lebih semangat menjalani rutinitas yang padat.
-
Punya Jadwal Relaksasi.
Jadi, sesekali perlu melakukan relaksasi. Bila perlu, buatlah jadwal rutin relaksasi untuk memberi jeda dari pekerjaan dan menghilangkan stres. Beberapa relaksasi yang bisa dilakukan adalah dengan yoga, taichi, atau meditasi.
-
Rutin Berolahraga.
Olahraga juga menjadi sarana untuk mengalihkan pikiran dari penatnya pekerjaan. Kalian bisa mencoba mengajak teman-teman atau keluarga agar olahraga dan menciptakan kegiatan yang seru.
-
Pola Tidur yang Baik
Baca juga: Awas, Generasi Sandwich Rentan Burnout hingga Depresi
Memiliki pola tidur yang baik membuat suasana hati jadi menyenangkan. Hal itu bisa membantu dalam mengontrol emosi dan suasana hati saat bekerja. Selain itu, tidur juga menjaga fungsi otak sehingga bisa terus produktif, fokus, dan berkonsentrasi sepanjang hari.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Googlenews)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.