Ilustrasi konser musik mulai menggeliat di Indonesia (Sumber gambar: instagram.com/synchronizefest)

Melihat Suburnya Konser Musik dan Ekonomi Kreatif di Tengah Ancaman Inflasi

04 September 2022   |   15:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Festival musik Tanah Air dan ekonomi kreatif mulai bangkit dan bergairah kembali seusai dua tahun mereka mati suri akibat pandemi. Sejumlah konser mini maupun berskala festival seolah kembali menemukan nyawanya pada tahun ini. Empat bulan menjelang akhir 2022, berbagai event musik bahkan menggeliat lebih kuat.

Pada September ini saja setidaknya ada tujuh konser yang siap digelar, termasuk konser musisi legendaris Dewa 19 dan NOAH. Sementara itu, lima sisanya adalah festival musik yang berisi puluhan musisi dalam satu panggung.

Pada awal bulan, pencinta musik akan dimanjakan dengan festival Pekan Gembira Ria (2-4 September 2022), Social Chic (2-4 September), Tau Tau Festival (10-11 September) , Pesta Pora (23-25 September), dan We The Fest (23-25 September).

Baca jugaPanggung Hiburan Bergeliat, Ini 7 Festival Musik Berskala Internasional di Indonesia

Sejalan dengan menggeliatnya panggung musik luring di Indonesia, antusiasme penonton juga mulai tumbuh. Hal itu terlihat dari padatnya jumlah pengunjung dan ludesnya tiket yang terjual pada setiap gelaran konser maupun festival.

Namun, di tengah mulai suburnya panggung musik Tanah Air, badai berupa kenaikan harga BBM dan ancaman inflasi yang diprediksi mencapai lebih dari empat persen mulai menghantui. Efeknya tak main-main karena inflasi bisa memengaruhi daya beli masyarakat, termasuk ke dalam unsur hiburan seperti musik.
 

Prediksi Ahli Ekonomi

Meskipun demikian, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan isu inflasi dan kenaikan BBM tidak akan membuat geliat panggung musik yang mulai bangkit surut kembali. Dia sendiri berpendapat setidaknya ada tiga faktor alasan yang mendasari argumennya.

Pertama, masyarakat Indonesia masih punya euforia menonton konser musik secara luring. Saat ini pembatasan sosial akibat pandemi bisa dibilang mulai berkurang, jumlah orang yang divaksinasi dan telah di-booster juga telah meningkat.

“Hal itu makin meningkatkan kepercayaan diri masyrakat untuk menonton konser secara langsung dan membayar kerinduan setelah dua tahun tidak melakukannya akibat pandemi,” ujar Bhima kepada Hypeabis.id, Minggu (4/9).

Kedua, geliat konser akan makin subur karena didorong perilaku kelas menengah atas. Jadi, dampak pandemi menurut Bhima lebih dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah.

Adapun kelas menengah atas masih belum terdampak sehingga bisa menikmati konser musik. Bhima tak menampik adanya isu inflasi kemungkinan membuat harga menikmati konser mengalami penyesuaian, dari biaya transportasi dari rumah ke tempat konser, tiket, dan sebagainya.

“Namun, leisure dan hiburan ini memang sudah jadi kebutuhan untuk kelas menengah atas. Jadi, tidak akan terlalu berdampak dari adanya kenaikan BBM atau biaya hidup. Karena segmentasinya (konser, Red) menengah atas,” imbuhnya.

Ketiga, Indonesia mulai memasuki tahun-tahun pemilu yang membuat acara-acara bertajuk pengumpulan massa makin masif terjadi. Bhima menuturkan konser musik tidak hanya aliran jazz atau pop, tetapi konser yang perputaran uangnya cukup besar juga ialah konser dangdut di event pemilu atau partai. Geliat konser-konser partai diprediksi akan mewarnai Indonesia ke depan.
 

Promotor Festival Musik Masih Percaya Diri

Besarnya pencinta musik dan industri kreatif di Indonesia membuat sejumlah promotor festival panggung masih percaya diri. Isu inflasi dan kenaikan BBM dinilai belum akan berpengaruh signifikan pada antusiasme pencinta musik yang kini tumbuh luar biasa, terutama setelah mereka dua tahun puasa terhadap gemerlapnya panggung hiburan.

Baca juga6 Konser dengan Penonton Terbanyak di Dunia, Ada yang Setara Jumlah Penduduk Kota Depok & Bekasi

Director of Communication Synchronize Festival Aldila Karina mengungkapkan industri musik Tanah Air memang punya pangsa pasar yang besar. Bisa dibilang mereka selama dua tahun terbelenggu akibat pandemi yang membuat semuanya serba terbatas. Namun, saat keran keterbatasan mulai diperlonggar, perlahan-lahan mereka membalas kehausan tersebut dengan melihat berbagai pertunjukan musik.
1
2


SEBELUMNYA

4 Ide Desain Kamar Anak Kos, dari Konsep Warna sampai Interior

BERIKUTNYA

Twitter Uji Coba Fitur Edit Tweet, Berapa Harganya?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: